0

Drabble – When I Was Your Man (Kim Jonghyun)

Title : When I Was Your Man

Author : Viviya KIM

Cast : Kim Jonghyun & Cho Jiyon (YOU)

Genre : Angst

 

 

Foreword : haiiii… deg degan rasanya, udah lama banget ga mampir di sini. Hampir 3 tahun ini WP terbengkalai, sampe banyak sarang laba-labanya XD (?). tapi hari ini aku sempetin sebentar luncurin drabble. Sebenernya ini aku buat sebelum ‘dia’ pergi, jadi yaaaa semoga ada yang kesasar aja buat baca hehehe.. jangan lupa RCL ❤

.

.

.

.

.

.

 

 

 

Same bad

But it feels just a little bit bigger now…

 

ku baringkan tubuhku di ranjang berbalut bad cover berwarna biru kesukaanmu, aku ingat kau selalu suka semua benda lucu berwarna biru. Kau bilang warna biru membawa ketenangan seperti kehadiranku di sisimu, aku tidak mengerti akan hal itu. Kenapa? Kenapa aku tidak merasakan hal yang sama denganmu saat itu…

 

“langitnya sangat indah, beruntung sekali hari ini kita bisa keluar bersama. Oh iya, aku sudah mencatat semua barang yang eomma perlukan untuk pertunangan kita. Emm… kita harus memulai membeli yang mana? Nanti bolehkah aku memilih yang berwarna biru”

 

“jiyon-ah, semua terserah padamu. tapi bisakah hari ini kau membeli semua barang itu sendiri? Kau bisa naik taksi kan”

 

“tapi oppa…”

 

“ada pekerjaan yang harus aku selesaikan segera, ku harap kau mengerti.”

 

Aku masih ingat jelas wajah sedihmu saat aku memberhentikan mobil yang ku kendarai ke tepian jalan. Kau pun turun tanpa mengucapkan kata-kata lagi. Saat itu aku benar-benar tidak memikirkan perasaanmu. Aku pun berbohong akan perkataanku saat itu, tidak ada pekerjaan yang harus ku selesaikan. Hanya seseorang yang membuatku buta dan menyakitimu saat itu.

 

 

Our song on the radio

But it don’t sound the same…..

 

Dulu sebelum semuanya berubah, kita bahkan selalu bersama-sama. Kita juga memiliki lagu kesukaan yang sama, Kau bilang itu adalah lagu milik kita. Setiap lagu itu terdengar melalui radio kita selalu menyanyikannya bersama. Tapi semua itu hanya dulu, sebelum semuanya berubah karna kebodohannku.

 

 

“ah lagu ini, kau masih mengingatnya oppa? Ini lagu kita kan. Sudah lama sekali kita tidak menyanyikannya bersama”

 

“jangan terlalu kekanakan, hanya karna mendengar lagu seperti ini saja kau bisa seheboh itu. Kau mau membuatku malu di toko buku ini? Cepat pilih buku yang ingin kau beli. Aku tidak punya banyak waktu,dan lain kali tidak usah meminta eomma untuk memintaku mengantarmu”

 

Aku jahat. Aku tau itu. Dan saat itu aku tidak perduli akan hal itu, semuanya tertutup karna perkataan seseorang yang membuatku buta akan hal itu. Dan lagi, aku menyakitimu.

 

When our friends talk about you

All it does is just tear me down

Cause my heart breaks a little…

 

Kemarin saat aku bertemu dengan teman-teman kita, mereka membicarakanmu. Kau tau? Saat itu aku merasa sangat sakit tepat di hatiku. Rasa itu semakin sakit saat mereka menceritakan semua tentang kehidupanmu saat ini dengannya.

 

Mereka bahkan menertawakanku karna kebodohanku telah menyianyiakanmu. Aku sadar, aku memang terlalu bodoh, aku sangat egois, sombong dan sangat jahat. Kau yang dulu selalu bersamaku walaupun aku selalu menyakitimu kini sudah bersama dengan orang lain.

 

Kau pergi meninggalkanmu, saat aku sadar akan semua kebodohan ini. Dan aku menyesal.

 

Sejak kecil kita selalu bersama, kita adalah sahabat. Sampai kedua orang tua kita menjodohkan kita. Dan dulu aku selalu tidak memperdulikan kekuranganmu. Sampai seorang yeoja lain membuatku buta akan semuanya. Aku merasa menjadi namja yang sempurna,dan terlebih bisnis restoranku berhasil. Aku melupakanmu dan semuanya pun mulai berubah.

 

Tepat dihari pertunangan yang telah kedua orang tua kita persetujui, kau pergi meninggalkanku. Dengan kedua mata berlinang air mata kau berkata untuk membatalkan semuanya. Kau bahkan tidak menatapku sedikitpun saat itu, apa kau sangat membenciku?   Aku sadar bahwa aku patut untuk di benci oleh yeoja sebaik dirimu. Dan aku tidak bisa berkata apa-apa.

 

To young, to dumb, to realize

That I should have bought you flowers and held your hand

Should have given all my hours when I had the chance…

 

Apakah sekarang aku boleh menggenggam tanganmu? Aku ingin kau kembali denganku. Tapi aku sadar semuanya sudah terlambat.

 

Andai saja waktu bisa terulang kembali, aku akan berjanji pada diriku sendiri untuk selalu menjagamu. Membahagiakanmu, memberikan semua waktu luang yang ku punya untukmu, dan aku akan selalu menggenggam tanganmu.

 

tapi semuanya telah terjadi, semua sudah terlambat. Dan penyesalanlah yang dapat aku rasakan saat ini. Fisikmu memang tidak sempurna, kau memiliki kelainan di kakimu sehingga kau tidak bisa berjalan normal seperti lainnya. Dulu kau selalu malu karna jalan terpincang-pincang di sampingku,dan aku tidak mempermasalahkan akan hal itu. Tapi dengan kebodohanku, aku bahkan pernah membentakmu karna selalu mengikutiku.

 

Although it hurts

I’ll be the first to say that I was wrong

Oh, I know I’m probably much too late

To try and apologize for my mistakes…

 

Kini semua penyesalan itu bahkan selalu menghantuiku setiap aku memejamkan mata, aku sadar ini adalah hukuman dari tuhan karna telah menyakiti yeoja kuat sebaik dirimu. Sesakit apapun kini aku akui semuanya adalah salahku.

 

Tuhan mungkin benar-benar menyayangimu, kini walau dari kejauhan bahkan aku bisa melihat senyummu lagi di wajah cantik itu . walaupun senyum itu tidak untukku. Senyum itu sekarang hanya kau tunjukkan untuknya yang telah menggenggam tanganmu.

 

Dan aku, apa yang aku dapatkan? Semuanya hancur karna kebodohan yang telah aku lakukan. Bahkan aku sakit, tuhan memberiku sakit yang teramat sakit. Hingga beliau tidak mengijinkanku untuk melihatmu lagi. Inilah hukuman untukku.

 

I just want you to know

I hope he buys you flowers,

I hope he holds your hands

Give you all his hours when he has the chance

Do all the things I should have done

When I was your man…

 

Sekarang aku hanya dapat berdoa yang terbaik untuk kebahagiaanmu. Ku harap dia bisa membahagiakanmu selamanya, menjagamu seumur hidupnya, dan tidak menyakitimu seperti yang telah ku lakukan padamu.

 

Maaf. Ku mohon maafkan aku..

 

Kau adalah sahabat dan cinta pertamaku. Ku harap kau memaafkan atas semua kebodohanku. Aku sangat menyesal, dari hati yang paling dalam aku sangat menyesal. Dan ada sebuah kalimat yang ingin sekali ku katakan langsung padamu, kau harus tau bahwa aku mencintaimu. Kim jonghyun sangat mencintaimu cho jiyon.

 

Dan satu doa lagi yang ku ucapkan, ku harap di kehidupan yang akan datang. Tuhan mengijinkanku untuk hidup denganmu. Jika saat itu tiba aku berjanji akan memperbaiki semuanya dan tidak akan menyakitimu. Sahabat dan cinta pertamaku.

 

 

 

END

 

3

FF – Loving KEY (JinBoon) ~part 10~ END

Title : Loving KEY (JinBoon) ~part 10~ END

Author : Viviya

Cast : Kim Gweboon / Key, Lee Jinki, Son Dongwoon, Kim Jonghyun, Lee Taemin, Choi Minho

Genre : Romance, manis-manis nagih (?)

 

 

Foreword : siiippp part endingnya muncul jugaaaa.. akhirnya, yuk.. mari-mari langsung dicicipi.. monggo ^^

 

.

.

.

.

.

Pada hari itu juga jinki langsung dioprasi. Sementara itu gweboon tidak henti-hentinya menangis diluar ruang oprasi. Kedua orangtuanya dan taeyon serta minho sampai kewalahan untuk menenangkannya.

“aku yakin dia akan baik-baik saja eonni” kata taeyon berusaha untuk menenangkan gweboon sambil memeluknya.

“tapi aku takut kehilangan dia..” jawab gweboon disela tangisnya

“kau jangan berfikir seperti itu, sebaiknya sekarang kita berdoa agar dia selamat” minho menepuk pelan pundak sahabatnya itu.

Tangisan gweboon baru berhenti ketika dokter keluar dari ruang oprasi.

“kami sudah berhasil mengeluarkan pelurunya dan menghentikan pendarahannya. Tapi keadaan pasien masih buruk sekali. Dia harus mendapatkan perawatan intensif pasca bedah” kata dokter ketika gweboon bertanya.

“tapi dia masih bisa selamat kan, dok?” Tanya tuan kim

“peluru itu menembus punggungnya dan mengakibatkan dia pendarahan dan kekurangan darah. Kami akan berusaha sebaik mungkin agar dia cepat pulih”

“tolong lakukan yang terbaik untuknya” kata gweboon sambil kembali menangis . dalam hatinya, yeoja itu selalu berkata ‘kumohon.. jangan ambil dia tuhan..’

“bolehkah aku melihat keadaannya?” gweboon memandang dokter itu dengan tatapan memohon

“boleh saja, tapi hanya satu orang. Karna dia belum sadarkan diri dan harus selalu dipantau”

Gweboon pun melangkahkan kakinya masuk mengikuti dokter. Air matanya berlinang ketika melihat betapa pucatnya wajah jinki yang berbaring lemah tidak sadarkan diri. Dan selama empat hari yeoja itu selalu mendampingi jinki melewati masa kritisnya. Dia tidak beranjak sedikit pun dari sisi jinki. Padahal masih ada kedua orang tuanya juga taeyon dan minho serta jonghyun yang menjaga jinki dan menyuruh gwe agar istirahat namun tetap saja yeoja itu tidak bergeming.

Gweboon sedang tertidur berbantalkan lengannya di pinggir tempat tidur jinki ketika namja bermata bulan sabit itu memperoleh kesadarannya kembali. Dia langsung terbangun ketika tangan jinki menyentuh lembut rambutnya.

“hai..” bisik jinki dengan senyum lemah melihat gweboon yang terkejut.

“oppa, kau sudah sadar.. apa kau baik-baik saja?! Aku akan panggilkan dokter” gweboon akan beranjak dari duduknya sebelum tangan jinki menghentikannya.

“aku baik-baik saja, key. Bagaimana denganmu? Kau tidak terlukakan” ujar jinki lemah dan gweboon pun kembali duduk di tempat semula.

Gweboon menggelengkan kepalanya dan dia menggenggam tangan jinki lalu mengecupnya. Tangis kebahagiaan muncul di wajah yeoja cantik itu. Dia benar-benar bersyukur jinki sudah sadarkan diri. Tuhan mengabulkan doanya.

“berkat kau aku kembali selamat, oppa. Jadi kumohon, jangan tinggalkan aku” sebuah senyuman tersungging manis diwajahnya dan jinki hanya dapat menangguk lemah.

.

.

.

.

.

Janji itu kembaki di ingkari oleh jinki, seminggu kemudian ketika gweboon kembali ke rumah sakit setelah memenuhi panggilan polisi yang memproses kasus dongwoon., dia menemukan kamar tempat jinki dirawat sudah kosong.

“jinki oppa!!” panggilnya sambilmemeriksa toilet kamar mandi.

Pintu kamar itu terbuka dan gweboon segera menoleh, namun dia kembali kecewa begitu melihat siapa yang sedang berdiri disana. Appanya.

“ appa, dimana jinki oppa?” Tanya gweboon panic

“apa? Tadi dia masih disini ketika appa tinggal ke bagian administrasi untuk mengurus biaya perawatan” sahut sang appa dengan binggung.

Perasaan takut itu kembali muncul, tidak mungkin jinki meninggalkannya lagi. Bukankah dia sudah berjanji tidak akan pergi dari kehidupan yeoja cantik itu. Namun, semua yang ditakutinya benar terjadi ketika sang appa menemukan sepucuk surat di atas bantal.

‘Key , oh tidak… sekarang kau adalah kim Gweboon. Aku benar-benar meminta maaf padamu karna aku rasa aku tidak bisa menepati janjiku. Mungkin ini keputusan yang terbaik, kau akan lebih bahagia jika tetap bersama keluargamu. Bukannya aku tidak mencintaimu, kau tau? Aku sangat mencintaimu lebih dari yang kau tau. Tapi ku rasa kau pasti akan mendapatkan yang terbaik dari pada aku. Berbahagialah, karna aku selalu mendoakan yang terbaik untuk kehidupanmu.’

Jinki

Gwboon menangis tersedu-sedu ketika membaca surat bertuliskan tanga jinki. Melihat putrid semata wayangnya menangis sang appa pun langsung memeluknya untuk menenangkan.

“kenapa dia selalu mengatakan bahwa aku tidak akan bahgia jika bersamanya, appa” Tanya gweboon sedih

“apa kau benar-benar mencintainya, sayang” Tanya sang appa lembut dan mendapatkan anggukan kepala sebagai jawaban.

“kau yakin?!” Tanyanya lagi untuk meyakinkan. Dia ingin tau apakah puteinya ini bersungguh-sungguh mencintai jinki dari lubuk hatinya yang paling dalam atau hanya karna rasa hutang budi karna jinkin selalu menyelamatkan hidupnya.

“aku mencincintainya, aku sungguh-sungguh mencintainya. Apa appa keberatan jika aku mencintainya” Tanya gweboon pada sang appa. Mendengar hal itu sang appa hanya menggelengkan kepala.

“ kau adalah putri kesayangan appa. Apapun akan appa lakukan agar kau bahagia, sayang. Jika kau benar-benar memilih jinki, appa akan selalu mendukung pilihanmu. Lagi pula, appa rasa dia namja yang baik dan lagi dia mencintaimu dengan tulus” jawab sang appa.

“jadi appa merestuiku dengan jinki oppa?”

“tentu, terlebih dia sudah mengubah putri cantik appa menjadi lebih manis seperti ini”

“terima kasih appa”gweboon memeluk erat tubuh sang appa.

“tapi gwe,apa kau tau? Sedari awal appa merasa seperti tidak asing dengan jinki. Seperti pernah melihatnya, tapi appa lupa”

“mungkin appa pernah mengunjungi restoran tempatnya berkerja” jawab gweboon

“entahlah”

.

.

.

.

.

Jinki melangkah lesu menuju rumahnya. Hari ini adalah hari pertama dirinya berkerja kembali. Jinki sempat mendapat peringatan keras dari atasannya karna menghilang beberapa hari dari pekerjaannya. Tadinya namja itu hampir kehilangan pekerjaannya kalau jonghyun tidak memberi tau bahwa dirinya baru saja pulih dari kecelakaan.

Begitu tiba didepan pintu rumahnya, perasaan sepi langsung dirasakan oleh namja bermata sipit itu. Melihat rumahnya itu saja selalu mengingatkannya akan kehadiran sosok yeoja yang dicintainya. Bayangan key yang selalu menunggunya saat pulang dari bekerja seketika melintas di benaknya. Semua sudut rumahnya selalu mengingatkannya pada key. Jinki benar-benar rindu akan kehadiran key dirumahnya. Bahkan semalam jinki memutuskan untuk tidur dikamar belakang (kamar key) namun pada akhirnya tetap saja dia tidak dapat memejamkan kedua matanya untuk terlelap karna bayangan wajah key selalu hadir di ingatannya.

“sepertinya aku harus pindah dari rumah ini, sebelum aku menjadi gila”desah jinki dalam hati.

Dia lalu mengeluarkan kunci dari dalam saku celananya dan membuka pintu rumahnya . dengan langkah gontai jinki memasuki rumahnya. Berusaha untuk melakukan semua aktifitas seperti sedia kala sebelum key muncul dalam kehidupannya. Namja itu baru saja selesai mandi dan akan menyiapkan makan malam ketika mendengar pintu rumahnya diketuk. Dan dia langsung menbelalakan mata bulan sabitnya begitu melihat siapa yang sedang berdiri dihadapannya.

“gweboon…”

Tangan jinki hampir saja ingin terulur merengkuh tubuh yeoja yang sangat dirindukannya. Tapi di detik terakhir dia sadar dengan semua keputusannya dan berniat untuk menutup pintu. Dengan segera gweboon melangkah masuk kedalam rumah jinki tanpa memperdulikan tatapan namja itu.

“mau apa kau kemari?” Tanya jinki datar

“siapa yang menyuruhmu meninggalkan rumah sakit?” gweboon berbalik bertanya dan menatap jinki dengan pandangan marah. Namja itu tidak menjawab, dia hanya menutup pintu rumahnya kembali.

“bukankah kau sudah berjanji tidak akan meninggalkanku, lalu kenapa kau meninggalkanku lagi!!!!!”sambung gweboon.

“bukankah aku sudah memberitaumu melalui surat yang telah ku tinggalkan. Apa kau tidak membac….”

“aku tidah butuh surat itu!! Aku hanya butuh penjelasan langsung darimu” potong gweboon cepat dan jinki terdiam.

“kenapa kau selalu mengatakan bahwa kau tidak pantas untukku, dan aku tidak akan bahagian denganmu?! Dari mana kau tau semua itu oppa” Tanya gweboon sedih

“mengapa kau tidak mengerti juga, gwe. Ingatanmu sudah kembali, perlahan kau pasti akan kembali ke kehidupanmu yang sudah kau jalani sejak dulu” gweboon menatap jinki dengan air mata yang mulai mengalir di kedua pipinya.

“aku tidak akan melakukan hal itu. Apa kau lupa, sudah berbulan-bulan aku tinggal denganmu dan aku bahagia akan hal itu”

“itu karna kau amnesia, sekarang lebih baik kita jalani kehidupan kita masing-masing”

“tidak!! Kehidupanku adalah bersamamu. Tempatku adalah disampingmu aku tidak akan pergi kemanapun”

“berhentilah mengatakan semua hal yang seakan kau melakukan semua itu gwe!! Lihat sekarang. Bajumu, perhiasan itu, sepatu mahalmu. kau akan mendapatkan namja yang kaya bukan sepertiku” ujar jinki dengan sedikit nada menyindir.

“Aku tidak memerlukan namja kaya seperti ucapanmu. Bagaimana pun kau, aku akan selalu menerimamu”

“hentikan gwe….”

“AKU BUKAN JUNGAH!!!! Aku tidak seperti yeoja itu, mengapa kau seperti menuduhku layaknya dia oppa!!!” ucap gweboon marah

“kau takut aku meninggalkanmu setelah semua ingatanku kembali kan. Kalau begitu biarkan aku amnesia lagi saja, dengan begitu kau akan selalu mencintaiku dan menjagaku seperti dulu” dan tanpa di duga gweboon membenturkan kepalanya ke dinding. melihat hal itu jinki langsung menarik gweboon dalam pelukannya.

“jangan bertindak bodoh!! Bagaimana jika kali ini kau gegar otak!!” jinki menusap pelan kepala gweboon dengan lembut sedangkan yeoja itu sendiri menangis di pelukan jinki.

“biarkan, aku tidak mau menjadi gweboon lagi… aku ingin menjadi KEY”

Jinki mendekap eret tubuh gweboon di pelukannya. Hatinya sakit sekali melihat yeoja itu menangis hanya karna ketakutan yang dirasakannya. Dengan mendengar semua perkataan gweboon, kali ini jinki sadar bahwa yeoja ini tidak akan pernah meninggalkannya. Gweboon memang berbeda, sedari awal jinki tidak pernah menyamainya dengan jungah. Karna jinki yakin bahwa gweboonlah masa depannya.

“jangan menangis… kumohon, maaf atas kebodohanku” bisik jinki lembut.

“oppa benar-benar berjanji tidak akan meninggalkanku kali ini?!” Tanya gweboon di sela-sela isaknya

“aku janji, sayang…” kata jinki sungguh-sungguh dan dihapus air mata gweboon dengan ujung jarinya saat yeoja itu menatapnya dengan tersenyum.

“jangan ingkar lagi, dasar kelinci nakal” ucap gweboon sambil mencubit pelan hidung jinki. Namja itu pun hanya bisa tertawa mendengar gweboon memanggilnya dengan sebutan ‘kelinci nakal’. Dan sedetik kemudian secara perlahan jinki mengecup lembut bibir cerry milik gweboon.

.

.

.

.

.

Setelah perdebatan malam itu mereka pun hidup seperti biasanya. Oh tidak dengan gweboon yang harus pulang ketika menjelang malam datang karna jinki tidak mengijinkannya untuk tinggal bersamanya. Gweboon hanya datang ketika mata kuliahnya sudah habis atau libur. Yeoja itu tetap sesekali membuatkan jinki sarapan dan membantu membersihkan rumah jinki. Jung ahjuma dan para tetangga jinki pun sudah mereka beri tau tentang semua kebenaran tentang gweboon dan syukurlah mereka dapat memahaminya dan menerima kehadiran gweboon sama seperti Key.

Sementara itu, minho dan taeyon sudah kembali ke jepang dua hari yang lalu. Ya itu karna kedua orang tua taeyon memaksa mereka untuk kembali, kalau tidak? Bagaimana dengan kuliah taeyon yang terbengkalai disana, yeoja itu sudah cuti beberapa bulan karna mencari keberadaan gweboon. Awalnya dia memang tidak mau kembali, tapi kau tau? dia sepertinya mulai termakan dengan rayuan-rayuan manis yang diberikan oleh minho.

“oppa kau dimana? Kau sudah makan? Sebentar lagi aku akan sampai disana. Tidak, aku diantar appa. Bukan begitu umma dan appa kebetulan ingin keluar jadi sekalian saja aku ikut bersama mereka dan turun dirumahmu” ucap gweboon pada sambungan telpon yang terhubung pada jinki.

Hari ini adalah hari minggu, hari libur yang di tunggu oleh gweboon. Seperti biasa hari ini dia akan pergi kerumah jinki, kedua orang tuanya hanya dapat tersenyum melihat kelakuan gweboon yang banyak perubahan setelah bertemu dengan jinki. Mereka sangat bersyukur akan semua yang sudah mereka lalui. Melihat tawa dan senyum putrid cantik meereka adalah kebahagiaan yang tidak bisa di beli dengan apapun. Dan itu semua juga berkat jinki. Ya Lee jinki.

“umma sangat bangga padamu, kau bahkan bangun pagi-pagi untuk memasak masakan kesukaan jinki” kata ummanya ketika sambungan telepon jinki dan gweboon terputus.

“tentu saja, hari ini kita juga sarapan masakan putri kita. Ternyata kehadiran jinki telah mengubah banyak sifat-sifatmu” kata sang appa kali ini

“aku sangat setuju, jika dimasa depan nanti jinki akan jadi menantuku. Dia baik, bertanggung jawab dan terlebih dia juga tampan. Iya kan gwe sayang” mendengar perkataan sang umma gwe hanya bisa tersenyum.

“ummaaa.. kalian tau kan, jinki oppa menyuruhku untuk tetap focus pada kuliahku. dan kurasa itu benar”

“sayang, umma bilang kan dimasa depan. bukan sekarang…” jawab sang umma dengan nada sedikit menggoda. Sedangkan sang appa hanya tertawa melihat dua yeoja yang selalu dicintainya.

Di sisi lain jinki sedang berada dirumahnya, namja itu sedang bersiap untuk pergi bersama kekasihnya sesuai janji yang telah mereka sepakati beberapa hari yang lalu. Jinki masih melihat tampilannya di depan cermin ketika mendengar pintu rumahnya diketuk.

“eoh? Cepat sekali” gumam jinki yang mengira bahwa itu adalah gweboon. Namja itu pun beranjak pergi untuk membuka pintu rumahnya. Namun betapa terkejutnya dia ketika melihat seorang namja yang sangat ia hormati ada dihadapannya. Namja yang sudah lama tidak ditemuinya.

“a…appa…” panggil jinki pelan. Terlihat sekali kegugupan diwajah jinki ketika appanya menatap kearahnya.

“apa kau tidak mau mengijinkanku masuk?” Tanya sang appa setelah beberapa menit terdiam. Mendengar hal itu pun jinki akhirnya mempersilahkan appanya untuk masuk. Sedikit terasa canggung jinki rasakan ketika ia membuatkan minuman dan duduk berdua dengan appanya. Hey ini wajar, kalian tau kan bahwa mereka sudah lama tidak saling bertemu terlebih hubungan mereka yang kurang baik.

“bagaimana kabarmu?” ucap sang appa pada akhirnya.

“baik, bagaimana dengan appa?” tanyanya balik

“aku juga baik. Tapi ummamu sedang sakit sekarang” dan mendengar itu jinki merasa terkejut, ada apa dengan ummanya bukankah beberapa waktu yang lalu saat mereka terakhir bertemu beliau baik-baik saja.

“umma? Ada apa dengan umma?”

“kau tau, akhir-akhir ini dia sering sekali sakit. Dan dia selalu menyebut namamu” kata sang appa

“tapi apa yang bisa dia lakukan? Dia hanya bisa memandangi fotomu. Dan hari ini aku memutuskan untuk menemuimu agar kau ikut denganku menemuinya”

“swiss?”

“tidak jinki, sudah beberapa hari ini kami kembali kerumah kita” jinki sedikit menunjukan senyum diwajahnya ketika sang appa mengucapkan kalimat rumah kita. Sudah lama sepertinya jinki tidak menginjakan kakinya kerumah itu.

“ku harap kau tidak memikirkan ke egoisan mu untuk kali ini. Mau sampai kapan kau pergi dari rumah itu. Apa kau menungguku tidak berdaya baru kau mau menemui appamu ini?”

“tidak!! Bukan seperti itu appa . aku hanya ingin membuktikan padamu kesuksesanku kelak. Tapi bukan sekarang” ucap jinki meyakinkan

“lalu? Berapa lama lagi? Cukup dengan kebodohan appa yang telah membiarkamu pergi dulu. Appa ingin kau kembali, kita bangun keluarga kita kembali” ucap sang appa dengan memandang jinki lemah. Jinki sendiri tau ada tatapan kerinduan dari kedua mata appanya.

“maafkan aku. Ini semua adalah salahku” gumam jinki pelan namun appanya dapat mendengar perkataan itu lalu tersenyum melihat anaknya sudah tumbuh dewasa.

“kau bisa memulai usahamu sendiri, Appa tidak akan ikut campur apapun. Tapi appa harap kau bisa kembali. Appa sudah lelah dengan semua ini, perusahaan di swiss pun sudah bisa appa pantau dari korea. Kira tidak perlu tinggal disana”jelas appanya. Mendengar itu entah mengapa jinki merasa bahagia. Sang appa sudah tidak menentang keinginannya dan memojokannya, dia seperti kembali kemasa kecil disaat kebersamaan di keluarga kecil yang hangat ia rasakan.

Tidak terasa karena terlalu asik berbincang-bincang dengan appanya jinki tidak menyadari bahwa gweboon sudah berada di depan rumahnya bersama kedua orang tuanya yang menyempatkan diri untuk bertemu sebentar.

“ gwe, kau sudah datang?” ucap jinki ketika melihat gweboon berdiri menatap bingung kearah jinki.

“oh annyeonghaseo” sapa jinki sambil sedikit menunduk ketika melihat kedua orang tua gweboon yang berdiri dibelakang gweboon.

“donghae? Kau kah itu?” Tanya tuan kim ketika melihat seorang namja yang dia kenal di dalam rumah jinki

“heechul…” jawab ayah jinki terkejut. Mereka pun saling berpelukan ketika benar-benar merasa yakin bahwa satu sama lain saling mengenal. Ya siapa sangka, sebenarnya ayah jinki dan gweboon adalah teman dekat saat sekolah menengah keatas dan sudah lama sekali rasanya mereka tidak saling bertemu karna kesibukan keduanya.

Mereka semua pun saling bertukar cerita tentang apa yang terjadi sehingga jinki dapat mengenal keluarga gweboon. Pantas saja tuan kim merasa seperti mengenal jinki, karna wajahnya sangat mirip dengan sang ayah (iyain aja hahaha) terlebih saat gweboon masih berumur satu tahun keluarga jinki pernah berkunjung kerumahnya.

“ini seperti takdir, sudah sangat lama sekali kita tidak bertemu dan sekarang anak kitalah yang mempertemukan kita hahaha” tawa pun saling terdengar di obrolan itu. Terasa sangat hangat , gweboon dan jinki pun ikut larut dengan obrolan orang tua mereka.

.

.

.

.

.

*dua tahun kemudian*

Seorang namja bermata bulan sabit membawa seikat bunga mawar ditangannya. Dia terlihat sangat buru-buru memasuki butik yang menjadi tujuannya. Baru saja memasuki butik itu dia sudah disuguhi oleh wajah cemberut seorang yeoja yang sudah sedari tadi menunggunya.

“kau terlambat oppa…” ucapnya ketika sang namja sudah berdiri dihadapannya dengan ekspresi wajah merasa bersalah.

“maaf sayang, hari ini restoran sangat ramai. Untung saja jonghyun membantuku untuk mengecek semua bahan-bahan yang sudah habis dan harus segera dipesan. Ah aku memang tidak salah menjadikannya manajer di restoranku, dia bisa diandalkan” jelas jinki

“lalu aku? Kau telat setengah jam” yeoja itu pun mempout bibirnya merasa dilupakan oleh namjanya.

“oh gwe, maaf. Tadi aku menyempatkan membeli seikat bunga mawar untukmu. Aku yakin kau suka, bunga ini sangat cantik sama sepertimu. Oh tidak, kau lebih dan lebih cantik dari bunga ini” rayu jinki dan dengan detik berikutnya ia bisa melihat senyum manis diwajah gweboon.

“kau berusaha merayuku? Bagus sekali tuan jinki”

“aku tidak sedang merayu, memang pemilik butik ini adalah yeoja yang cantik. Oh tuhan beruntung sekali aku memilikinya” ucap jinki lagi

“hey tuan, kita belum sah. Satu bulan lagi baru aku menjadi milikmu” ucap gweboon mengingatkan jinki dengan acara pernikahan mereka yang akan diadakan satu bulan lagi.

“oh haruskah aku mempercepat acara pernikahan kita?” mendengar perkataan jinki gweboon hanya tertawa lalu mengambil seikat bunga di tangan jinki.

“terima kasih” bisik gweboon pelan dan mendapat kecupan di bibirnya dari jinki.

Semua sudah berubah. Tidak terasa beberapa tahun sudah berlalu semenjak pertemuan pertama mereka. Gwe masih ingat betapa jahat dirinya saat itu. Tapi disisi lain dia sangat bahagia dapat bertemu dengan pelayan itu.

Lalu sudah dua tahun jinki membuka usaha restoran. Dengan uang tabungan yang selama ini dia simpan, namja itu membuka restoran kecil dan saat ini sudah berkembang pesat bahkan jinki berencana untuk membuka cabang. Sedangkan gweboon baru lima bulan yang lalu membuka butik dengan semua rancangannya sendiri. Kedua orang tua mereka pun sudah sangat merestui hubungan mereka dan akan merencanakan pesta pernikahan bulan depan. akhirnya gwe menyusul taeyon yang telah lebih dulu menikah dengan minho satu tahun yang lalu. Dan jinki menyusul jonghyun yang juga telah menikah dengan jino tiga bulan yang lalu.

“sekarang kita mau kemana?” Tanya gweboon saat jinki telah menyalakan mesin mobilnya.

“ketempat yang pasti kau suka” jawab jinki lalu menjalankan mobilnya menembus jalanan kota.

Di dalam perjalanan mereka saling mengobrol membicarakan semua yang telah mereka lewati seharian ini. Gweboon juga menceritakan betapa senang dirinya karna sudah banyak pelanggan yang menyukai desain baju buatannyadan jinki sesekali menanggapi cerita gweboon.

Tanpa terasa perjalanan mereka terhenti di sebuah tempat yang benar-benar gweboon senangi, dengan langit senja yang semakin mempercantik tempat itu. Gweboon pun keluar dari dalam mobil jinki ketika namja itu membukakan pintu dan mengulurkan tangan untuk menyambut genggamannya.

“ku harap kau tidak melupakan tempat ini, sayang” ucap jinki saat mereka berjalan mendekat kearah bibir pantai. Ya ini adalah pantai yang sama dimana jinki menemukan gweboon tergeletak di batuan karang.

“aku tidak akan melupakan tempat ini, oppa. Tidak akan pernah” kata gweboon sambil menatap luasnya laut dihadapannya.

“aku benar-benar bersyukur saat itu telah menemukanmu dan membawamu ke rumahku, apa ini takdir tuhan untuk kita? Jika itu benar maka aku sangat berterima kasih karna telah mempertemukanku denganmu” ucap jinki sambil memeluk gweboondari belakang

“rasanya aneh sekali, oppa. Dulu aku sangat jahat padamu tapi sekarang kau seperti malaikat pelindungku” ucap gweboon

“ya, itulah rencana tuhan. Siapa yang tau, bahkan sebentar lagi kita akan menikah” jinki mengecup pelan pundak gweboon. Namja itu sangat bahagia dan bersyukur dengan semua yng telah terjadi. Keluarganya kembali seperti dulu dan dia memiliki yeoja yang sangat sempurna dimatanya seperti gweboon.

“terima kasih, oppa. Seterusnya kuharap kau selalu ada bersamaku” yeoja itu pun membalikan tubuhnya menghadap jinki lalu memeluk erat tubuh namja dihadapannya.

“aku akan selalu bersamamu, sayang. Kita akan membuat keluarga kecil kita bersama” bisik jinki lembut dan semakin mengeratkan pelukannya.

Mereka sangat bahagia saat ini, namun mereka juga tau tidak selamanya jalan hidup mereka akan sebahagia ini. Pasti akan ada kerikil-kerikil kecil yang akan mereka lewati , tetapi mereka berdua yakin apapun yang terjadi nanti mereka akan melewatinya bersama.

“nyonya Lee, kau ingin kita memiliki berapa anak nanti” canda jinki saat gweboon memandangi wajahnya lekat

“emm.. aku ingin memiliki anak perempuan. Tapi sepertinya memiliki anak kembar itu lebih menyenangkan” jawab gweboon dengan sedikit terkekeh.

“bagaimana dengan satu anak perempuan, satu anak laki-laki, dan sepasang anak kembar” mendengar perkataan jinki gweboon hanya tertawa dan menganggukan kepalanya.

“berarti kita akan memiliki empat anak?” Tanya gweboon

“entahlah, kurasa lebih dari itu hahahaha” jinki tertawa begitu pun dengan gweboon. Memikirkan masa depan yang indah adalah hal yang paling menyenangkan terlebih jika dengan orang yang kau cintai.

“terima kasih Key dan saranghae Gweboon” bisik jinki. Lalu perlahan tapi pasti namja itu mendekatkan wajahnya kearah wajah gweboon yang telah menutup kedua matanya. Kedua bibir itu pun saling bertemu, seakan saling memberi tau rasa sayang yang mereka miliki satu sama lain. Jinki semakin mengeratkan pelukan pada tubuh hangat gweboon, namja itu benar-benar sangat mencintai gweboon. KEYnya.

Didalam hati mereka benar-benar berterimakasih kepada tuhan yang telah menyatukan mereka, dan selalu berdoa agar mereka tetap bersama dalam cinta dan kasih sayang yang mereka miliki selamanya.

.

.

.

.

.

END

.

.

.

.

.

Selesai… bagaimana? Maaf ya kalo ada typo..

Setelah baca ff ini coba deh baca versi novelnya, ‘Loving Lupi’ karya Levina putri. Yakin deh suka, karna versi novelnya lebih bagussss..

Dan sekarang tolong komennya ya…

Terima kasih sudah mau baca… lafyu ~ ❤

4

FF – Loving KEY (JinBoon) ~part 9~

Title : Loving KEY (JinBoon) ~part 9~

Author : Viviya

Cast : Kim Gweboon / Key, Lee Jinki, Son Dongwoon, Kim Jonghyun, Lee Taemin, Choi Minho

Genre : Romance, Gemes gemes ngeselin (?)

 

 

Foreword :

Haiiii~ cuzzz mari langsung dibaca kelanjutannya… eit.. sebelum baca baca bismilah dulu biar ga sebel okehhh.. dan jangan lupa komen 🙂

.

.

.

.

.

 

Setelah mobil minho menabrak pos keamanan beberapa orang segera mengerumuni mobil tersebut untuk melihat keadaan penumpangnya.

“mianhae, Cuma ini satu-satunya cara untuk menghentikan mobil ini” kata minho dengan rasa pening di kepalanya. Dilihatnya taeyon sedang meringis memegang kepalanya. Namja itu pun berusaha melihat keadaan tunangannya tersebut. Ada sedikit memar di kening.

Di satu sisi jinki membantu gweboon yang merintih kesakitan sambil memegangi kepalanya yang terbentur kaca jendela di sampingnya. Yeoja cantik itu memejamkan matanya menahan rasa yang begitu sakit, dan pada saat itu juga kilasan-kilasan masa lalu menerpa benaknya.

“Key!!! Key!!” panggil jinki panic. Namja itu segera membuka pintu mobil dan meminta bantuan pada orang-orang sekitar.

Mereka semua pun keluar dari mobil dan duduk di kursi yang terdapat dalam pos keamanan. Rasa pusing di kepala taeyon pun sedikit menghilang, dia melihat kearah gweboon yang berada di pelukan jinki. Eonninya itu masih memegangi kepalanya.

“kau tidak apa-apa sayang?” suara minho mengalihkan perhatian taeyon. Yeoja itu pun berusaha untuk tersenyum dan menggelengkan kepala sebagai jawaban.

“oppa, sepertinya gweboon eonni sangat kesakitan. Kita harus segera membawanya ke rumah sakit” ucap taeyon. Minho melihat sahabatnya itu mulai membuka matanya dan memejamkannya lagi. Mungkin masih sedikit pusing akibat benturan yang diterimanya.

“key, kau mendengarku? Kau tidak apa-apa?” Tanya jinki cemas.

“oppa…”

“mana yang sakit? Apa kau masih kuat, kita kerumah sakit”

“jinki oppa” tanpa di duga gweboon malah memeluk erat jinki. Yeoja itu menangis di pelukan hangat namja bermata bulan sabit itu.

“key” panggil jinki pelan

“aku mengingatnya..” gumam gweboon dalam pelukan jinki namun namja itu masih dapat mendengarnya.

“ingatanku… aku mengingatnya oppa…”

Jinki pun memeluk erat gweboon, namja itu tersenyum bahagia mendengar perkataan yeoja di pelukannya, dalam hatinya ia benar-benar merasa bersyukur atas kembalinya ingatan gweboon.

“apa kalian baik-baik saja, ini minumlah air putih dulu” seorang namja paruh baya menyodorkan sebotol air mineral pada mereka berempat.

Gweboon pun perlahan dengan bantuan jinki berusaha untuk berdiri dan berjalan kearah taeyon. Yeoja itu tersenyum manis melihat taeyon yang diam melihatnya.

“hey, anak nakal” ucap gweboon pada taeyon yang seakan mengerti bahwa ingatan eonninya telah kembali. Senyuman lega muncul di wajah cantik taeyon, dia pun langsung memeluk eonninya itu. Minho dan jinki hanya dapat diam memandang kedua yeoja tersebut.

“sekarang kau pasti sudah mengingat dimana alamat rumahmu kan eonni?” mendengar itu gweboon tersenyum dan menganggukan kepalanya.

“syukurlah, mudah-mudahan semua pelayan di rumah tidak pingsan melihatmu kembali” kata taeyon sambil sedikit tertawa.

“maaf, bisakah aku menitipkan mobilku disini? Kami harus segera pergi, nanti aku akan kembali untuk mengurusnya” perkataan minho pada penjaga keamanan pun memecahkan kesenangan antara taeyon dan gweboon. Keduanya tau bahwa mereka harus member tau kabar gembira ini segera pada kedua orang tua gweboon.

Setelah menitipkan mobil minho, mereka pun menyebrangi jalan dan berjalan beberapa blok menuju kesebuah rumah besar dan mewah disana.

Gweboon menekan bel di atas pagar itu dengan tidak sabar setelah mereka sampai. Seorang namja berlari membukakan pintu pagar tersebut. Dan wajahnya begitu menegang begitu melihat siapa yang sedang berdiri di depan rumah majikannya.

“nona gweboon…” pangginya pelan

“jangan pingsan, ini memang aku” ucap gweboon pada salah satu petugas keamanan dirumahnya itu. Sedangkan taeyon hanya tertawa melihat wajah pucat dihadapan eonninya.

“ini bukan hantu, oh iya apa ahjuma dan ahjushi ada dirumah?” Tanya taeyon

“a..ada. tuan dan nyonya ada didalam” sahut sang penjaga dengan sedikit gugup sambil tetap memandang gweboon.

Mereka pun masuk kedalam rumah yang sangat megah itu. Gweboon menggandeng tangan jinki dengan erat, senyum manis pun tidak pernah lepas dari wajah gweboon.

“aku akan memperkenalkanmu pada orang tuaku”

.

.

.

.

.

Gelas yang sedang di pegang oleh tuan kim terlepas dari tangannya dan hancur berderai begitu ia mendengar suara putrinya. Sedang berhalusinasikah dia? Begitu rindukah dia pada putri semata wayangnya sampai ia dapat mendengar suara yang sangat dirindukanya itu terdengar sangat nyata ditelinganya.

Dan tuan kim benar-benar terperanjat kaget pegitu melihat sosok yang sangat ia rindukan itu menghambur ke arahnya dan memeluknya erat.

“Appa!!” panggil gweboon.

Sedang mimpikah dia? Dengan sangat hati-hati tuan kim memegang punggung putrinya. Dan air mata langsung menggenangi matanya. Ya tuhan! Dia tidak sedang berhalusinasi atau bermimpi. Putrinya masih hidup.

“Terima Kasih Tuhan!!! Terima kasih!!” desahnya berulang kali sambil membelai lembut rambut gweboon dengan penuh kasih sayang. Rasa sayang dan rindu menjalari kedua lengannya yang mendekap putrid semata wayangnya.

Keributan diruang makan pun membuat semua pelayang di rumah tersebut kaget. Begitu melihat siapa yang sedang dipeluk erat oleh majikannya.

“appa, dimana umma?” Tanya gweboon

“ada dikamar, umma sedang sakit. Sejak kau dikabarkan meninggal, umma jadi sering sakit sayang ” sahut tuan kim sambil membelai pipi putrinya

“aku ingin bertemu umma” kata gweboon dengan mata berkaca-kaca. Tuan kim pun menganggukan kepalanya dan membawa putrinya menemui sang istri.

Sementara itu di sisi lain jinki berdiri mematung di belakang minho dan taeyon. Dia sangat senang bahwa yeoja yang ia cintai sudah memiliki ingatannya kembali. Senyum di wajah gweboon saat bertemu appanya membuat jinki merasa tenang karna dia merasa bahwa yeoja itu pasti akan aman jika berada dengan keluarganya.

Jinki melihat foto keluarga yang terpasang di dinding rumah tersebut. Gweboon benar-benar terlihat cantik berada di tengah-tengah orang tuanya. Seketika ada perasaan takut yang di rasakan oleh jinki. Ini adalah perasaan yang sedari awal sudah jinki sadari. Perasaan dimana gweboon akan kembali pada kehidupannya, kehidupan yang tidak ada kehadirannya dan yang paling menyesakkan adalah tidak ada lagi sosok Key di sampingnya. Saat ini, haruskah dia meninggalkan gweboon. Membiarkan yeoja itu kembali bahagia pada kehidupannya yang penuh dengan kemewahan.

“semoga kau selalu bahagia, key sayang” gumam jinki pelan lalu membalikkan tubuhnya perlahan tanpa diketahui siapapun meninggalkan rumah mewah itu.

.

.

.

.

.

“mana mungkin kalian tidak ada yang melihatnya?!” Tanya gweboon pada semua pelayan rumahnya. Dia panik sekali karena tidak menemui jinki dirumahnya.

“aku akan tanyakan penjaga di depan, dia pasti melihatnya. Kau tenanglah gwe..” kata minho berusaha menenangkan lalu pergi keluar dan menanyakan keberadaan jinki. Namun tidak ada kata tenang di benak gweboon sekarang. Yeoja itu mengikuti minho keluar yang hendak bertanya pada penjaga rumah.

“tadi saya melihatnya keluar” jawab sang penjaga keamanan ketika minho menanyakannya.

“apa kau tidak Tanya dia mau pergi kemana?” Tanya gweboon kali ini

“ saya sudah menanyakannya nona, tapi sepertinya dia tidak mendengarnya. Wajahnya sangat murung sekali ketika pergi dari rumah ini”

Gweboon pun menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Perkataan jinki saat dirinya pingsan mungkin adalah alasan jinki pergi meninggalkannya. Gwe pun jatuh terduduk di tanah dengan menangis mengingat perkataan jinki.

‘tapi kau pasti meninggalkanku saat ingatanmu kembali’

Sebegitu tidak percayakah jinki pada cintanya. Bukankah gweboon sudah mengatakan apa pun itu dia tidak akan pernah meninggalkan jinki yang sudah menyelamatkan hidupnya. Melihat eonninya menangis tersedu-sedu, taeyon hanya dapat memeluknya erat.

“ aku akan mencarinya” ucap gweboon yakin dan perlahan melepas pelukan taeyon dan berdiri.

“sayang, kau mau kemana?” Tanya nyonya kim bingung ketika melihat putrinya bergegas untuk pergi.

“aku ingin mencari jinki oppa, umma. Dia pasti masih ada di sekitar sini” sahut gweboon

“biar aku temani” kata taeyon sambil berdiri dan di ikuti minho yang juga mengikutinya.

Tanpa menjawab gweboon berjalan menuju gerbang rumahnya. Namun, matanya langsung terbelalak kaget begitu melihat siapa yang sedang berdiri dihadapannya sambil menodongkan pistol ke hadapannya.

“hay sayang, kau mau kemana?” Tanya dongwoon sambil mencolek pipi gweboon dengan tangan kirinya. Sementara tangan lainnya siap menembakan peluru keara gweboon.

Wajah gweboon terlihat sangat pucat begitu pun dengan taeyon dan minho. Dari belakang terdengar suara jeritan nyonya kim yang ketakutan.

“KAU!!!” tuan kim menatap geram pada dongwoon. dia lalu memburu kearah dongwoon.

“tetap disana tuan kim yang terhormat. Anda tidak mau kan nyawa putri kesayangan anda ini melayang” kata dongwoon sambil tersenyum dingin kearahnya

Tuan kim pun mengurungkan langkahnya . rahangnya mengatup menahan marah dengan tatapan penuh kebencian.

“kalian semua berjongkok!!! Dan jangan ada yang bergerak sedikitpun. Atau, pistol ini akan… tussss…. Menembak tepat kearah kekasih cantiku ini” perintah dongwoon pada semua yang ada disana. Namja itu pun lalu menarik tangan gweboon agar mendekat kearahnya.

“dan kau, jangan macam-macam sayang. Kau tidak mau kan kedua orang tuamu melihatmu MA-TI”

“apa maumu, dongwoon?!” Tanya gweboon dingin

“oh.. ternyata ingatanmu sudah kembali. Hebat!! Namja itu pasti sudah memberi pelayanan yang sangat memuaskan sampai ingatanmu dapat kembali. Atau, sudah berapa kali namja itu menyentuhmu? Setiap malam kah?!” ucap dongwoon sambil tersenyum mengejek.

“DIAM KAU!!!! Jinki oppa bukan namja brengsek seperti kau!!” dengus gweboon gusar.

“oh ya, aku ingat. Bukankah dia namja bodoh yang kau siram dengan jus di restoran. Kau ingat kan sayang, dia itu hanya namja bodoh yang kau maki saat itu” Tanya dongwoon mengingatkan. Gweboon pun terdiam sambil menatap dongwoon penuh kebencian.

“tuhan benar-benar telah melindungimu, gwe. Kau tau? Seharusnya kau sudah mati saat aku menengelamkanmu ke laut. Atau kau seharusnya mati saat aku ingin menabrakmu. Sayang kau diselamatkan namja tua saat itu. Apa kau ingat?” dongwoon menatap gweboon dingin.

“oh ya, kau juga seharusnya mati di gubuk milik namja pelayan itu jika ahjuma itu tidak memanggilmu. Oh tidak, haruskah aku memberitaumu berapa kali aku akan membunuhmu, sayang”

“rupanya semua itu rencanamu. Dasar kau namja gila!!!!” dongwoon tertawa dingin mendengar ucapan gweboon.

“kau seharusnya juga bertanya gwe, siapa yang telah membuat rem mobil minho menjadi blong” ucap dongwoon lagi dan membuat taeyon dan minho membelalakan matanya.

“kurang ajar kau dongwoon!!! jika kau membenciku, bunuh saja aku!! Jangan kau libatkan mereka”

Cuihhh…

Gweboon dengan geram meludahi wajah dongwoon yang berada di dekatnya.

Dengan gusar namja itu menarik lengan gweboon dan mencengkramnya kuat sampai yeoja dihadapannya meringis.

“jangan pernah berani meludahiku yeoja bodoh” geram dongwoon sambil mendorong tubuh gweboon hingga yeoja itu tersungur di tanah.

Nyonya kim dan taeyon memekik takut melihat gweboon tersungkur sedangkan tuan kim dan minho berdiri dengan geram ingin menghajar dongwoon.

Tapi dongwoon bertindak lebih cepat, dia menarik kasar rambut panjang gweboon yang masih tersungkur lalu menempelkan pistolnya kearah kepala yeoja itu.

“kubilang diam!! Apa kalian benar-benar ingin pistol ini menembakan peluru tepat di kepalanya hah!!!” ancam dongwoon dan lagi-lagi mereka hanya bisa diam menahan marah melihat gweboon menangis merasakan sakit di kepalanya.

“dan kau!! Apa kau tau apa hukuman bagi orang yang berani meludahiku?!” Tanya dongwoon sambil mendekatkan wajahnya pada gweboon, sedangkan yeoja yang ditatap hanya dapat menatap dongwoon dengan penuh kebencian dan rasa takut.

“aku akan lebih menyakitimu, gwe” dongwoon menampar pipi gweboon dengan keras, begitu kerasnya sampai yeoja cantik itu memekik kesakitan dan sudut bibirnya mengeluarkan darah.

“jangan pernah berani menyakitinya, dongwoon” ujar sebuah suara yang berasal dari namja bermata bulan sabit dan semua orang pun menolehkan pandangannya pada jinki.

Jinki memandang gusar kearah dongwoon, apa yang ditakutinya benar-benar terjadi. Tadi ketika dia baru berjalan beberapa blok dari rumah gweboon, dia melihat dongwoon mengendarai mobilnya. Dan tiba-tiba saja perasaannya tidak nyaman langsung menyergap hatinya.maka dari itu dia memutuskan untuk kembali sebelum sesuatu yang buruk terjadi pada yeojanya.

Dongwoon menarik tubuh gweboon lalu memeluknya, lalu namja itu langsung menempelkan pisto kearah kening gweboon.

“kau berani mendekat, maka aku tidak akan segan membunuhnya” ancam dongwoon

“oppa… hiks..” gumam gweboon ketakutan sambil menatap jinki.

Jinki benar-benar terpojok, dia tidak dapat menyelamatkan gweboon jika dongwoon mengancamnya seperti itu. Dia yakin jika ia bergerak maka dongwon benar-benar akan membunuh gweboon.

Namun, tanpa diduga dengan penuh keberanian gweboon menggigit kuat-kuat tangan dongwoon dan menyikut perutnya dengan keras. Pelukan dongwoon pun terlepas dan gweboon berlari kearah jinki. Tapi dongwoon langsung menembakan pistolnya kearah gweboon.

“Tidak!!! Key!!!!” teriak jinki sambil memburu gweboon. Dia meraih yeoja itu kedalam pelukannya dan melindungi yeoja itu dengan tubuhnya sendiri.

DORRR!!!

Jinki langsung roboh ketika peluru panas itu menembus punggungnya. Gweboon memekik takut. Melihat itu minho langsung bergerak cepat menerjang dongwoon dan langsung melumpuhkannya dibantu penjaga keamanan rumah gweboon.

“Jinki oppa!!! Jinki oppa!!!!” panggil gweboon sambil menangis. Dia memeluk jinki erat-erat

“tidak!! Jangan tinggalkan aku!! Kau harus bertahan, jangan tinggalkan aku…” jerit gweboon . dan jinki dengan susah payah berusaha menyentuh pipi gweboon dan menghapus air mata yang mengalir disana.

“jangan menangis, key. Aku mencintaimu…” bisik jinki lemah sebelum pandangannya mulai mengabur dan dia jatuh tak sadarkan diri.

.

.

.

.

.

DORRR!!!! Yahh jinki ketembak..

Bagaimana ini??? Jawabannya ada di part akhir..

kali ini bener-bener akhir ..

tapi jangan lupa komen dulu ya… 🙂

6

FF – Loving KEY (JinBoon) ~part 8~

Title : Loving KEY (JinBoon) ~part 8~

Author : Viviya

Cast : Kim Gweboon / Key, Lee Jinki, Son Dongwoon, Kim Jonghyun, Lee Taemin, Choi Minho

Genre : Romance, Gemes gemes (?)

Length : 1 – ???

 

Foreword :

Haiiiii ~ masih ada yang inget sama ff ini kah??? Ga ada pasti ya -_- ya ga papa lah.. yang ingat ya silahkan di baca… terus yang nyasar di Wp ini terus jarinya kepleset ke ff ini ya monggo di cicipi J tapi tolong tinggalkan jejak kalian ya.. ❤ oia.. ff ini aku ambil dari novel Loving Lupi karya Levina putri. Ya walau ada perubahan sana sini hahaha..

 

.

.

.

.

.

 

“ hari ini kita harus mencari dimana keberadaan keluargamu” kata jinki keesokan harinya ketika mereka sedang menikmati sarapan pagi .

“tapi dimana kita akan mencarinya, oppa? Aku bahkan belum dapat mengingat semua” Tanya gweboon binggung.

“kemarin aku dapat nomer telepon dongwoon dari yeojachingunya”

“dongwoon?”

“iya, dia namja yang aku ceritakan kemarin”

“lalu?”

“Aku akan menelpon rumahnya dan mencari tau siapa kau sebenarny, Key”

“tapi bagaimana caranya?”

“nanti akan aku pikirkan, sekarang kau habiskan dulu sarapanmu lalu kita pergi kerumah temanku, jonghyun”

Setelah menyelesaikan sarapan mereka pun pergi kerumah jonghyun.

Begitu sampai disana jinki segera mengetuk pintu rumah temannya itu, setelah menunggu beberapa detik pintu pun terbuka dan menampilkan wajah jonghyun yang terlihat terkejut dengandan jinki kehadiran gweboon.

“ka..kau??” gumam jonghyun sambil menunjuk ke arah gweboon yang berada di samping jinki.

“kau sudah tau kan, jadi aku tidak perlu menjelaskannya lagi padamu, jonghyun” ucap jinki

Namun jonghyun masih terdiam memandang dua orang dihadapannya itu, terlebih tangan jinki yang terlihat sangat erat menggenggam tangan gweboon.

“jonghyun? Apa kau tidak mau menyuruh temanmu masuk?” Tanya jinki dan syukurlah kali ini jonghyun meresponnya dengan cepat.

“maaf karna aku mengganggumu, jong”

“tidak apa-apa, aku hanya sedikit terkejut. Lalu, ada apa? Kenapa tiba-tiba kau membawa yeoja ini di rumahku?” Tanya jonghyun.

“namanya key. Oh tidak, itu nama yang aku berikan sementara untuknya. Sekarang aku hanya ingin mengatakan besok sepertinya aku akan cuti bekerja. Bisakah kau membuat sebuah alasan agar bos menijinkanku” jelas jinki

“eoh? Memangnya kenapa?”

“aku ingin mencari tau tentang keberadaan keluarga key, karna sepertinya akan ada yang mengancamnya. kau tau jong, sepertinya key adalah korban pembunuhan” jelas jinki

Mendengar akan hal itu jonghyun merasa iba dengan apa yang menimpa yeoja dihadapannya ini. Dulu memang dia sangat membencinya, masih teringat dibenaknya bagaimana pedasnya perkataan yeoja itu pada jinki hanya karna hal sepele. Tapi lihatlah sekarang, dia seperti yeoja polos yang tidak mengerti apa-apa. Tidak ada kesan angkuh dan glamor dalam dirinya, ya mungkin karna ingatannya sedang hilang.

“kau masih ingat namja tempo hari yang ku ceritakan, jong” Tanya jinki dan dijawab dengan anggukan kepala oleh jonghyun.

“aku masih mencurigainya dengan semua hal yang menimpa key. Kurasa dia adalah pelakunya, namanya dongwoon tapi aku masih tidak memiliki bukti yang kuat untuk menuduhnya sebagai pelaku. Sekarang aku hanya ingin menemukan keluarga key agar dia selamat” jelas jinki lagi.

“hey, apa kau masih belum mengingat sedikitpun alamat rumahmu? Nama mu sendiri? Atau dongwoon?” Tanya jonghyun pada gweboon. Yeoja itu pun berusaha untuk mengingat semuanya namun yang terlihat dipikirannya hanya pekatnya air laut yang menyelimutinya. Gwe pun akhirnya menggelengkan kepala tampak putus asa.

“belum semua ingatan ia ingat hanya beberapa, dan aku tidak mau memaksanya untuk mengingat. Aku takut itu akan membahayakannya. Tapi beberapa hari yang lalu aku mendapatkan telepon rumah namja itu dari kekasihnya” ucap jinki sambil mengeluarkan sebuah kertas berisi nomer telpon rumah dongwoon.

Jonghyun pun mengambil kertas itu, terlihat beberapa angka yang tertulis. Dengan spontan dia pun mendapat ide untuk menelponnya. Jinki dan gweboon hanya bias dia maat namja dihadapannya menempelkan ponsel nya kearah telinga, setelah menunggu beberapa saat sambungan terdengar dan jonghyun pun memasang speaker ponsel agar jinki dan Gweboon dapat mendengarnya.

“selamat pagi” sapa jonghyun begitu ia mendengar suara jawaban dari ujung sana.

“pagi”

“biasa bicara dengan dongwoon?”

“oh tuan muda sedang tidak bias diganggu”

“maaf sebelumnya, dengan siapa saya bicara?” Tanya jonghyun sopan

“saya ketua pelayan di keluarga Son. Apa ada pesan untuk tuan muda? Nanti akan saya sampaikan”

Untunglah hanya seorang kepala pelayan, jonghyun pun akhirnya berpura-pura sudah begitu akrab dengan dongwoon

“saya jonghyun teman sekolah dongwoon dulu, saya hanya ingin mengundang dongwoon ke pesta pernikahan saya minggu depan. jika boleh tau siapa nama kekasih dongwoon? Aku ingin mengundang mereka berdua” ucap jonghyun bohong

“saya tidak tau kekasih tuan muda, semenjak kematian kekasihnya beberapa bulan yang lalu dia tidak pernah membawa kekasih ke rumahmya” jawab sang pelayan dan membuat jonghyun tersenyum senang mendengarnya. Jebakannya ternyata berhasil.

“apa? Maaf saya tidak tau tentang kematian kekasihnya. Karna saya sudah lama tidak berhubungan dengan dongwoon. jika boleh tau kekasih dongwoon meninggal karna apa?”

“tenggelam dilaut”

“astaga! Kasihan sekali pasti dongwoon sangat terpukul” ucap jonghyun iba

“ya, sampai sekarang bahkan jasatnya masih belum di temukan. Mungkin ini adalah balasan karna keangkuhannya”

“angkuh?”

“ya, nona Gweboon sangat sombong dan angkuh. Banyak pelayan dirumah ini yang sudah sering menjadi korban kemarahannya hanya karna hal sepele” jelas sang pelayan itu

“tapi bisakah saya meminta alamat kediaman rumah kekasih dongwoon itu? Saya ingin mengirim karangan bunga untuk mengucapkan bela sungkawa” ujar jonghyun

“maaf saya tidak tau, tapi setau saya nona Gweboon dan tuan muda kuliah di tempat yang sama. Universitas seoul”

“apa nama marga kekasih dongwoon itu?”

“KIM, Kim Gweboon” ucap sang pelayan menyebutkan nama key yang sebenarnya.

“kalau begitu terimakasih atas pemberitauannya, sampaikan salam saya pada dongwoon”

Jonghyun pun memutuskan sambungan telepon. Dilihatnya dua orang dihadapannya masih terdiam setelah mendengar apa yang telah di ucapkan pelayan tadi.

“kalian sudah dengar kan? Nama key sebenarnya adalah kim Gweboon dan dia masih kuliah di universitas seoul” ucap jonghyun memecahkan keheningan sesaat.

“oh tuhan, kau.. kau benar-benar hebat jong. Aku bahkan masih memikirkan hal apa yang harus aku ucapkan saat menelpon nomer itu” ujar jinki pada akhirnya.

“entahlah, aku juga tidak tau. Aku hanya merasa harus menolong key juga. Bukankah itu tujuan kalian datang kerumahku?” jinki hanya tersenyum mendengar perkataan jonghyun. Memang benar jinki sangat membutuhkan bantuan sahabatnya itu.

“sekarang apa yang akan kau lakukan? membawa key ke universitas seoul dan mencari tau tentang identitasnya?”

“ya, sepertinya aku akan membawanya kesana” jawab jinki sambil menggenggan erat tangan gweboon.

“maaf hyung, tapi sepertinya aku tidak bisa ikut mencari tau tentang key bersama kalian. Aku sudah berjanji pada jino akan menemui orang tuanya bersama di incheon, tapi jika kau butuh bantuanku kau bisa memberitauku” kata jonghyun dan jinki mengerti akan hal itu

“maaf talah merepotkanmu jonghyun-sshi” gweboon sedikit menundukan tubuhnya. Dan jonghyun hanya tersenyum melihat tingkah gweboon sekarang. Benar-benar berbeda, semoga saja jika ingatannya kembali dia tidak akan melupakan hal ini.

“aku yakin ingatanmu akan segera kembali key-sshi. Oh maksudku Gweboon-sshi” ucap jonghyun menyebutnya dengan nama asli.

Setelah berpamitan dengan jonghyun pun keduanya akhirnya mergi menuju universitas seoul serharap akan menemukan titik terang disana agar gwe bisa selamat. Namun, selama di perjalanan sepertinya ada yang aneh dengan gweboon. Yeoja itu terus murung seperti ada yang mengganggu dalam pikirannya.

“ada apa key?” Tanya jinki saat mereka masih di dalam sebuah bis umum

“tidak oppa, aku hanya berpikir apa aku sejahat itu dulu? Pantas saja semua orang sepertinya bersyukur akan kepergianku. Sampai seseorang menenggelamkanku dilaut” setetes air mata tidak dapat lagi ditahan gweboon, hatinya sangat sedih jika memang semua yang dipikirkanya itu benar.

“sudahlah, jangan terlalu kau pikirkan hal itu key. Sekarang kita ajan ke universitasmu. Mungkin ada seorang teman yang akan mengenalimu dan kau akan segera menemukan keluargamu. Tenanglah” bisik jinki sambil mengelus lembut rambut gweboon.

“oh iya, apa aku harus memanggilmu Kim Gweboon mulai sekarang? Kurasa nama itu sangat manis untukmu”

“aku lebih suka ‘Key’”

“oke baiklah, key ~ sekarang istirahatlah” bisik jinki dan membiarkan gweboon menyenderkan kepalanya di pundak hangat jinki.

.

.

.

.

.

Dongwoon menatap ketua pelayan bingung. Dia merasa tidak pernah memiliki teman bernama jonghyun semasa sekolah dulu. Dan kebingungan itu semakin bertambah ketika ketua pelayang dihadapannya itu mengatakanbahwa seseorang yang mengaku temannya itu menanyakan alamat rumah gweboon.

“untuk apa dia menanyakan alamat rumah gweboon” tanyanya pada ketua pelayan dirumahnya itu.

“maaf tuan, dia berkata ingin mengirim karangan bunga bela sungkawa” sahut sang pelayan

“apa kau memberinya?”

“tidak tuan, saya tidak tau alamat rumah kediaman nona gweboon” jawabnya

Jonghyun? Siapa dia? Rasanya tidak ada temannya yang bernama jonghyun. Andai benar dia teman sekolahnya dulu, dia pasti tidak kenal dengan gweboon. Lalu untuk apa dia memberikan karangan bunga? Bukankah itu tidak perlu terlebih ini sudah terlalu lama. Benar-benar aneh.

Dan keanehan itu pun terjawab ketika ia memarkirkan mobilnya di pelataran kampusnya, namja itu hampir tercekik melihat siapa yang sedang duduk di bangku taman kampusnya. Kim Gweboon.

.

.

.

.

.

Matahari bersinar sangat terik siang itu. Taeyon memilih berjalan melewati taman kampus universitas seoul bersama minho di sampingnya. Kim ahjumma, ibu gweboon memintanya untuk mengambil dan mengurus barang dan hal yang berhubungan dengan eonninya itu di kampus ini.

Tak terasa pikirannya melayang kembali pada gweboon. Eonninya itu akan marah-marah jika matahari bersinar terlalu terik seperti srkarang ini. Taeyon menggigit bibirnya menahan sedih, dia benar-benar merindukan gweboon. Merindukan ocehan-ocehan eoninya, merindukan saat mereka tertawa bersama.

Minho merasakan apa yang dirasakan yeojanya itu, semenjak sepeninggalan gweboon memang taeyon sering murung. Mau bagaimanamun minho tau taeyon pasti sangat terpukul akan hal ini. Sebisa mungkin namja tampan itu akan selalu berusaha membuat senyum taeyon kembali. Minho pun makin mengeratkan genggaman tangannya pada tangan mungil yang di gandengnya saat ini. Berusaha member tahu bahwa dirinya akan selalu berada bersamanya.

Mereka terus berjalan bersama sambil melihat-lihat sebagian mahasiswa yang masih bersantai di kursi taman. Menghilangkan rasa lelahkah dengan semua tumpukan tugas yang telah diberikan? Entahlah. Sampai tiba-tiba langkah taeyon berhenti setelah dia mendengar sebuah suara yang sangat dia kenali. Suara yang telah dirindukannya.

“oppa, lebih baik kita kembali saja”

Taeyon menoleh kaget kearah suara itu, wajahnya langsung pucat pasi begitu melihat seorang yeoja yang sedang duduk di kursi taman di temani seorang namja. Yeoja yang selama ini dicarinya. Walaupun penampilannya sudah banyak berubah tapi ia tidak salah melihat bahwa yeoja itu adalah eonninya. Kim Gweboon.

Taeyon pun tidak bisa menahan rasa harunya, yeoja itu pun berlari kearah gweboon dan memeluknya erat membuat gwe dan jinki terkejut.

“gweboon eonnie hiks.. kau masih hidup hiks… syukurlah.. hiks..” ucapnya disela-sela isakan.

Gweboon masih menatap yeoja yang memeluknya itu dengan pandangan bingung. Namja bermata bulat dihadapannya itu juga terlihat kaget melihatnya.

“gweboon, kau selamat?” Tanya minho masih tidak percaya. Manja itu pun menggenggam perat tangan kanan gweboon.

“eonnie, kau tidak apa-apa kan? Katakana padaku, eonnie kemana saja. Aku dan minho sudah mencarimu kemana-mana. Kedua orang tuamu juga sudah mencarimu. Eonnie, kenapa kau diam saja? Kau lupa padaku?” Tanya taeyon panjang lebar sambil melepas pelukannya, memegang lembut kedua pipi gweboon dengan tangan mungilnya. Sangat merasa senang karna doanya telah di dengar oleh tuhan.

“maaf, dia amnesia” sahut jinki

“apa? Amnesia” Tanya minho dan taeyon hanya diam menatap jinki yang menganggukan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan minho.

“aku menemukannya tidak sadarkan diri di tepi pantai dekat karang-karang. Dan saya tidak dapat mengantarnya kembali karna dia menderita amnesia, dia tidak dapat mengingat alamat rumahnya bahkan namanya sendiri pun dia lupa”jelas jinki

Taeyon pun menolehkan pandangannya pada gwebon yang menatapnya bingung.

“maaf sebelumnya, apa kalian teman key. Oh maksudku gweboon” Tanya jinki

“aku choi minho sahabatnya. Dan ini lee taeyon sepupunya”kata minho sambil mengulurkan tamhan pada jinki

“aku lee jinki” sahut jinki sambil menjabat tangan minho.

“eonnie, ayo aku antar kau ke rumah. Kim ahjuma dan ahjushi pasti sangat senang melihatmu selamat” ajak taeyon sambil menarik pelan tangan gweboon agar berdiri dari duduknya.

“benar lebih baik kita bertemu dengan orang tuamu gwe. Dan anda ikut dengan kami jinki-sshi” ucap minho mengajak jinki juga.

Dan beberapa menit kemudian mereka sudah berada didalam mobil minho menuju rumah Gweboon.

.

.

.

.

.

Minho mengendarai mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia ingin cepat sampai dirumah gweboon begitu juga dengan yeoja yang duduk disampingnya. Selama perjalanan taeyon menceritakan semua yang telah terjadi pada diri gweboon.

“aku baru mendapat kabar bahwa eonie menghilang ketika aku memutuskan berlibur. Kim ahjuma mengatakan kau pergi menaiki perahu motor dengan dongwoon. lalu terjadi badai sampai perahu motor yang kalian naiki terbalik dan kau tidak dapat ditemukan. Padahal kim ahjushi sudah menyuruh tim SAR mencarimu tapi kau tetap tidak ditemukan, sampai akhirnya kau dinyatakan sudah meninggal. Tapi aku tidak percaya dan terus mencarimu bersama minho” jelas taeyon

“aku tidak dapat mengingat semuanya, kecuali seorang namja yang mendorongku hingga aku diselimuti oleh kumparan air yang pekat” kata gweboon.

Mendengar itu taeyon hanya dapat membuang nafasnya pelan. Sedikit merasa sedih karna menemukan eonninya dengan keadaan amnesia.

“aku yakin pelan-pelan eonie pasti akan mengingatnya kembali” ucap taeyon sambil tersenyum kearah gweboon.

“Sekarang aku makin curiga padanya” komentar jinki. Dia lalu mulai menceritakan semuanya, tentang dongwoon ynag menyangkal mengenal gweboon. Tentang dongwoon yang datang ke rumahnya pada saat dia tidak ada dirumah, untuk menemui gweboon. Tentang gweboon yang merasa dirinya diikuti oleh seseorang. Dan kecelakaan yang hampir menimpa gadis itu.

“aku pun merasa aneh dengan semua ini, dongwoon pandai berenang mana mungkin dia tidak dapat menyelamatkammu. Terlebih saat aku dan kim ahjuma ke toko perhiasan kami menemukan cincin yang dibuat khusus oleh kim ahjushi ada disana. Penjaga toko mengatakan ada seorang namja yang menjualnya” ucap taeyon.

“memangnya apa hubunganku dengan dongwoon?” Tanya gweboon

“dia kekasihmu” sahut minho

“ya kalian sudah menjalin hubungan selama 6 bulan ketika peristiwa na’as itu terjadi” jelas taeyon

Minho membelokkan dengan cepat memasuki kompleks perumahan elit. Karna terlalu cepat dia tidak bisa mengendalikan laju mobilnya. Buru-buru ia menginjak rem untuk mengurangi kecepatan. Namun wajahnya semakin memucat.

“Astaga!! Remnya blong!” pekik minho panic

“pakai rem tangan!!” seru jinki

Minho pun mengikuti saran jinki, begitu mobilnya sudah berkurang kecepatannya dia membanting stir ke kiri menghindari menabrak pos keamanan.

Taeyon dan gweboon menjerit ketika melihat mobil itu melaju dan menabrak pohon yang berada dekat pos keamanan kompleks.dan benturan pun terjadi.

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

.

.

Nah!!!!! Malah kecelakaan lagi???

Tenang next part udah akhir.. jadi bisa ditebak lah bagaimana hahaha (?)

Oia maaf ya kalo ada typo sana sini..

Sekarang tolong tinggalin komennya ya..

Nanti aku doain ketemu bias 🙂

0

FF – Catatan harian Lee Adam (2min)

Title : Catatan harian Lee Adam

Author : Viviya

Cast : Lee Adam, Lee Eve, Lee Taemin, Choi Minho

Genre : Fantasi, teka teki silang (?)

 

Foreword: Halloooooo ~ setelah sekian lama akhirnya muncul juga ke permukaan.. kali ini bawa ff 2min dan Yaoi hahahaha XD ide ini muncul setelah ngeliat adam sama eve. Dia lucuuuu bangettt sama kayak yang punya ❤ pokoknya kali ini macem rasa gado-gado karna semua adam yang nyeritain.. monggo di cicipi ~

 

.

.

.

.

.

.

 

 

Hallo, ini adalah Adam yang tampan seperti Minho appa. Apa kau mengingatku?! Ya, aku Adam anjing terkeren di korea selatan. Oh, baiklah aku akan memperkenalkan diriku jika kalian lupa.

 

Nama : Lee Adam

golongan darah : tanyakan taemin umma

hobby : bermain bola seperti minho appa dan mengganggu eve noona.

Nama panggilan : adam tampan

kepribadian : aku anjing yang menarik

 

eoh? Apa lagi yang harus aku beritahu? Jika kalian menginginkan lebih detailnya, kalian bisa tanyakan pada ummaku.

 

Kalian pasti tau ummaku kan? Iya ummaku adalah maknae SHINee, Lee Taemin. Umma tercantik di dunia. Aku juga memiliki appa, kalian tau kan siapa appaku? Ya, Choi Minho. Appa yang tampan seperti aku.

 

‘guk… guk.. Adam, kembalikan jepitanku’ gong-gongan eve noona mengganggu saja, apa dia tidak tau jika aku sedang sibuk.

 

‘guk… Adam, cepat kembalikan’ ku lirik eve noona yang sudah berada di sampingku.

 

‘guk… guk… Kau menggangguku noona, aku sedang memperkenalkan diri pada para penggemarku. Guk…’ balasku

 

‘guk… Berhenti berkhayal di depan cermin, aku tidak mau memiliki adik yang suka berkhayal terlalu tinggi. Guk…’

 

‘guk… Cerewet’

 

ini noonaku, Lee Eve. Kami hanya berbeda satu tahun. Dia sangat cerewet seperti key aunty, mungkin karna eve noona terlalu sering bermain ke apartemen key aunty untuk bertemu kkomdes dan garcons.

 

‘guk… Kau sembunyikan dimana jepitan yang di belikan appa kemarin? Guk…’

 

‘guk… di kamar kita. Kau bisa mencarinya sendiri noona. Dan jangan ganggu aku lagi. Guk..’ setelah itu pun noona pergi meninggalkanku di depan cermin besar kamar umma.

 

Eve noona memang seperti itu, selalu ingin terlihat cantik dan sempurna. Ah seharusnya dia melihatku, aku anjing yang tampan, sudah pasti noonaku itu anjing yang cantik tanpa jepitan yang menghiasinya atau tidak.

 

Lalu? Apa yang ingin kalian tau dariku? Emm… Semua orang mengatakan aku menggemaskan, keren, dan tentu tampan. Aku ini seperti minho appa.

 

“nanti aku akan kembali lagi, jadi kau tunggu saja disini” ucapan minho appa terdengar olehku, sepertinya appa ingin pergi. Mau kemana malam-malam seperti ini.

 

“apa akan lama?”

 

aku pun pergi kearah suara mereka berada, eve noona sudah berada di gendongan taemin umma. Sedangkan appa sibuk memakai sepatunya.

 

“anni, kau tunggu saja”

 

“tapi ini sudah jam 10 malam”

 

aku berdiri tepat berada disamping taemin umma, menggoyang goyangkan ekor agar minho appa melihat kearahku.

 

“hanya sebentar. Setelah aku bertemu changmin hyung, aku akan segera kembali”

 

“baiklah”

 

kulihat taemin umma hanya tersenyum sedikit mendengar perkataan minho appa. Sedangkan minho appa hanya mengelus penuh sayang pucuk kepala umma. Appaku memang gentle.

 

“eve, tolong temani taeminnieku ya” ucap minho appa pada eve noona.

 

“dan kau adam, kau harus menjaga taeminniku sampai aku kembali” minho appa mengelusku lembut. Tenang saja aku pasti akan menjaga taemin umma.

 

.

.

.

.

.

 

 

Sudah satu jam setelah appa pergi, kami (taemin umma, eve noona, dan aku) masih menunggu kepulangannya. Taemin umma sudah mengganti bajunya memakai piama bergambar kodok. Sudah terlihat wajah lelah diwajah cantiknya.

 

Oh bagaimana taemin umma tidak lelah, hari ini adalah hari ulang tahunnya. Sore tadi semua orang merayakannya di gedung SM. Aku melihat key aunty, onew samcon, jonghyun samcon, kai samcon, moonkyu samcon, ravi samcon, dan banyak lagi. Aku, eve noona, kkomdes, garcons, dan roo juga berkumpul bersama.

 

Oia, hari ini minho appa juga sibuk. Bahkan dia sampai telat datang ke pesta ulang tahun umma. Appa datang dengan kaki terpincang-pincang karna sedikit cendra dikaki sehabis bermain basket. Tapi appa bilang tidak apa-apa, buktinya sekarang appa pergi bertemu changmin samcon.

 

‘guk… guk…‘ gonggongan eve noona mengalihkan pikiranku. Ku lihat taemin umma sudah tertidur bersandar di sofa.

 

‘guk… Taeminnie umma, irrona.. Guk..’ gonggongku, tapi umma sudah terlalu nyenyak tertidur. Bagaimana ini? Tubuhku terlalu kecil untuk memindahkannya.

 

‘guk…. Adam, biarkan taemin umma tidur, dia pasti lelah. Kita ambilkan saja selimut. Guk…’

 

eve noona pun pergi untuk mengambil selimut dan ku ikuti dari belakang. Kami menggigit lalu menarik selimut yang terlipat rapih di atas sanjang milik taemin umma. Sedikit sulit, tapi demi umma akan aku lakukan segala ca-

 

Braaakkk!!!

 

Eoh?!

Kulihat eve noona menjatuhkan tumpukkan majalah yang tertumpuk di sisi ranjang. Hufttt, noona kau sangat teledor.

 

‘guk… Noona, kenapa kau tidak hati-hati. Sekarang bagaimana ini.. Guk..’ gonggongku seraya pergi kearah tumpukkan majalah yang kini telah berserakan.

 

Eve noona pun berusaha menggigit majalah dan merapikannya. Namun seketika kegiatannya berhenti setelah melihat sebuah cover. Aku pun tertegun, cover itu menampilkan wajah minho appa dengan seorang yeoja. Mereka sangat terlihat mesra. Apa-apaan ini!!!

 

‘guk… Siapa yeoja ini? Guk…’ tanya eve noona sambil menginjakkan kaki tepat pada wajah yeoja yang tidak kami kenali.

 

‘guk… Aku tidak tau, aku belum pernah melihatnya di gedung SM. Guk..’

 

‘guk… Taeminnie umma jauh lebih cantik dari yeoja ini. Guk…’

 

prakk!!

 

Eoh? Majalah itu robek karna cakaran yang eve noona lakukan, dan memperlihatkan pose lain antara minho appa dan yeoja sial yang benar-benar aku tidak kenali.

 

‘guk… Kenapa wajah appa terlihat senang, noona. Guk…’

 

‘GUK… GUK… MINHO APPA JAHAT!!! GUK…’

 

Eve noona kembali merobek-robek majalah itu dengan cakarnya, aku yang terlalu kesal melihat majalah itu pun pada akhirnya ikut merobeknya.

 

Tidak butuh waktu lama, majalah itu pun sudah tidak berbentuk karna perbuatan kami. Masih sedikit ada rasa marah pada minho appa. Kenapa dia jahat pada taeminnie umma.

 

Bukankah appa pernah mengatakan jika kita sudah mencintai seseorang maka kita harus setia padanya. Itu yang dikatakannya saat aku jatuh cinta untuk pertama kali pada anjing betina yang – ahh lupakan masa laluku. Sekarang aku marah.

 

.

.

.

.

.

 

Perlahan kubuka mataku dan terpejam lagi, sedikit membukanya lagi untuk terbiasa dengan cahaya yang sedikit menyilaukan mata. Eoh? Sudah pagi, sepertinya aku tertidur karna terlalu lelah menunggu minho appa.

 

Sepi…

 

Kemana yang lain? Eve noona masih tertidur disampingku. Kelihatan nyenyak sekali, apa dia sedang bermimpi?!. Ahh aku mencoba merenggangkan otot tubuhku yang kaku. Suasana tenang dipagi hari memang menyenangkan. Ya memang selalu seperti ini, apartemen yang minho appa beli untuk keluarga kecil (?) kami berkumpul ditengah-tengah kesibukan mereka bersama SHINee.

 

“ahh, hyung berhenti. Aku sedang membuat sarapan untuk kita” samar-samar ku dengar suara taeminnie umma.

 

“aku bantu”

 

“hyung tidak membantu, Ya! Jangan menggigitku hyung!”

 

eoh! Minho appa! Aku masih harus membuat perhitungan dengannya. Aku pun bangun dengan cepat dan pergi kearah suara mereka. Dapur.

 

Tepat saja, kulihat minho appa sedang bersama taeminnie umma. Eoh? Sedang apa mereka, membuat sarapankah? Tapi mengapa appa sangat erat memeluk umma dari belakang?

 

“hyuungg, berhenti.. ”

 

“emm ~”

 

Ya! Kenapa minho appa menggigit leher taeminnie umma?!?

 

“Ishh. Hyuungg, sakitt.. Jangan terlalu kencang”

 

CUKUP!!! minho appa harus ku beri pelajaran agar tidak jahat pada umma.

 

GRAP!!

 

“AAAAAAARRRGGGHHHH!!!!”

 

jeritan minho oppa sukses terdengar di seluruh apartemen di pagi hari ini. Gigitanku sukses mendarat dikakinya. Maaf appa, tapi kulakukan ini karna kau jahat.

 

“YA! Hyung, kau kenapa?!” tanya taeminnie umma saat appa berjongkok memegangi kakinya. Aku hanya berdiri tegak melihatnya.

 

‘guk… Appa, aku hanya mengigitmu pelan. Guk…” gonggongku dan pergi meninggalkannya. Sepertinya aku mengantuk lagi.

 

.

.

.

.

.

 

“hyung, apa kakimu sudah tidak apa-apa?”

 

“masih sedikit sakit”

 

ku dengar percakapan mereka di ruang TV. ck, itu hukuman karna minho appa sudah berbuat jahat. Jangan terlalu manja.

 

“kenapa adam bisa menggigitmu hyung? Bukankah dia sangat dekat denganmu?”

 

“molla, aku juga tidak tau. Apa aku sudah berbuat kesalahan?” appaaa. Apa aku harus mengigitmu lagi agar kau mengerti maksudku.

 

Eve noona terlihat bingung saat melihat kaki minho appa sudah sedikit bengkak terlebih kaki appa memang sedang cendra, sepertinya dia tau jika itu akibat perbuatanku. Noona langsung memberi senyuman kearahku.

 

“mungkin adam pikir hyung menyakitiku?”

 

“maksudmu?”

 

“hyung mengigitku” wajah taeminnie umma agak memerah setelah mengucapkan kata gigit. Ada apa?

 

Minho appa menatapku, tatapan yang sangat tajam. Ada apa? Apa minho appa marah padaku? Tidak, aku yang marah pada appa karna dia jahat.

 

“adam, kemari..” minho appa memanggilku tapi aku diam.

 

“adam, kau tidak dengar minho hyung memanggilmu?” aku dengar, tapi aku sedang marah.

 

“adam, wae? Kau marah padaku?”

 

‘guk… Errr…’ erangku

 

‘Guk.. Guk… Guk..’ eve noona pun menggonggong disampingku.

 

“hey, eve. Kau juga marah?”

 

ya, tentu saja eve noona juga marah. Bahkan mungkin eve noona lebih marah dari pada aku. Bukankah eve noona yang menemukan majalah-majalah itu.

 

“eve, adam. Ada apa dengan kalian? Jangan mengerang dan menggonggong seperti itu pada minho hyung, itu tidak sopan” taeminnie umma terlihat marah dengan perlakuan kami, tapi apakah umma mengerti jika minho appa sudah jahat.

 

“kalian anjingku yang manis, aku tidak pernah mengajari kalian untuk seperti itu”

 

tapi taeminnie umma…

 

“lihat kaki minho hyung, dia sudah cendra dan kau adam, kenapa kau menggigitnya?”

 

Eve noona pergi meninggalkanku, dia berlari menuju kamar umma. Aish noona, di saat seperti ini bukan waktunya untuk pergi.

 

“taeminnie, jangan membentak seperti itu. Eve pasti takut sekarang” minho appa beranjak dari duduknya, dia berjalan dengan langkah yang sedikit pincang kearah kamar taeminnie umma.

 

Namun, sebelum minho appa sampai. Eve noona sudah kembali dengan majalah yang sudah tak berbentuk di gigitannya.

 

“apa ini?”

 

itu? Minho appa harus melihatnya. Taeminnie umma juga, agar mereka berdua tau apa penyebab kami marah.

 

“bukankah ini majalah terbitan minggu lalu, hyung?”

 

“ah, majalah ini yang memasangkanku dengan jia”

 

akhirnya appa ingat! Lihat sepertinya dia terkejut, ekspresi wajah itu membuatku ingin menggigit kali minho appa lagi.

 

“oh..”

 

wajah umma seperti tidak menyukai perkataan minho appa. Ya sudah, marahi saja appa. Karna dia sudah jahat.

 

“emm… Taeminnie, kau sudah tau kan. Ini hanya konsep majalah” ucap minho appa berusaha menjelaskan. Berjalan dengan susah payah untuk mendekat kearah umma yang saat ini sedang menatapnya tajam.

 

Ya, ya, ya ~ aku tau taktik appa agar taeminnie umma tidak marah padanya.

 

“itu semua palsu, tidak mungkin aku bermain dengan yang lain di belakangmu” minho appa menarik taeminnie umma ke dalam pelukannya.

 

“mana mungkin kan? Bukankah aku sudah memilikimu. Itu sudah sangat sangat saaangatt cukup bagiku” mengecup kening taeminnie umma. Ah, appa kau berlebihan.

 

“aku hanya mencintaimu, kau percaya kan?” kali ini mengecup kedua pipi taeminnie umma.

 

Dan… Tunggu sebentar, aku yakin taeminnie umma akan menganggukan kepalanya.

 

Satu….

 

Dua….

 

Tiga….

 

Benar! Taeminnie umma pun menganggukan kepalanya dan tersenyum manis kearah minho appa.

 

“aku akan ingat perkataanmu hyung. Tapi kalau kau berbohong, bukan hanya adam yang mengigitmu! Aku dan eve juga akan mencabik-cabikmu”

 

“itu tidak akan terjadi, tapi akan ku ingat ancamanmu itu”

 

lalu, kalian tau kan apa yang terjadi? Minho appa semakin mendekat, semakin dan semakin dekat lagi, lalu memiringkan sedikit wajahnya, mencari posisi yang sangat tepat, dan ah..

 

“guk… Guk… Guk….” suara gonggongan eve noona menggagalkan bibir appa yang sudah sedikit menggerucut.

 

“guk… Appa, kau juga harus berjanji pada kami.. Guk.. Guk..” gonggong eve noona lagi.

 

Oh, eve noona sangat pintar! Tentu saja minho appa juga harus berjanji pada kami. Aku hampir lupa itu.

 

“guk… Guk… Guk…”

 

“mereka masih marah, hyung”

 

“ku rasa begitu”

 

taeminnie umma berjalan kearah ku dan eve noona, dengan lembut dia menggendong kami. Sangat nyaman di pelukan umma seperti ini. Selalu menjadi favoritku.

 

“kalian marah pada minho hyung? Aku juga marah, tapi aku percaya padanya. Kalian tenang saja, aku sudah mengancamnya” bisik taeminnie umma pada kami.

 

“Ya, apa yang kau katakan minnie”

 

“rahasiaku dan anak-anakku hyung, kau tidak boleh tau~”

 

tentu appa tidak boleh tau. Aku, eve noona, dan umma akan benar-benar menyeramkan jika benar appa berbuat jahat. Seharusnya appa tau, namja tampan tidak akan menyakiti seorang yang dicintainya. Harus setia, membuatnya bahagia, dan selalu menjaganya.

 

“aku appa dari mereka, kenapa aku tidak boleh tau?”

 

“eoh? Appa? Lalu aku?” tanya taeminnie umma dengan ekspresi lucu.

 

“tentu saja kau umma, taeminnie umma kemari ~ ” minho appa mengayunkan tangannya agar taeminnie umma dan kami mendekat padanya.

 

“kenapa aku umma? Aku appa”

 

“kau terlalu cantik untuk menjadi seorang appa. Lalu jika kau appa? Aku apa? Tidak mungkin mereka punya dua appa. Mereka akan bingung, iya kan?”

 

minho appa memindahkanku ke pelukannya. Pelukan appa juga hangat, aku suka. Tapi…

 

“adam, kau anjing tampan appa. Maaf ya, jangan marah padaku. Aku kan menyayangimu” ucapnya sambil mengelus kepalaku.

 

“eve juga, kau anjing tercantik di korea. Appa menyayangimu” appa mengelitik pipi eve noona dengan telunjuknya.

 

Aku juga sayang minho appa ~

 

“guk.. Guk.. Aku sayang minho appa juga.. Guk… Guk.. “ seruku dan eve noona serempak.

 

“lalu kau minnie, percaya padaku kan?”

 

“ya, hyung”

 

chu~

 

chu~

 

chu~

 

ish, appa kau selalu tidak bisa menahan diri untuk mengecup taeminnie umma, kening, pipi, dan hidung. Minho appa memang sangat romantis, Jika sudah besar nanti aku akan seperti appa.

 

“emm.. Hyung..”

 

“diam, baby~”

 

haaa, mereka melupakanku dan eve noona yang ada di gendongan mereka. Selalu seperti itu. Dan dapat ku pastikan setelah ini…

 

“bisakah kita kekamar?”

 

“Ya!! Bahkan kita belum sarapan!”

 

“kau yang akan jadi sarapanku”

 

“hyung, kakimu cendra”

 

“aku bisa, lagi pula besok kau akan pergi ke jepang. Kau tau? Aku kesepian”

 

“tapi, hyung…”

 

“kau tidak mencintaiku..”

 

“huftt… Bukan seperti itu hyung”

 

“lalu..”

 

“ya, baiklah”

 

perdebatan mereka berakhir, aku dan eve noona pun turun dari gendongan mereka. Ku lihat taeminnie umma membantu minho appa untuk berjalan. Sesekali minho appa menggigit telinga taeminnie umma. Ya, dan yang kubingungkan aku sudah sering melihat minho appa mengigit, entah itu telinga, leher, jari, dan lain-lain. Tapi taeminnie umma tidak marah.

 

“guk.. Lalu, kita akan sarapan apa jika minho appa menjadikan taeminnie umma jadi sarapannya. Guk..” gonggongku

 

“guk… Tunggu sampai mereka selesai sarapan. Guk..” jawab eve noona.

 

“guk.. Tapi kenapa mereka sarapan di dalam kamar, noona. Apa disana ada makanan? Guk..”

 

“guk… Mereka akan saling makan, karna merekalah makanannya. Guk..”

 

“guk.. Apa maksudmu? Aku tidak mengerti. Guk..”

 

“guk.. Kau masih terlalu polos, kkomdes saja mengerti. Bahkan dia sudah pernah melihat jinki samcon dan key aunty sarapan. Guk..”

 

eve noona pergi ke dalam kamar kami, mungkin dia ingin merias diri selagi orang dewasa sarapan. Sarapan? Aku ingin lihat, tapi bagaimana? Pintu pasti tertutup rapat. Apa aku harus melewati jendela luar? Memanjat ke lantai 8 apartemen ini.

 

Hauftt.. Entahlah, lain kali akan ku pastikan masuk kamar terlebih dahulu. Aku akan pastikan apa yang mereka makan. Aku tidak boleh kalah dengan kkomdes.

 

Tapi yang terpenting, untunglah minho appa tidak berbuat nakal. Aku mengerti jika itu tentang pekerjaan. Karna kalian tau kan mereka super star.

 

“Ya hyung! Pelan..”

 

“cepat baby~”

 

“awas kakimu..”

 

“emm.. kurasa cendraku akan cepat sembuh..”

 

ishhh… Terserah kalian, aku tidak mengerti tentang orang dewasa. Lebih baik aku menonton televisi agar tidak jenuh. Kau tau? Acara sarapan mereka sangat lama. Jika kalian ingin menunggunya bersamaku tidak apa-apa. Tapi jika kalian bosan, aku akan menceritakannya lagi pada kalian lain waktu. Bye~ tolong jangan lupakan adam yang tampan ini ya…

 

 

.

.

.

.

.

 

END

.

.

.

.

.

cuzzzz… maafkan sayaaa..

sumpah ini otak langsung error gegara ada poto adam plus eve plus emaknya >_< maniiisssss….

jadi kepikiran bikin ini.. bagaimana??? komen yaaa.. maaf kalo ada typo…

yang komen nanti dicium Lee Adam yang tampan… ^_^

0

FF – Keroro Love Part 4 (2Min SG) END ^^

Title : Keroro Love Part 4

Author : Vhy

Cast : Choi Minho, Lee Taeyon, Kim Jongin/Kai, Lee Jinki, Kim Gweboon

Genre : Romance ?!?

Length : 4 – 4

 

Foreword :

haiiii… akhirnya ff ini tamat jugaaa XD di part ini superrr panjang banget macem anu (?) hahaha jadi cari posisi baca yang nyaman dan jangan lupa bawa cemilan biar ga bosen.. terus jangan lupa tinggalkan komentar setelah baca yaa ~ 🙂

 

.

.

.

.

.

taeyon sedang duduk dengan wajah lesu dan memandang semua anggota keluarganya yang sedang sibuk memilih semua keperluan untuk menyanmbut acara yang akan diadakan tiga hari lagi.

 

“gweboonie, lihat ini~ kita bisa memilik makanan-makanan yang cocok untuk dihidangkan di acara nanti” ucap sang umma pada gweboon yang berada disampingnya.

 

“wahh… Kelihatannya sangat enak, aku jadi tidak sabar ingin membuatnya bersamamu, umma~” seru gweboon senang

 

“ne, umma juga. Besok kita mulai mempersiapkan semua bahannya ya” gweboon hanya menjawab dengan anggukan kepala dan senyum yang tidak lepas dari wajahnya.

 

“biar besok aku yang antar kau dan umma untuk membeli semua keperluannya” ujar jinki pada sang yeoja yang saat ini berada di hadapannya.

 

“apa kau tidak sibuk?” tanya gwe

 

“benar, jika kau sibuk biar umma dan gwe sendiri yang pergi” tanya sang umma juga

 

“tidak, aku besok libur” jawab jinki sedangkan sang appa sedang membolak balik koran hari ini ditangannya.

 

Hufttt~

 

sudah sekian kali taeyon menghela nafas untuk hari ini, dia masih tidak habis pikir karna semua keluarganya tanpa sepertujuan dari dirinya akan mengadakan pertemua dua keluarga tiga hari lagi untuk membahas tentang perjodohan anak mereka.

 

Ya, tiga hari lagi dia akan melihat wajah namja yang akan dijodohkan dengannya. Bagaimana rupanya? Bagaimana sifatnya? Bahkan sampai hari ini yeoja cantik itu tidak tau nama namja yang akan dijodohkan dengannya. Ini benar-benar menyebalkan, berkali-kali taeyon menolak saat tau tiga hari lagi dia akan dipertemukan oleh namja itu. Dan berkali-kali juga keluarganya mengabaikan penolakan darinya. Bahkan gweboon yang selama ini selalu mendukung keputusannya ikut memaksanya.

 

Yeoja yang sudah menjadi eonni kesayangannya itu sama saja dengan oppanya. Mengatakan bahwa ini yang terbaik! Terbaik! Dan terbaik! Sebenarnya siapa yang akan menjalani hidup. Mengapa seperti mereka lebih mengerti tentang masa depannya ketimbang dirinya sendiri?

 

Ya, entahlah. Taeyon sudah lelah, semuanya begitu memusingkan baginya. Dia bahkan masih ingat beberapa hari yang lalu saat bertemu dengan minho. Namja itu acuh padanya, bahkan dia pergi dengan seorang yeoja yang sangat cantik. Mengingat itu hatinya sangat sedih, memang ini bukan salah minho, taeyon tau itu adalah hak minho untuk pergi dengan siapapun, mengingat taeyon bukan siapa-siapa. Tapi, kalian tau kan? Rasa sakit itu muncul sesukanya ketika kau melihat namja yang sangat kau cintai pergi bersama yeoja lain.

 

Taeyon juga merasa tidak enak pada kai, namja itu telah mengajaknya makan bersama, namun taeyon menolaknya dan segera pulang. Untung saja kai mengerti tentang keadaannya saat itu.

 

“taeyonie~” suara gweboon memecahkan lamunan taeyon

 

“emm..” gumam yeoja cantik itu malas.

 

“kenapa kau lesu sekali? mau ikut denganku? Bersenang-senang” rayu gweboon ditambah aegyo ke arah taeyon

 

“kau sangat mencurigakan, eonni” ucap taeyon sedangkan gweboon hanya acuh mendengar perkataan yeoja cantik itu.

 

Gwe beranjak dari kursi yang didudukinya dan melangkah ke arah taeyon. Lalu menarik pelan kedua tangan mungil yeoja yang sudah dianggapnya adik itu agar berdiri.

 

“untuk kali ini kita akan benar-benar bersenang-senang, sayang” ujar gweboon dan membawa taeyon pergi ke kamarnya untuk bersiap. 10 menit kemudian pun mereka sudah berada didalam mobil gweboon.

 

“eonni, kita mau kemana?” tanya taeyon

 

“perawatan”

 

“mwo?”

 

“kantung matamu agak menghitam, sayang”

 

“eoh? Benarkah” ucap taeyon terkejut, yeoja itu pun langsung mengambil kaca kecil yang tersimpan di dalam tas gweboon.

 

“benarkan?” tanya gweboon lagi saat sedikit melirik ekspresi terkejut taeyon setelah melihat kantung matanya di cermin.

“hufttt, tentu saja menghitam! Aku kan tersiksa eonni” jawab taeyon dengan nada sebal

 

“siapa yang menyiksamu? Katakan padaku? Aku selalu menyayangimu, baby”

 

“eonni, kau tau aku membenci perjodohan ini”

 

“aku tau.. Tapi setidaknya kau cobalah mengerti perasaan kedua orang tuamu, mereka tidak mungkin akan menjodohkanmu dengan orang jahat. Jinki dan aku pun pasti tidak merestuinya” jelas gweboon

 

“tapi bagaimana kalau aku mengatakan bahwa aku sudah mempunyai namja yang aku cintai. Apa aku tetap harus melalukan perjodohan ini?” ungkap taeyon, gweboon yang saat itu sedang mengendarai mobil miliknya pun terkejut mendengarnya, beberapa menit kemudian mobil itu berhenti di sebuah taman yang cukup sepi.

 

“jadi kau sudah memiliki kekasih, taeyonie?” tanya gweboon memandang lekat ke arah taeyon.

 

“belum, aku masih menunggunya” jawab taeyon lesu

 

“menunggu? Maksudmu?”

 

“aku sudah mengungkapkan perasaanku padanya eonni, tapi dia belum menjawabku. Aku benar-benar mencintainya, maka dari itu aku tidak mau dijodohkan” ujar taeyon.

 

“siapa? Siapa namja itu?” tanya gweboon penasaran.

 

“minho”

 

“Mwo??”

 

“Choi Minho, aku mencintai minho” jelas taeyon lagi

 

“tapi? Kalian…”

 

“sahabat? Aku tau eonni, tapi aku mencintainya. Entah kapan rasa itu muncul, aku hanya merasa bahwa aku nyaman berada bersamanya. Tapi setelah aku mengungkapkan perasaanku padanya, dia menjauh. Sepertinya minho membenciku hiks..” setetes air mata yang sedari tadi ditahannya mengalir begitu saja di pipi taeyon. Gwe pun yang melihat itu mengerti akan perasaan yeoja yang berada dihadapannya. Perlahan ia menghapus air mata taeyon dan memeluk yeoja itu untuk menenangkannya.

 

“percayalah padaku, semua akan indah pada waktunya, baby”

 

.

.

.

.

.

 

Menghabisi waktu tiga jam di sebuah salon kecantikan adalah hal yang paling menguntungkan bagi taeyon, Setidaknya ia tidak harus terkurung disana lebih lama karna perawatan yang disarankan oleh gweboon.

 

Namun dari tiga jam itu dapat dilihat hasilnya, taeyon terlihat lebih fresh. Dan yang paling penting lihatlah dia terlihat lebih cantik, sangattt cantik!

 

Gweboon tersenyum manis melihat taeyon yang terlihat memegangi perutnya. Lapar, tentu saja semua perawatan ini membuat perut taeyon menjerit meminta makanan.

 

“aku tau restoran sushi terlezat jika kau mau?” tanya gweboon, dan tanpa menunggu lama sebuah anggukan kepala di tunjukkan oleh taeyon.

 

“tentu aku mau, aku sangat lapar eonni”

 

hanya membutuhkan waktu lima belas menit kedua yeoja cantik ini sudah berada didalam sebuah restoran khas jepang. Dan dapat dipastikan taeyon memesan beberapa makanan favoritnya begitu banyak, gwe pun hanya dapat mengiyakan semua perkataannya.

 

Seperti melihat sebuah harta karun, kedua mata indah taeyon seperti bersinar memandangi deretan makanan yang telah dipesannya.

 

“baby, kau yakin akan menghabiskan ini semua?” tanya gweboon melihat begitu banyak makanan di hadapannya.

 

“sepertinya begitu, eonni. Tapi kau harus membantuku memakannya juga” jawab taeyon dan mulai mengambil satu sushi yang berada tepat dihadapannya, memakan dengan hati yang riang, seperti tidak ada beban di pikirannya jika yeoja itu telah merasakan kelezatan sushi di mulutnya, gwe pun mulai mencicipi makanan dihadapannya satu persatu.

 

30 menit

 

 

“mashitaaa~” ucap taeyon bahagia setelah kenyang dengan semua makanan yang berada dihadapannya.

 

Sedangkan gweboon benar-benar tidak bisa berkata apa-apa, dia sungguh amat sangat kenyang. Lupakan diet! Makan sesekali seperti ini menyenangkan, terlebih dapat membuat taeyon yang disayanginya itu tersenyum kembali.

 

“eonni, sehabis ini kita pulang kan?! Sepertinya aku sudah tidak kuat berjalan lagi” taeyon berucap lesu dengan punggung bersandar malas di kursi

 

“ne, kita pulang saja. Ku kira kita cukup untuk hari ini, lagi pula sudah sore”

 

dan setelah membayar semua makan mereka memesan beberapa porsi sushi lagi untuk diberikan kepada jinki dan kedua orang tua taeyon. Di perjalanan keduanya hanya diam, taeyon hanya melihat kearah luar melihat keadaan yang sangat ramai dan perlahan-lahan kedua mata taeyon terpejam karna rasa kantuk yang dirasakannya.

 

20 menit gwe mengendarai mobilnya untuk kembali ke rumah kediaman keluarga Lee, akhirnya dia sampai. Terlihat jinki berada di depan pintu rumah bersama seseorang namja yang sepertinya ingin pamit pulang. Minho.

 

Gwe melihat kearah taeyon, yeoja itu masih tertidur lelap mungkin karna terlalu lelah, ingin membangunkannya tapi melihat wajah taeyon yang begitu nyenyak tertidur gwe menjadi tidak tega. Sebaiknya tidak usah dibangunkan, lebih baik meminta jinki untuk menggendongnya.

 

Gwe pun keluar dari dalam mobil dengan berusaha tidak membuat taeyon terbangun, dia berjalan kearah dua namja yang saat ini sedang melihat kearahnya.

 

“hai minho…” sapa gweboon

 

“hai noona, mana taeyon? Jinki hyung bilang…” ucapan minho terpotong ketika mengingat gweboon mengingat taeyon masih tertidur di dalam mobil.

 

“aah, dia tertidur di dalam mobil mungkin terlalu lelah. Sayang, bisakah kau gendong dia” gwe meminta jinki untuk menggendong taeyon membawanya masuk ke dalam kamar milik yeoja cantik itu. Tapi sebelum jinki melangkah minho sudah terlebih dulu mendahuluinya.

 

“biar aku saja…” ucap minho

 

namja tampan itu membuka perlahan pintu mobil gweboon, mata bulan purnamanya seketika melihat sosok cantik yang dirindukannya.

 

“hanya beberapa hari tidak bertemu saja, kau jadi semakin cantik pooh~” bisik minho pelan sambil menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah taeyon.

 

Perlahan minho menggendong taeyon ala bridal style, namja tampan itu pun sedikit membenarkan posisi taeyon agar yeoja cantik yang sedang tertidur dalam gendongannya itu merasa nyaman.

 

“minho, tolong kau bawa dia ke kamar ya” ucap jinki pelan lalu menggandeng gweboon masuk ke dalam rumah sedangkan minho berjalan dibelakang mereka.

 

Minho membawa taeyon dengan hati-hati, perlahan dia membawa masuk yeoja itu kedalam kamar bernuansa kuning dengan berbagai bentuk aksesoris kamar bergambar beruang madu. Pooh~

 

“pooh, maafkan aku…” bisik minho pelan setelah membaringkan taeyon di ranjang empuk yang terdapat didalam kamar, namja bermata bulan purnama itu pun memakaikan selimut hangat untuk melindungi taeyon dari udara dingin.

 

“engg.. Kero..ro~” terdengar suara igauan taeyon ketika minho ingin beranjak pergi. Seketika namja itu pun mengurungkan niatnya untuk pergi dan kembali memperhatikan taeyon yang masih tertidur.

 

“maaf, aku harus pergi… Kau istirahatlah” minho memberanikan diri mengecup lembut kening taeyon sebelum pergi, dia tersenyum melihat wajah cantik itu masih tertidur lelap. Wajah cantik yang ia rindukan.

 

.

.

.

.

.

 

“taeyonie!” seru jinki dari luar kamar sang adik.

 

“kau tau kan ini hari penting! Cepat buka pintunya!” ujar jinki lagi sambil berusaha membuka pintu kamar adiknya.

 

“AKU TIDAK MAU, OPPA!!!” jawab taeyon dengan suara super kencang dari dalam kamarnya.

 

“hey, satu jam lagi mereka akan segera tiba! Kau harus segera bersiap!”

 

“kau jahat oppa!! Aku tidak mau!!!”

 

“aishhh… Kau ini..” jinki kesal dengan tingkah sang adik, sudah dari dua jam yang lalu jinki, appa, dan umma memaksa taeyon untuk membuka pintu kamar.

 

Hari ini adalah hari pertemuan dua keluarga, hari yang telah mereka tunggu. Eh? Mereka tunggu? Ah tentu kecuali taeyon. Semua keluarga sudah siap untuk menyambut kedatangan keluarga sang calon pendamping taeyon, makanan dan semua hidangan pun sudah tertata cantik dan rapih. Namun, yang menjadi masalah adalah sang yeoja yang akan dijodohkan tidak kunjung keluar dari kamar.

 

“taeyonie~” panggil gweboon kali ini, namun tidak ada jawaban dari dalam kamar.

 

“aku tau perasaanmu saat ini. Apa kita bisa bicara? Hanya kita berdua, jadi bisakah kau buka pintunya?” ucap gweboon lembut

 

“tidak!! jika aku membuka pintu aku yakin jinki oppa akan masuk dan menarikku keluar” jawab taeyon dari dalam.

 

“tidak, hanya aku yang akan masuk”

 

“kau janji eonni?”

 

“tentu”

 

dan beberapa menit kemudian terdengar suara kunci pintu yang terbuka. Gwe pun tersenyum mengetahui taeyon membukakan pintu untuknya. Dengan segera yeoja itu melangkah untuk masuk ke kamar milik taeyon, sebelum menutup pintu gwe sempat melihat kearah jinki yang berada tepat di depan pintu.

 

“tolong bujuk dia, sayang” ucap jinki pelan dan dijawab dengan anggukkan kepala oleh gweboon sebelum yeoja itu menutup pintu kamar taeyon.

 

Setelah masuk ke dalam kamar taeyon, dapat dilihat yeoja yang sudah dianggapnya sebagai adik itu masih memakai piama tidur dan duduk di tepi ranjang dengan rambut panjang yang berantakan, wajah cemberut dan mata yang sedikit sembap. Hufttt… Bagaimana ini?

 

“aigo baby, mengapa masih memakai piama? Emm..” gweboon melangkah dan duduk di samping taeyon.

 

“tanpa ku jawab kau pasti sudah sangat tau jawabannya, eonni” ya gwe memang tau alasannya, dia sangat mengerti apa yang saat ini dirasakan oleh taeyon. Tapi, percayalah taeyon tidak akan pernah menyesal jika ia menerima perjodohan ini.

 

“ne, aku tau” ucap gweboon sambil merapikan rambut taeyon dengan jemari cantiknya.

 

“tapi bisakah kau untuk hari ini saja mendengarkan perkataanku” taeyon terdiam melihat ke arah gwe yang berada dihadapannya.

 

“aku berjanji akan membantumu membujuk appa, umma, dan jinki jika kau memang tidak mau perjodohan ini terjadi…” taeyon terkejut mendengar perkataan gweboon, sedikit senyum bahkan muncul di wajah yeoja cantik itu.

 

“tapi setidaknya hadirilah acara hari ini sayang. Kau tau? Appa dan umma serta jinki sudah menyiapkan yang terbaik untuk hari ini, kau tidak mau melihat mereka kecewa dan malu karna kau tidak hadir di acara ini kan. Percaya padaku, hanya hadiri saja dan jika kau benar-benar menolak perjodohan ini. Aku akan membantumu menolaknya” jelas gweboon

 

sejenak taeyon terdiam, dalam hati kecilnya perkataan gweboon memang benar, pasti kedua orang tua serta oppanya akan kecewa dan malu karna dia tidak hadir dan membatalkan seperti ini. Tapi di sisi lain ia masih takut, di dalam hatinya saat ini hanya ada minho. Keroronya.

 

“eonni, kau berjanji akan membantuku?” ujar taeyon pelan.

 

“tentu, aku mengerti perasaanmu. Mana mungkin aku membiarkan kau bersedih, aku kan menyayangimu. Apa kau tidak percaya padaku?” terlihat ekspresi kesedihan diwajah gweboon setelah berucap seperti itu.

 

“anni, aku percaya padamu eonni…” taeyon pun memeluk yeoja yang juga disayangnya itu, dalam hati kecilnya taeyon sangat merasa beruntung karna memiliki eonni seperti gweboon. Ah, seharusnya ia berterima kasih juga pada jinki yang memiliki yeoja seperti gweboon.

 

“jadi? Apa kau mau menghadiri acara perjodohan ini?” tanya gweboon hati-hati

 

“emm… Ne, hanya menghadirinya saja” jawab taeyon dan langsung mendapatkan pelukan lebih erat lagi dari gweboon.

 

“baiklah, sekarang kau harus mandi. Kita hanya memiliki waktu 35 menit sebelum acara dimulai” gweboon melepas pelukkan hangat itu dan menarik pelan tangan taeyon untuk bergegas mandi.

 

“setidaknya kau harus terlihat cantik walau kau akan menolak perjodohan ini sekalipun, aku tidak mau babyku terlihat buruk” ucap gweboon memberi handuk pada taeyon sebelum pada akhirnya yeoja cantik itu menutup pintu kamar mandi.

 

“jangan terlalu lama sayang, aku akan mempercantik tampilanmu” seru gweboon.

 

.

.

.

.

.

 

Lima menit sebelum acara dimulai taeyon sudah terlihat cantik dengan dres berwarna biru selutut, rambut panjangnya tergerai dengan hiasan pita serta make up natural yang semakin mempercantik wajahnya, semua itu adalah hasil kerja keras gweboon.

 

“perfect” ucap gweboon memandang taeyon yang saat ini sedang berdiri di depan cermin.

 

“eonni, boleh aku melepas pita ini? Sepertinya ini terlalu kekanakan”

 

“No! Itu tidak kekanakan, kau terlihat manis dengan pita itu” jelas gweboon dan kembali membenarkan letak pita yang menghiasi rambut panjang taeyon

 

Tok! Tok! Tok!

 

“hey, apa kalian sudah selesai… Mereka sudah datang” suara jinki dari luar kamar membuat dua yeoja itu seketika terdiam. Hingga gweboon sadar dan membukakan pintu untuk namjanya itu.

 

“sudah, dia hanya sedang bersiap sebentar” ucap gweboon saat melihat jinki berdiri di pintu kamar taeyon.

 

“benarkah? Ayo cepat mereka sudah menunggu diruang tamu” jinki menggandeng tangan gweboon dan melihat ke arah sang adik yang berada dibelakang gweboon.

 

“jangan cemberut seperti itu taeyonie, akan lebih cantik jika kau tersenyum” ujar jinki saat melihat ekspresi sang adik yang tanpa senyum sedikitpun. Namun bukannya menjawab perkataan jinki, taeyon malah memisahkan tautan tangan jinki dan gweboon, dan setelah itu menarik gweboon menjauh dari jinki.

 

“ya! kau…” sebelum jinki memulai protesnya, gweboon sudah terlebih dahulu mengingatkan tentang tujuan jinki memanggil taeyon dan dirinya untuk keruang tamu

 

“kalian bisa melanjutkan perdebatan ini setelah acara selesai” ucap gweboon dingin dan tentu itu sukses membuat jinki maupun taeyon terdiam.

 

“ayo kita temui mereka” setelah mendengar perkataan gweboon ketiganya pun berjalan menuju ruang tamu. Sejujurnya taeyon sangat takut, apakah keputusannya untuk menghadiri acara perjodohan ini benar atau tidak. Tapi dia yakin gweboon akan membantunya setelah ini.

 

Selangkah demi selangkah akhirnya mereka sampai di ruang tamu, terlihat kedua orang tuanya sedang berbincang dengan akrab bagai sahabat lama yang tidak pernah jumpa.

 

“taeyonie, kemari…” ujar appanya menyuruh taeyon untuk berada disisinya, terpaksa tautan tangannya dengan gweboon pun terlepas.

 

“tenanglah, semuanya akan baik-baik saja baby” bisik gweboon sebelum taeyon menghampiri appanya.

 

Setelah berjalan beberapa langkah, taeyon pun sudah berada di sisi sang appa, dia hanya dapat tertunduk malu karna merasa sedikit canggung dengan tatapan dari sahabat kedua orang tuanya.

 

“perkenalkan ini tuan dan nyonya choi” ucap sang appa memperkenalkan.

 

“annyeonghaseo, Lee Taeyon imnida” ujar taeyon memperkenalkan diri dengan sedikit menunduk sopan

 

“wah kau tumbuh sebagai yeoja yang cantik taeyonie, aku sangat beruntung akan mendapatkan menantu sepertimu” perkataan nyonya choi semakin membuat taeyon takut, bagaimana ini?

“ya, anak kita sangat beruntung akan memiliki istri seperti taeyon” ucap tuan choi kali ini.

 

Taeyon mulai merasa tidak enak dengan suasana ini, sedikit melirik ke arah gweboon yang berada bersama jinki. Namun eonninya itu hanya tersenyum kepadanya. Habis sudah, dia sudah tidak tau lagi harus berbuat apa.

 

“taeyonie, maaf ya anak kami akan sedikit datang terlambat. Dia sedang mempersiapkan hadiah untukmu” taeyon hanya tersenyum menanggapi perkataan nyonya choi.

 

“seharusnya kalian tidak perlu repot-repot” ucap nyonya Lee

 

“tidak apa, mungkin dia ingin memberikan hadiah spesial untuk calon istrinya” jawab nyonya choi

 

setelah itu pun mereka saling berbincang satu sama lain, menceritakan hal-hal yang menarik di swiss. Ya, tuan dan nyonya Choi memiliki perusahaan yang berpusat di swiss. Hanya karna keperluan perjodohan ini mereka kembali ke korea.

 

Sebenarnya sedari tadi taeyon merasa curiga dengan tuan dan nyonya choi, begitu banyak hal tentangnya yang mereka ketahui. Apa kedua orang tuanya telah memberitahu mereka? Ah entahlah, yang terpenting sekarang adalah acara ini cepat selesai dan dia bisa langsung meminta bantuan gweboon untuk membatalkan perjodohan ini.

 

15 menit

 

20 menit

 

25 menit

 

30 menit

 

namja itu belum muncul juga, mungkin kah dia berubah pikiran dan melarikan diri dengan alasan ingin mempersiapkan hadiah untuk taeyon. Hahaha lihatlah, taeyon bahkan sudah terlihat lebih tenang sekarang. Sesekali senyum manis itu pun muncul diwajah cantiknya.

 

Jinki yang sedari tadi menelfon namja yang akan dijodohkan dengannya itu terlihat gusar dengan gweboon yang setia menemaninya, sang appa dan umma bahkan telah mempersilahkan tuan dan nyonya choi untuk mencicipi hidangan yang telah disediakan sembari menunggu anak mereka datang.

 

Sedangkan taeyon, apa yang sedang dilakukan yeoja itu? Ah, dia sedang duduk sendiri di teras rumahnya. Dengan boneka beruang madu ‘Pooh’ pemberian minho di pelukannya.

 

Minho, kenapa namja itu tidak memberi kabar padanya? Apa dia benar-benar marah pada taeyon, hufttt andai minho tau taeyon sangat merindukannya. Ingin sekali bertemu, tapi apa yang harus ia katakan jika bertemu dengan minho? Bagaimana jika minho tidak mau bertemu dengannya?

 

“dia bilang ada sedikit masalah tapi saat ini dia sudah dalam perjalanan kemari, mungkin 15 menit lagi dia akan sampai” perkataan jinki dari dalam ruang tamu sangat jelas terdengar ditelinga taeyon. Dan itu sukses membuatnya menjadi takut kembali.

 

“sial, apa yang harus aku lakukan” ucap taeyon pelan.

 

Berusaha memikirkan ide apa yang dapat dengan cepat mengakhiri acara perjodohan ini, jika bisa ia ingin perjodohan ini dibatalkan, tapi dengan cara apa? Menunggu bantuan gweboon? Ah itu bahkan masih membutuhkan waktu lama. Kembali ke kamar dan mengurung diri disana? Itu tidak mungkin, taeyon yakin pintu kamarnya sudah tidak dapat dibuka karna telah dikunci oleh jinki.

 

Sedikit melirik ke arah dalam ruang tamu melalui jendela yang terbuka di sisi kanan tempat ia duduk, terlihat sang appa dan umma yang masih asik berbincang ria dengan tuan dan nyonya choi, lalu jinki yang sibuk mempersiapkan? Emmm entahlah tidak terlalu terlihat jelas karna gweboon yang berada di sampingnya sedikit menghalangi.

 

“menyebalkan! Lebih baik aku pergi saja sebelum namja itu datang” ucap taeyon pelan dan dengan langkah pelan beranjak pergi dari teras tempatnya duduk.

 

Selangkah demi selangkah, bahkan taeyon sudah mendekati pintu pagar rumahnya. Sejauh ini masih berjalan lancar sebelum sebuah mobil berhenti tepat di hadapannya.

 

Jantung taeyon hampir terlepas dari tempatnya ketika mobil itu membunyikan klakson. Habis sudah, pasti ini mobil namja yang akan dijodohkan dengannya. Ingin melarikan diri, tapi bagaimana caranya? Lari!! Ya lari saja sebelum terlambat.

 

Namun sebelum taeyon berlari menjauh, sebuah suara yang sangat ia kenal mengalihkan pikirannya, suara yang sangat ia rindukan.

 

“pooh..”

 

taeyon terdiam ditempatnya saat melihat minho keluar dari mobil yang menghalanginya tadi. Tunggu? Bagaimana minho bisa berada didalam mobil itu? Apa minho bersekongkol membantu keluarganya untuk menjodohkannya?

 

“pooh, kau mau kemana?” minho berjalan mendekat ke arah taeyon

 

taeyon hanya terdiam, banyak pertanyaan didalam pikirannya yang membuatnya sangat bingung. Ada apa sebenarnya?

 

“hey pooh, kenapa kau diam saja?” ucap minho lagi

 

“keroro, kenapa kau disini?” tanya taeyon dengan tatapan bingung

 

“kita masuk dulu, nanti aku akan jelaskan”

 

“anni, aku tidak mau masuk! Kau pasti membantu keluargaku untuk perjodohan hari ini kan?”

 

“pooh, semua tidak seperti apa yang kau bayangkan. Percaya padaku”

 

“anni, aku mau pergi saja” minho menghela nafasnya mengingat betapa keras kepalanya yeoja di hadapannya jika kemauannya sudah ditetapkan oleh dirinya sendiri.

 

“apa kau benar-benar ingin pergi…” ucap minho saat taeyon sudah beranjak dari hadapannya.

 

“walau aku yang akan dijodohkan denganmu”

 

diam, perkataan minho sukses membuat yeoja cantik itu berhenti melangkah, terkejut dengan apa yang telah di ucapkan oleh keroronya. Apa dia salah mendengar?

 

Minho tersenyum saat taeyon membalikkan tubuhnya dan melihat ke arahnya. Cantik, taeyon amat sangat cantik hari ini. Itu yang ada di dalam pikiran minho sedari tadi.

 

“pooh, saranghae”

 

minho berjalan dan mendekat kearah taeyon, yeoja itu masih terdiam. Mungkin terkejut, tidak pasti dia sangat terkejut.

 

“Minho!! Kau sudah sampai” seruan jinki dari arah teras rumah mengalihkan perhatian minho dan taeyon, terlihat disana kedua orang tua taeyon serta minho juga melihat kearah mereka sekarang.

 

“ya minho, kenapa kau lama sekali datangnya! Lihat babyku sudah bosan menunggu” seru gweboon yang berada di samping jinki kali ini

 

“maaf…” ucap minho sambil memegang tengkuknya.

 

“ya udah ayo masuk, kita bicarakan semuanya didalam” mendengar perkataan tuan Lee, mereka semua pun masuk kembali ke dalam rumah. Awalnya minho ingin menggandeng tangan taeyon dan membawanya masuk menyusul yang lain, tapi yeoja itu masih terdiam ditempatnya.

 

“jadi… Jadi sejak awal aku menceritakan padamu tentang perjodohan ini kau sudah tau semua?” tanya taeyon pada akhirnya setelah beberapa menit terdiam.

 

Minho sedikit berpikir mengenai jawaban yang pantas untuk diucapkannya. Ya, sejak awal memang minho mengetahuinya. Bahkan minho sendiri yang meminta agar semua tidak memberi tau siapa yang akan di jodohkan dengan taeyon.

 

“ne, tapi pooh aku…”

 

“jika kau sudah tau sejak awal mengapa kau tidak memberitahuku? Mengapa kau diam saja seolah kau tidak tau apa-apa? Aku bahkan sudah menceritakan semua yang aku rasakan padamu, apa kau tau bahwa aku merasa takut? Aku takut jika dijodohkan tanpa mengetahui siapa namja yang akan dijodohkan denganku, aku takut karna sejak aku mengutarakan perasaanku kau tidak pernah menemuiku, kau tau itu?” air mata taeyon mulai mengalir di kedua pipinya. Entahlah, ia merasa seperti di permainkan.

 

“pooh, aku tidak bermaksud seperti itu” ucap minho

 

“lalu, kenapa kau tidak jujur padaku?”

 

“aku..” ucap minho terpotong

 

“kau mempermainkanku minho”

 

“tidak, ku mohon dengarkan perkataanku dulu pooh”

 

taeyon mengalihkan pandangannya, di dalam pikirannya sebenarnya yeoja cantik itu ingin pergi. Tapi kedua kaki ini tidak bisa melangkah seperti biasanya, seperti ada beban berat yang menghalangi langkahnya.

 

“maaf, aku tau ini salahku” minho menggenggam kedua tangan taeyon berusaha membuat yeoja yang berada dihadapanya ini melihat kearahnya.

 

“tapi, aku hanya ingin kau mengingatku” perkataan minho sukses membuat taeyon melihat kearahnya, mengingat? Apa maksud minho? Mengingat apa?

 

“apa sampai hari ini pun kau tidak mengingatku?” tanya minho dengan pandangan lembut ke kedua mata taeyon. Sedangkan taeyon merasa bingung dengan perkataan minho, apa yang telah ia lupakan?

 

“sepertinya kau benar-benar tidak ingat denganku”

 

“apa maksutmu?”

 

“pooh, apa kau ingat namja kecil dengan tubuh gemuk yang selalu mengikutimu saat kau masih tinggal dirumah nenekmu? Namja yang selalu bermain denganmu dan jinki hyung di taman dekat rumah nenekmu? Apa kau ingat?” tanya minho

 

sejenak taeyon seperti kembali ke masa lalu, samar-samar yeoja itu mengingat dulu selalu ada namja yang mengikutinya, bermain bersamanya, dan menjaga taeyon jika ada yang mengganggu dirinya. Namja gemuk yang selalu membuatnya senang berada disampingnya. Dengan mata bulat dan bibir yang berbentuk padat, sangat terlihat menggemaskan bagi taeyon. Tapi namja itu telah pergi, swiss! Namja kecil itu harus menetap di swiss karna pekerjaan sang appa. Tunggu! Swiss?

 

“mino…” bisik taeyon pelan

 

“sudah lama rasanya kau tidak memanggilku seperti itu, yonie” ucap minho senang dengan hanya mendengar panggilan masa kecilnya dari bibir taeyon. Dulu taeyon memang sangat susah memanggilnya minho, jadi yeoja itu memanggilnya mino.

 

“kau mino?” tanya taeyon lagi, bahkan kedua tangan yeoja cantik itu telah berada di kedua sisi pipi minho, pipi yang dulu terlihat sangat chubby.

 

“ne, aku mino” minho menggenggam kedua tangan milik taeyon dan mengecupnya.

 

“aku sangat senang akhirnya kau mengingatku, kau tau? Aku hampir frustasi karna kau melupakanku, apa kau tau? Ak…” ucapan minho terpotong karna taeyon saat ini telah memeluknya erat. Sangat erat bahkan taeyon dengan nyamannya telah tenggelam dalam pelukkan itu.

 

“kenapa sejak awal kau tidak katakan padaku?” tanya taeyon samar karna suaranya terhalang oleh pelukannya saat ini.

 

“aku hanya ingin kau mengingatku dengan sendirinya, pooh. Tapi ternyata tidak bisa” jawab minho dengan membalas pelukan tersebut.

 

“maaf”

 

seketika suasana menjadi hening, waktu pun seperti berjalan dengan sangat lambat, taeyon merasa nyaman berada didalam pelukkan minho, terlebih suara detak jantung namja tampan itu terdengar sangat merdu di telinganya.

 

Mungkinkah ini takdir yang telah tuhan tunjuk untuk taeyon? Namja chubby yang dulu selalu membuatnya tersenyum dan walau sempat terpisah tetapi namja bernama choi minho ini kembali padanya.

 

“hey, mau sampai kapan kalian berpelukan disana? Cepat, masih ada yang lebih penting yang harus kita bicarakan” seru jinki sambil bertolak pinggang menatap adiknya bersama minho, sedangkan kedua orang tua taeyon dan minho hanya tersenyum melihat keserasian anak mereka, lalu gweboon? Ah dia bahkan sudah merekam semua adegan demi adegan minho dan taeyon dengan ponsel ditangannya.

 

.

.

.

.

.

 

Setelah berbincang-bincang membicarakan berbagai macam mengenai perjodohan taeyon dan minho, maka telah di putuskan bahwa mereka akan menikan setelah jinki dan gweboon menikah. ah.. Ya, diam-diam ternyata taeyon tidak tau jika jinki dan gweboon akan menikah satu bulan lagi.

 

Mengapa semuanya merahasiakan banyak hal pada taeyon? Setelah ini ada rahasia apa lagi yang tidak ia ketahui? Entahlah, setidaknya sekarang ia telah tau bahwa dua bulan lagi dia akan menjadi nyonya choi XD

 

saat ini mereka sedang mengadakan pesta barbecue di taman belakang kediaman keluarga lee, seperti penuh dengan kejutan hari ini dirasakan oleh taeyon, ini benar-benar takdir tuhan yang sangat indah.

 

“pooh, kenapa kau tersenyum-senyum seperti itu?” ucap minho saat melihat yeojanya sedang asik duduk di sebuah ayunan kayu yang cukup untuk dinaiki dua orang, taeyon hanya kembali tttersenyum menanggapi pertanyaan minho dan memeluk erat kembali boneka beruang ‘pooh’ pemberian minho di pelukannya.

 

Minho menyerahkan segelas jus melon yang dibawanya kepada taeyon dan duduk di samping yeoja cantik itu.

 

“apa kau senang?” tanya minho sambil memandang taeyon yang sedang meminum jus melon ditangannya.

 

“tentu” jawab taeyon singkat

 

“terima kasih pooh, karna kau telah menerimaku. Tadinya ku pikir kau benar-benar tidak menyetujui perjodohan ini” mendengar perkataan minho, taeyon meletakkan gelas jus ditangannya pada meja yang berada di sisi kanan tempatnya duduk. Yeoja itu tersenyum menghadap kearah minho, kedua tangannya mencubit gemas kedua pipi minho, dia benar-benar tidak menyangka bahwa keroro yang selama ini selalu bersamanya adalah mino si chubby.

 

“aww.. Pooh appo~” sedikit meringis dengan sedikit nada manja, taeyon malah tertawa mendengarnya.

 

“kau benar-benar mino? Lalu kemana pipi chubby mu?” tanya taeyon

 

“sudah menghilang beberapa tahun yang lalu”

 

“benarkah? Bagaimana bisa?”

 

“entah, aku pun tak tahu”

 

“mungkin karna pipi chubbymu menghilang aku jadi sulit mengingatmu, kau tau? Kau terlihat berubah sekarang, bukan seperti mino yang dulu”

 

“apa aku semakin tampan?” tanya minho dengan kedipan mata menggoda, sedangkan taeyon hanya tertawa melihatnya.

 

“anni, menurutku mino kecil lebih tampan. Dia berbeda denganmu, mino kecil sangat menggemaskan, dia tidak memakai kacamata sepertimu” jelas taeyon sambil melepas kacamata yang dipakai minho dan meletakkannya dimeja.

 

“lalu? Aku harus bagaimana agar bisa seperti dia?” tanya minho lagi

 

“emm.. Kau harus memberiku hadiah. Dulu, mino selalu memberiku lollipop. Setidaknya hari ini kau memberiku bunga”

 

“hey, apa kau lupa bahkan aku selalu menghadiahimu boneka beruang madu itu” bela minho

 

“iya aku ingat, tapi aku ingin hadiah darimu lagi” sebenarnya sedari tadi taeyon mengingat penyebab minho terlambat datang, kedua orang tua minho bilang bahwa anaknya telah menyiapkan hadiah untuk taeyon, tapi mana?

 

“apa aku harus pergi membeli boneka lagi sekarang?”

 

“anni, orang tuamu bilang kau sudah menyiapkan hadiah untuk ku?” mendengar perkataan taeyon, minho seperti mengingat sesuatu yang sangat penting, namja itu pun langsung beranjak dari duduknya dan pergi mencari sesuatu.

 

“tunggu sebentar pooh..” seru minho sambil berlari pelan

 

“Ya! Apa dia melupakan hadiahnya?” gumam taeyon

 

setelah 5 menit menunggu, taeyon melihat minho telah kembali dan berjalan kearahnya, namun minho tidak membawa apa-apa. Tidak ada hadiah ditangannya, tidak ada boneka, tidak ada bunga. Lalu apa?

 

“mana?” tanya taeyon saat minho sudah kembali duduk di sampingnya.

 

“mwo?”

 

“bukankah kau pergi untuk mengambil hadiah untukku?”

 

“eoh? Apa aku berkata seperti itu tadi?”

 

“ya! Jadi kau bukan mengambil hadiah untukku? Kau menyebalkan!” taeyon pun memukul lengan minho dengan kesal, sedangkan namja bermata bulan purnama itu hanya meringis sakit.

 

“pooh, appo~” rengek minho, mendengar itu pun taeyon berhenti memukul, tapi yeoja itu beranjak ingin pergi.

 

“hey, mau kemana?” minho menahan langkah taeyon dengan memegang tangan yeoja itu, karna tidak ada jawaban dari taeyon minho pun nenarik tangan yeoja cantiknya hingga tepat terjatuh di pangkuannya.

 

“Ya! Apa yang kau lakukan” seru taeyon namun minho malah memeluknya semakin erat.

 

“pooh, pelankan suaramu…” bisik minho dan itu sukses membuat debaran jantung taeyon menjadi lebih cepat dari biasanya, dilihatnya kedua orang tua minho dan taeyon serta jinki dan gweboon yang masih sibuk dengan pesta barbecue tanpa memikirkan taeyon dan minho.

 

Suasana menjadi sedikit canggung, taeyon hanya bisa diam di dalam dekapan minho tanpa sepatah kata sedikitpun. Yeoja cantik itu hanya berharap minho tidak mendengar detak jantungnya yang terlalu berisik kali ini.

 

“kenapa diam? Kau marah padaku?” tanya minho memecahkan keheningan, sedangkan taeyon hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

 

“pooh, apa yang kau rasakan sekarang? Apa kau senang? Kau mencintaiku kan?” minho bertanya dengan menyandarkan dagunya di pundak taeyon, namja itu dapat mencium wangi manis dari yeoja di dekapannya.

 

“kenapa bertanya seperti itu? Bukankah kau sudah tau jawabannya”

 

“ne, aku memang sudah tau. Tapi hanya ingin mendengarnya lagi”

 

“baiklah, saranghae keroro” ucap taeyon dan dapat dengan jelas didengar oleh minho, lihat saja bahkan namja itu tersenyum senang.

 

“keroro? Lalu mino?” tanya minho dengan nada bercanda.

 

“saranghae mino”

 

“kalau begitu, bagaimana dengan choi minho?” tanya minho lagi

 

“saranghae choi minho”

 

“apa?” seakan tidak mendengar minho malah kembali bertanya.

 

“minho!” mendengar seruan taeyon minho pun tertawa. Dia memang sangat senang membuat taeyon kesal, dengan bibir yang di pout atau pipi yang di gembungkan taeyon terlihat sangat imut dan menggemaskan bagi minho.

 

“nado saranghae Lee Taeyon” ucap minho sambil memeluk taeyon lebih erat.

 

“kau tidak mencintai pooh?” tanya taeyon membalas

 

“baiklah, nado saranghae pooh~” minho menjawab dengan nada imut lalu mencium pipi taeyon.

 

“hahaha, aegyo yg aneh”

 

mungkin sejak mereka pertama kali bertemu tuhan memang sudah mentakdirkan mereka untuk bersama. Mereka memang sangat serasi, sudah banyak teman-teman kuliah taeyon atau minho yang menganggap mereka sebagai sepasang kekasih. Dan sebentar lagi mereka bukan hanya menjadi sepasang kekasih, namun menjadi sepasang suami dan istri yang saling menyayangi dan melengkapi.

 

“pooh, apa aku boleh bertanya sesuatu?” kata minho dan dijawab dengan anggukkan kepala oleh taeyon.

 

“kau ingat? Saat itu kita bertemu di toko aksesoris dan aku melihatmu dengan kai, apa kau selalu sedekat itu dengannya?” tanya minho dengan nada sedikit cemburu yang taeyon dengar.

 

“oh itu, aku hanya membantu kai untuk memilih hadiah apa yang cocok diberikan pada kekasihnya. Jadi karna aku ada waktu ya aku membantunya” jelas taeyon

 

“kai memiliki kekasih?”

 

“ne, dia berkata akan memperkenalkannya padaku”

 

“hufttt, syukurlah”

 

“apa? Kau cemburu”

 

“iya”

 

“mino, kai itu hanya sahabatku. Aku memang dekat dengannya tapi hanya sebagai sahabat”

 

“arraso”

 

“lalu kau? Siapa yeoja cantik itu, kelihatannya kau sangat dekat dengannya. Bahkan jinwoo oppa mengatakan padaku kau membawa seorang yeoja ke kedai ice cream” terdengar sedikit sinis ketika taeyon mengatakan hal tersebut. Ah itu sangat menyebalkan.

 

“maksudmu Minjung?! Dia hanya sepupuku. Saat itu dia memaksaku menemaninya jalan-jalan, dan ternyata aku malah bertemu dengan kau juga kai” ucap minho

 

“ku pikir dia kekasihmu”

 

“hey, kenapa sampai terpikir begitu?”

 

“kau pernah mengatakan yeoja idamanmu padaku, dan yeoja itu sangat mirip dengan apa yang kau katakan” jelas taeyon sambil mengerucutkan bibirnya. Kesal kah? Namun itu malah membuat minho gemas! >///<

 

“yeojaku kan hanya kau, bahkan dari kecil aku sudah memilihmu sebagai pendampingku. Kau saja yang lupa”

 

“benar seperti itu? Hanya aku?” selidik taeyon

 

“kau tidak percaya?” tanya minho dengan nada sedih.

 

“percaya keroro~”

 

selalu, taeyon memang selalu membuat minho gemas! Minho merasa sangat beruntung dan sangat berterima kasih kepada tuhan. Karna tuhan telah mengizinkan minho bertemu dengan taeyon, karna tuhan telah menciptakan mahluk cantik bernama Lee Taeyon ini untuknya.

 

“pooh~” panggil minho, sedangkan taeyon hanya bergumam menanggapinya. Yeoja cantik itu sedang memejamkan mata sambil bersandar pada minho. Merasakan udara yang menyejukkan pada hari ini terlebih ada wangi namjanya yang ikut tercium.

 

“minggu depan, apa kau memiliki waktu? Bagaimana dengan tugas kuliahmu?” tanya minho.

 

“wae? Semua tugasku sudah selesai. Hanya tinggal satu tugas yang belum ku kumpulkan, setelah itu hanya kuliah seperti biasa” jawab taeyon masih dengan memejamkan mata.

 

“ah.. Masih ada tugas? Kalau begitu tiket ini ku kembalikan saja pada minjung” gumam minho pelan namun dapat didengar dengan jelas oleh taeyon, buktinya yeoja itu tidak lagi memejamkan mata dan bersandar pada minho, secepat kilat dia langsung menghadap minho dengan tatapan penuh tanya. Tiket apa?

 

“ini.. Ini penyebab aku telat, minjung memberinya untukmu” ujar minho sebelum taeyon bertanya sambil memberikan amplop berwarna biru itu pada yeojanya.

 

Senyum manis taeyon muncul setelah mengetahui apa isi dari amplop biru itu, dua tiket pesawat menuju jepang dan dua tiket pameran boneka. Mata taeyon bahkan seakan bersinar setelah melihat ada gambar beruang madu di tiket itu. Pooh~

 

“aku menceritakan semua tentangmu padanya, dan dia ingin sekali bertemu denganmu. Sayangnya dia harus cepat kembali ke jepang karna pekerjaannya, dan sebelum dia berangkat dia memberiku ini” jelas minho, taeyon hanya tersenyum menatap minho seakan yeoja itu mengatakan ‘aku sudah tidak sabar untuk segera pergi ke jepang, keroro’ dari tatapan mata dan senyum diwajah cantiknya.

 

“aku ingin bertemu dengannya, dia baik sekali” ucap taeyon

 

“kita akan mengunjunginya setelah kau menyelesaikan tugasmu, lagi pula dua hari lagi aku pun akan menyerahkan tugas akhirku”

 

“lalu? Apa kita akan menyianyiakan tiket ini?”

 

“kita bisa pergi lain waktu, pooh. Aku hanya tidak mau kau mengabaikan tugasmu”

 

“tapi…”

 

“tidak ada tapi”

 

“aku akan segera menyelesaikan tugasku, lagi pula hanya satu tugas. Dan kau juga harus fokus dengan tugas akhirmu. Aku mau minggu depan kita ke jepang! Apapun yang terjadi” minho hanya bisa diam mendengar perkataan taeyon, seperti biasa yeojanya ini selalu keras kepala. Tapi bagaimanapun minho selalu mengiyakan.

 

“kalau aku bilang tidak pun pasti kau akan memaksa dan merayuku seperti biasa, ya kan pooh?”

 

“tentu” ucap taeyon dengan diselingi tawa, minho memang selalu mengerti semua tentang taeyon.

 

Tanpa mereka berdua sadari, sejak tadi mata jinki sesekali melirik kearah taeyon dan minho. Terlebih, hey! Lihatlah posisi mereka saat ini. Adik kesayangannya sedang duduk di pangkuan minho, dan namja bermata bulan purnama itu dengan santainya memeluk sang adik yang berada dipangkuannya. Ah jinki masih sedikit tidak rela dengan hal manis itu.

 

“aish..” tanpa sadar jinki meletakkan gelas dengan kasar di atas meja dan membuat gweboon yang berada disampingnya terkejut.

 

Gweboon pun melihat ke arah jinki namun namjanya itu hanya memandang kearah taeyon dan minho berada. Sedikit tertawa pelan melihat ekspresi jinki saat ini. Cemburukah? Atau iri?

 

“ada apa? Apa kau cemburu pada minho?” ucap gweboon dan sukses membuat jinki kembali menatap yeoja itu.

 

“anni, aku hanya belum terbiasa melihat kodok itu bermesraan dengan adikku”

 

“mulai sekarang kau harus mulai terbiasa, lihatlah taeyon dia terlihat sangat bahagia bersama dengan minho” jinki melihat kembali kearah taeyon yang sedang asik bercanda dengan minho.

 

“ya, aku tau minho akan membuat adikku bahagia. Aku hanya merasa waktu berlalu begitu cepat, tanggung jawabku untuk menjaga taeyon akan terganti dengan minho saat mereka telah menikah nanti” jelas jinki, namja tampan itu memang sangat menyayangi adiknya. Adik cantiknya yang selalu mengandalkannya sedari dulu, namun sebentar lagi hal itu akan berubah.

 

“aku yakin walau taeyon sudah menikah nanti, dia pasti tidak akan melupakan oppanya yang tampan ini” mendengar perkataan gweboon jinki hanya bisa tersenyum. Tentu saja adiknya itu tidak akan lupa padanya, sekalipun dia sudah menikah dengan minho nanti. Jadi? Untuk apa dia merasa risau.

 

“ya aku tahu itu, dan sekarng tanggung jawab utamaku adalah kau, Kim Gweboon. Ah anni, sebentar lagi akan berubah menjadi Lee Gweboon” jinki menarik pelan lengan yeoja cantik dihadapannya dan memeluk erat tubuh gweboon.

 

“aku berjanji akan membahagiakan mu baby” bisik jinki sebelum namja itu mencium kening gweboon.

 

.

.

.

.

.

 

 

15 menit berlalu, sama seperti taeyon dan minho. Jinki dan gweboon pun sibuk dengan dunia mereka sendiri, sampai suara nyonya Lee menyadarkan mereka kembali.

 

“maafkan umma, tapi kalian bisa melanjutkannya nanti..” ucap sang umma pada jinki yang hanya bisa tertawa sedangkan gweboon tersenyum malu.

 

Jinki pun berjalan kearah sang appa yang sedang sibuk memanggang daging dengan tuan Choi, sedangkan gwe kembali membantu menyiapkan persiapan lain.

 

Lalu? Bagaimana dengan taemin dan minho?? Ya… Ya… Ya… Mereka masih sibuk bermesraan sebelum suara jinki dengan penuh penekanan memanggil minho untuk membantunya.

 

“sebelum kau resmi menikah dengan adikku. Kau tidak boleh ‘Menyentuhnya’ kau mengerti maksudku, choi minho.” ucap jinki pelan namun dapat didengar dengan jelas oleh minho saat mereka sedang sibuk menggantikan para appa memanggang.

 

“ne, aku mengerti hyung. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri akan menjaga taeyon. Kau percayalah” jawab minho

 

“ne aku percaya kodok! Tapi jika kau menyakitinya, kau akan ku jadikan kodok panggang. Ingat itu!” ancam jinki dan minho hanya bisa menganggukan kepala sebagai jawaban.

 

Ya pasti setelah hari ini, akan semakin banyak tawa, canda, dan cinta yang hadir dalam kehidupan taeyon dan minho, dan tentu saja mereka juga akan dihalangi dengan krikil-krikil kecil namun semua itu dapat mereka atasi bersama karna kejujuran dan kepercayaan satu sama lain.

 

“jinki oppa! Kenapa kau mau menjadikan keroroku sebagai kodok panggang?!” seruan suara yeoja yang amat sangat dikenal oleh minho dan jinki mengkagetkan keduanya yang sedang sibuk memanggang.

 

Saat jinki menolehkan kepala, namja tampan itu sudah melihat adiknya Lee taeyon berada tepat dibelakang jinki dan minho. Yeoja imut itu bertolak pinggang dan menatap sinis ke arah oppanya.

 

“sejak kapan kau disana?” tanya jinki datar, kali ini sambil menghadap kearah sang adik.

 

“saat oppa mengatakan akan memanggang keroroku. Oppa jahat sekali” jawab taeyon sengit

 

“Ya! Kau tidak mengerti maksud perkataanku. Ini rahasia antara namja”

 

“lalu? Rahasia apa? Kenapa oppa mengancamnya” minho yang bingung harus berbuat apa melihat perdebatan kedua saudara ini hanya bisa diam. Terlebih setelah itu tangan mungil taeyon menariknya untuk berada di belakang tubuhnya. Seperti berusaha melindungi minho dari jinki.

 

“aishh.. Anak ini, itu semua kar…”

 

“sudah cukup! Kenapa kalian seperti anak kecil hah!! Disaat seperti ini malah berdebat!” belum selesai jinki berbicara, perkataan gweboon sudah sukses mengheningkan suasana.

 

“baby, oppamu ini tidak akan memanggang minhomu itu. Dan kau bunny, sudah ku katakan percayalah pada minho!” gweboon memang selalu berhasil membuat Lee bersaudara ini bungkam ketika mereka memperdebatkan masalah sepele seperti ini.

 

“sekarang lebih baik minho membantu babyku mengurus yang lain, biar aku yang memanggang” taeyon pun beranjak pergi sambil menggandeng tangan minho, namun…

 

“baby, kau tidak meminta maaf seperti biasa pada oppamu” seketika taeyon menghentikan langkahnya setelah mendengar perkataan gweboon.

 

Yeoja imut itu pun melepas gandengan tangannya dengan minho dan melangkah kearah jinki.

 

“maaf oppa aku sudah membentakmu” ucap taeyon pelan saat berada di hadapan jinki.

 

“ne. Kau tau? Ini bukan seperti yang kau bayangkan, sayang” taeyon menganggukan kepala saat jinki mengusap lembut kepalanya.

 

Setelah itu seperti perkataan gweboon, minho membantu yang lain bersama taeyon, sedangkan dirinya membantu jinki memanggang.

 

“kau seperti anak kecil” ujar gweboon pelan namun dapat didengar oleh jinki.

 

“tapi kau mencintaiku yang seperti anak kecil ini kan?” tanya jinki sambil menatap gweboon yang berada disampingnya.

 

“ne, aku mencintaimu.. Sangat Lee jinki” jinki hanya tersenyum dan mengecup kilat pipi kanan gweboon.

 

“aku lebih mencintaimu..” bisik jinki

 

disisi lain, taeyon dan minho sibuk menata makanan yang telah tersedia di meja. Minho masih tersenyum mengingat kedua saudara Lee ini tunduk dengan perkataan gweboon.

 

“gweboon noona hebat sekali, apa kalian selalu seperti itu?” tanya minho sambil menatap taeyon.

 

“ya. Gwe eonni selalu seperti itu jika aku dan jinki oppa berdebat. Dia akan lebih menyeramkan dari kami bahkan umma dan appa sudah terbiasa dengan itu semua” bisik taeyon pelan agar gwe tidak dengar.

 

“tapi kau tidak apa-apa kan?” tanya taeyon kali ini dengan menatap minho lekat. Bahkan yeoja imut itu menyuruh minho untuk memutarkan tubuhnya memastikan sang keroro baik-baik saja.

 

“pooh, aku tidak apa-apa.. Kau berlebihan”

 

“kau tidak tau, jinki oppa itu sangat protektif padaku. Bisa saja dia benar-benar memanggangmu”

 

“hey, aku bahkan bersyukur selama ini jinki hyung protektif padamu. Dia hanya memintaku untuk menjagamu, dan tanpa disuruh pun aku akan lebih overprotektif padamu” jelas minho

 

“sungguh kau akan menjagaku?” tanya taeyon memastikan kesungguhan minho.

 

“ne, aku sungguh-sungguh” jawab minho sambil mendekatkan dirinya pada taeyon.

 

“apa kau akan membahagiakanku?” tanya taeyon lagi.

 

“tentu saja, aku akan selalu membahagiakanmu, pooh” minho mengusap lembut pipi chubby taeyon yang sedikit menimbulkan warna merah. Eoh? Malukah.

 

“kau janji akan selalu mencintaiku?”

 

“ne, sampai kapanpun aku akan mencintaimu, pooh”

 

“dan kau tidak akan meninggalkanku kan?”

 

“kapan aku meninggalkanmu. Yang ku takuti itu kau yang akan melupakanku lagi”

 

“ya! Itu karna kau sudah banyak berubah. Sekarang aku tidak akan melupakanmu, aku akan selalu mengingatmu”

 

“kau memang harus selalu mengingatku mulai sekarang. Sekalipun kau lupa, aku akan terus mengingatkanmu. Bahwa aku adalah Choi Minho, namja yang akan selalu mencintaimu” taeyon benar-benar tersentuh dengan ucapan namja yang dicintainya itu. Dia percaya, minho akan selalu ada dihatinya. Dia tidak akan lupa akan namja yang akan menjadi suaminya ini.

 

“ternyata kau pintar merayu ya?” ucap taeyon sambil mencubit kedua pipi minho.

 

“aishh.. Poohhh.. Aku tidak sedang merayu, aku sungguh-sungguh”

“ya..ya.. baiklah aku percaya padamu Choi Minho”

 

chu~

 

minho sedikit terkejut ketika taeyon mengecup hidung bangirnya. Walau cuma sebuah kecupan kilat namun apa taeyon tau bahwa minho sangat menyukai itu.

 

“hey, siapa yang mengijinkanmu mengecup hidungku?”

 

“eoh? Wae?”

 

“hanya aku yang boleh memulainya. Mengecup, mencium, memeluk. Kau tidak boleh”

 

“memangnya kenapa? Kau tidak suka?”

 

“aku suka, aku bahkan sangat suka. Tapi sebelum kau resmi menjadi istriku kau tidak boleh melakukannya. Karna aku bisa melanggar perkataanku pada jinki hyung, kau mau aku benar-benar dipanggang oleh oppamu itu”

 

“memangnya kau akan melanggar apa?”

 

“hanya perjanjian sebelum kau menjadi milikku seutuhnya. Ini perjanjian rahasia, kau tidak boleh tau”

 

“ya sudah, kalau begitu kau juga aku tidak ijinkan berada sangat dekat denganku seperti ini, harus ada jarak satu meter sampai kita menikah nanti”

namun disaat taeyon ingin melangkah mundur, tangan minho dengan sigap menahannya untuk melangkah mundur.

 

“tidak ada perjanjian seperti itu, pooh” minho kembali mendekat pada taeyon.

 

“stop choi, kenapa kau boleh membuat perjanjian dengan jinki oppa sedangkan aku tidak. Kau juga melarangku tadi”

 

“baiklah kalau kau memaksa dengan perjanjian itu, aku akan merobek tiket pesawat ini dan aku akan katakan pada minjung … ”

 

“ok!! Tidak ada perjanjian, kita tetap harus pergi ke jepang!”

 

minho berusaha menahan tawanya melihat ekspresi taeyon saat mengatakan akan merobek tiket. oh god, dia sangat menggemaskan.

 

“baiklah tuan putri ~”

 

“kau menang”

 

“tentu, karna aku choi minho. Hahaha”

 

minho membawa tubuh mungil itu di dalam pelukannya, lagi-lagi mengabaikan sikon yang ada. Bagi minho rasanya sangat nyaman ketika bisa memeluk taeyon dengan erat seperti ini, dia berjanji akan membuat keluarga kecilnya bahagia kelak bersama taeyon.

 

“keroro…”

 

“mmm…”

 

“apa boleh aku yang memilih desain baju pernikahan kita”

 

“tentu, pooh”

 

“aku ingin pesta taman”

 

“baiklah”

 

“lalu aku ingin sebagian dekorasi pernikahan kita ada boneka beruang madu”

 

“Emm.. Apa itu akan bagus?”

 

“tentu, aku yakin”

 

“kalau seperti itu, aku setuju”

 

“lalu aku ingin kita meng…”

 

chu~

 

sebuah kecupan manis mendarat dibibir taeyon sebelum yeoja itu menyelesaikan perkataannya.

 

“aku akan menyetujui semua keinginanmu, asal aku bisa menikah denganmu. Kita akan buat pernikahan sesuai dengan keinginanmu” ucap minho, dan mendekati wajah tampannya lagi kearah taeyon. Dan…

 

chu~

 

“Choi minhoku yang terbaik. Saranghae”

 

“nado pooh~”

 

kembali berpelukan merasakan kebahagiaan yang saat ini menyelimuti keduanya. Merasakan detak jantung yang saling berpacu seakan ingin memberi tahu bahwa melodi detak jantung itu karna cinta . Namun…

 

“UHUK!!”

 

Ya, kalian pasti tau siapa yang akan merusak moment manis taemin dan minho saat ini. Suara batuk yang terdengar sangat tidak alami. Membuat pelukan keduanya terlepas.

 

Lee Jinki sudah berdiri tegak dengan melipat kedua tangannya di hadapan sang adik dan minho.

 

“maaf jika aku mengganggu moment kalian, tapi aku sudah memanggil sedari tadi. Jadi, bisakah kalian tunda dulu? Umma dan appa meminta kita berfoto bersama” jelas jinki panjang lebar.

 

“foto!!” mendengar kata foto, tentu saja taeyon langsung bersemangat. Yeoja cantik itu bahkan sudah berlari kearah keluarga yang lain berkumpul.

 

Sementara minho, namja itu terdiam sejenak sebelum melangkah dengan jinki disampingnya.

 

“kau masih mengingat ucapanku, choi” ucap jinki dingin. Ketahuan sekali jika ia masih kesal dengan minho yang memeluk adiknya.

 

“ne, hyung” jawab minho pasrah.

 

Semua berkumpul, dua keluarga yang menjadi satu dalam kebahagiaan. Jinki berdiri tepat disamping gweboon, dan minho berdiri tepat di samping taeyon. Kedua orang tua taeyon dan minho duduk di kursi yang berada di hadapan anak-anak mereka. Tidak lupa, senyum kebahagiaan tidak terlepas dari wajah mereka sampai flas kamera pada mereka.

 

Benar-benar foto penuh kebahagiaan.

.

.

.

. END

.

.

.

.

yeyyyy…. akhirnya tamat juga… tolong di komen ya.. kalo dikomen insya allah ada sequel waktu mereka pergi ke jepeng 🙂

6

FF – Loving KEY (JinBoon) ~Part 7~

Title : Loving KEY (JinBoon) ~Part 7~

Author : Vhy

Cast : Kim Gwiboon/KEY, Lee Jinki, Son DongWoon, Kim Jonghyun *dan kawan kawan*

Genre : teka teki silang?!?

Length : 1 – ???

Foreword :

 

cuuusss… part 7 langsung aku post juga… jadi silahkan dibaca, jangan lupa dikomen ya.. tolong tinggalkan jejak ~ 🙂

 

.

.

.

.

 

Sudah hampir seminggu jinki mengindar dari gweboon, namja tampan itu selalu pergi pagi dan pulang malam. Lalu jika sedang berada di rumah, dia memilih untuk mengurung diri di dalam kamarnya. Bahkan jinki juga melarang gweboon untuk membersihkan kamarnya lagi.

Dia pun menghindari berbicara dengan gweboon. Kalau pun yeoja itu menanyakan sesuatu, jinki pasti hanya menjawab dengan singkat dan menghindari kontak mata dengannya.

Jinki sendiri tahu betapa terlukanya gweboon karna sikapnya, bahkan sudah beberapa kali jinki memergoki yeoja itu sedang menangis diam-diam. Tapi dia harus bagaimana lagi? Semenjak kejadian itu hampir setiap detik jinki merindukan gweboon. Ingin kembali memeluk dan mencium yeoja itu, ingin mengungkapkan sayang padanya.

Jinki sadar ia sangat mencintai gweboon. Tapi apa hal ini benar? Yeoja itu sedang amnesia lalu jika ingatannya telah kembali, gweboon pasti akan melupakannya dan kembali kekehidupannya semula. Tanpa ada sosok jinki disampingnya.

‘Aku harus segera menemukan keluarganya’ pikir jinki dalam hati. Harus! Sebelum dirinya lepas kontrol dan semuanya jadi terlambat. Disisi lain jinki juga tidak tega melihat gweboon yang terus bersedih karna sikapnya.

Tapi kemana jinki harus mencari info tentang keluarga gweboon, namja tempo hari bahkan mengaku tidak mengenal gweboon. Padahal jinki sangat yakin sekali kalau namja itulah yang datang bersama gweboon saat itu. Jonghyun bahkan mengatakan hal yang sama dengannya tentang namja itu.

Jinki yakin pasti namja itu telah berbohong, karna walaupun sekilas jinki sempat melihat betapa terkejutnya namja itu ketika dirinya mengatakan gweboon berada dirumahnya.

Semoga saja namja itu akan datang lagi, dan jinki dapat bertanya lebih lanjut padanya.

‘pib-pib-pib’

tiga orang yeoja berjalan menuju restoran tempat jinki bekerja setelah memarkirkan mobilnya. Sesaat jinki terkejut karna salah satu yeoja itu adalah yeoja yang datang bersama dengan dongwoon tempo hari. Apa tuhan begitu cepat mendengar doanya?

“kau yakin restoran ini memiliki menu yang enak?” tanya salah seorang diantara mereka saat memasuki pintu restoran. Jinki pun beranjak dari duduknya untuk menghampiri mereka sambil membawa daftar menu.

“kalian tenang saja, beberapa hari yang lalu dongwoon mengajakku kesini. Dan dia juga bilang restoran ini tempat favoritnya dengan keluarga jika sedang berlibur” sahut yeoja itu.

“permisi, ini daftar menu hari ini” ujar jinki sopan. Tiga yeoja itu pun melihat-lihat deretan menu yang akan dipesannya.

“tumben nona tidak bersama namjachingu-nya kemari?” tanya jinki sambil tersenyum ramah ketika selesai mencatat menu-menu yang dipesan.

“oh, sekarang dia sedang sibuk mengurus bisnis barunya” sahut yeoja itu sambil membalas senyum jinki.

“tuh kan kau lihat sendiri pelayan restoran ini saja sampai mengenali dongwoon karna seringnya dia makan disini dengan keluarganya”ujar yeoja itu lagi pada kedua temannya.

Sementara tiga yeoja itu menikmati makan siang mereka, jinki berpikir keras mencari cara bagaimana untuk mendapatkan nomer telepon dongwoon tanpa dicurigai. Dan lagi-lagi tuhan sangat baik padanya, terlintas sebuah ide yang cukup bagus di pikirannya.

“maaf nona, boleh saya meminta nomer telepon anda?” tanya jinki ketika mengantar nota pembayaran.

“begini nona, kami sedang mengumpulkan data pelanggan tetap disini. Jadi jika ada menu baru kami dapat langsung memberitahu pada mereka” jelas jinki berusaha meyakinkan.

“oh begitu, tentu boleh” jawabnya sambil mengambil selembar kartu nama dari dalam dompetnya dan memberikannya pada jinki.

“apa boleh saya juga meminta nomer telepon namjachingu anda?” kata jinki sopan.

“oh ya..” yeoja itu pun segera menulis nama dongwoon dan nomer telepon rumah namja itu di balik kartu namanya.

“Terima kasih, nona” kata jinki sambil mengambil kartu itu.

.
.
.
.
.

Gweboon duduk sendiri di ruang tamu, menatap kearah luar rumah. Sudah seminggu ini yeoja itu merasa tersiksa dengan sikap jinki. Bahkan sampai detik ini dia tidak mengerti dengan apa yang menyebapkan jinki berubah. Mengingat akan hal itu pun air matanya bergulir dipipinya.

Semenjak kejadian dikamar jinki waktu itu, hampir setiap detik gweboon merindukan jinki. Dia sadar saat ini memang ingatannya akan masa lalu miliknya belum kembali. Tapi gweboon tidak kehilangan perasaannya. Dia dapat merasakan bahwa jinki juga mencintainya sepeti dia mencintai jinki. Tapi kenapa jinki melalukan hal ini padanya, menghidar dan terus bersikap dingin padanya.

Gweboon belum sempat menghapus air mata yang mengalir di kedua pipinya ketika pintu dibuka dari luar. Tanpa menoleh pun gwe tau siapa yang datang. Buru-buru dia menghapus air matanya.

Tapi jinki masih sempat melihat air mata yang menggenang di ujung mata indah yeoja itu.

“oppa sudah pulang, apa oppa sudah makan?” tanya gweboon.

Jinki tidak menjawab. Dia hanya menggelengkan kepadanya dengan hati yang sedih melihat wajah kusut gweboon.

“oppa tunggu sebentar, aku akan siapkan makanan untukmu” gweboon bangun dari duduknya dan berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan malam.

Sementara itu jinki terdiam di ruang tamu. Dia harus menceritakan yang sebenarnya pada yeoja itu. Hanya itu satu-satunya cara yang dapat membuat gwebon melupakan cintanya lalu membencinya.

Maka ketika gweboon kembali ke ruang tamu untuk mengajak jinki makan, namja itu pun langsung menyuruh gwe untuk duduk.

“key. Duduklah. Ada yang ingin ku bicarakan denganmu” kata jinki dengan wajah muram.

Tanpa membantah atau bertanya, gweboon pun duduk. Yeoja itu menatap jinki yang masih berdiri tidak jauh dari hadapannya. Dan secercah perasaan tidak enak langsung menyergap ke dalam hatinya ketika dia melihat betapa muramnya wajah jinki.

“aku rasa sudah saatnya kau mengetahui semuanya, key. Mengetahui semua kebenaran yang selama ini aku sembunyikan” ujar jinki pelan.

“kebenaran apa?” tanya gweboon dengan suara hampir tak terdengar.

“Namamu bukan KEY, dan kau bukanlah sepupuku seperti yang ku katakan selama ini. Di antara kita tidak pernah ada hubungan apa-apa sebelumnya. Aku menemukanmu di batu karang saat aku pulang bekerja. Dan begitu mengetahui kau amnesia, aku tidak punya pilihan lain selain membawamu ke rumahku walaupun sebenarnya aku sangat membencimu” cerita jinki.

Mendengar hal itu gweboon hanya dapat menatap jinki tidak percaya.

“kau sebenarnya seorang yeoja dari keluarga kaya. Beberapa bulan yang lalu, kau pernah datang ke restoran tempatku berkerja bersama seorang namja. Kau bahkan membuat keributan disana hanya karna sepatumu terkena sedikit tumpahan sup yang ku bawa. Kau juga memakiku dan menyiram wajahku dengan jus” lanjut jinki panjang lebar.

“tidak oppa! Tidak mungkin!!! Aku tidak mungkin melakukan hal itu padamu!!” bantah gweboon sambil menangis.

“aku sangat menyayangimu, mana mungkin aku memaki dan menginamu! Kau bohong padaku oppa!!” seru yeoja itu lagi dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya.

“aku tidak bohong, key!. Itulah yang kau lakukan padaku dulu. Kau begitu sombong, menyebalkan dan aku sangat membencimu” tegas jinki

gweboon terdiam mendengar perkataan jinki. Yeoja itu masih tidak percaya akan semua yang telah diucapkan jinki. Menangis, hanya bisa menangis mendengar semua perkataan jinki.

“tidak oppa! Kau pasti bohong padaku!” seru gweboon di sela-sela tangisnya.

“begitu aku menemukanmu tak sadarkan diri di batu karang itu, aku senang sekali karna dengan begitu aku dapat membalaskan sakit hatiku padamu. Apalagi begitu aku tau bahwa kau ternyata amnesia. Aku lalu berfikir untuk menjadikanmu pembantu dirumahku, biar kau merasakan bagaimana di perlakukan dengan buruk”

“CUKUP OPPA!!! kalau kau membenciku lalu untuk apa selama ini kau menjagaku. Kenapa kau tidak menodaiku saja sore itu, bukankah dengan begitu dendam mu padaku terbayarkan dan hidupku hancur. Kau malah menatapku dengan perasaan bersalah. Apa itu yang kau maksud bahwa kau sangat membenciku!” seru gweboon sambil menangis tersedu-sedu.

“key, dari mana kau tau aku belum menodaimu? Aku bahkan sudah melakukannya. Kau pasti sangat terbuai saat itu hingga tak sadar akan semua yang sudah terjadi” dusta jinki.

“aku memang kehilangan ingatanku! Tapi aku tidak kehilangan perasaanku. Aku tau kau mencintaiku oppa. Dan aku juga tau bahwa saat itu kau tidak melakukan apa-apa”

“aku telah melakukannya, key. Dan aku puas sekali karna rasa sakit hatiku telah terbalaskan” bantah jinki dingin.

Gweboon tertegun menatap jinki. Benarkah semua perkataan namja dihadapannya ini? Benarkah begitu terbuainya dia sampai tidak tau bahwa jinki sudah menodainya? Jinki hanya ingin membalas dendam? Jinki membencinya? Dan salahkah penilaiannya selama ini terhadap jinki?

Masih banyak pertanyaan – pertanyaan yang berputar di pikiran gweboon. Seketika kepalanya terasa berat, rasanya sangat pusing. Dia tidak ingin mendengar perkataan jinki lagi. Dengan susah payah gwe bangun dari duduknya. Kakinya terasa lemas dan kepalanya semakin berat sampai akhirnya dia terhuyung lemas tak sadarkan diri.

.
.
.
.
.

Gwebon melihat sosok seorang namja tinggi tegap di hadapannya. Wajahnya tidak terlihat jelas. Namja itu mencengkram bahunya dengan kasar sampai dia meringis menahan sakit.

“DENGAR KAU! AKU SUDAH MUAK DENGAN KELAKUANMU! KAU YEOJA EGOIS, TIDAK PUNYA PERASAAN, DAN SEORANG YANG PALING SOMBONG YANG PERNAH KU KENAL!!! KARNA KAU COCO MATI KALAU SAJA KAU MENUNGGU SEBENTAR SAJA SEMUA TIDAK AKAN SEPERTI INI!” teriak namja itu dengan penuh kemarahan.

Kemudian dengan tatapan kebencian namja itu mendorongnya dengan keras sehingga dia jatuh terpelanting. Dan kepalanya terbentur sesuatu. Dia meringis kesakitan. Dan tiba-tiba kumparan air pekat mengelilinginya. Membuat dadanya sesak, arus air itu menggulung tubuhnya membentur benda-benda keras. Terasa sangat sakit di seluruh tubuhnya hingga sulit bernafas.

Dia ketakutan, ingin segera keluar dari kumparan air itu. Lalu dia mendengar suara itu, suara yang sangat dikenalnya. Suara itu terdengar begitu sedih memanggil namanya. Meski terdengar menyedihkan namun suara itulah yang mampu membantunya keluar dari ketakutan.

.
.
.
.
.

Jinki membaringkan tubuh gweboon di atas tempat tidurnya. Hampir dua jam lamanya dia duduk di pinggir tempat tidur memandangi wajah cantik gweboon yang terpejam tak sadarkan diri dengan perasaan pedih. Sudah berulang kali jinki memanggil lembut nama yeoja itu, namun gweboon belum kunjung bangun.

“maafkan aku, key. Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu seperti ini” bisik jinki sedih.

Perlahan-lahan jinki mengecup bibir gweboon, sangat merasa bersalah karna telah membuat yeoja dihadapannya ini mengangis. Kembali terngiang ditelinganya ucapan gweboon.

‘Aku memang kehilangan ingatanku! Tapi aku tidak kehilangan perasaanku. Aku tau kau mencintaiku oppa. Dan aku juga tau bahwa saat itu kau tidak melalukan apa-apa’

jinki menggenggam erat tangan gweboon dengan kedua tangannya.

“kau benar, key. Aku memang mencintaimu. Bahkan aku sangat mencintaimu sampai aku tidak punya rasa benci sedikit pun padamu. Saat itu pun aku tidak melakukan apa-apa, aku tidak mau merusakmu. Aku tidak mau menghancurkan hidupmu” jinki membelai rambut gweboon dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya masih menggenggam tangan gweboon.

“key, apa kau mencintaiku? Tapi kau pasti akan meninggalkanku setelah ingatanmu kembali” bisik jinki pelan.

“siapa yang mengatakan aku akan meninggalkanmu, oppa?” tanya gweboon pelan dengan mata masih terpejam. Jinki tersentak kaget mendengar pertanyaan itu.

“key, kau sudah sadar?” tanya jinki dan pelan-pelan gweboon membuka matanya sambil tersenyum menatap jinki.

“sejak kapan kau sadar?” tanya jinki lagi dengan menahan malu bila semua perkataannya tadi di dengar yeoja itu.

“sejak oppa mengatakan tidak bermaksud menyakitiku” jawab gweboon sambil berusaha untuk bangun. Sedangkan jinki menatap gemas kearahnya.

“jadi kau mendengar semua perkataanku tadi”

“ne, oppa juga mengecup bibirku” ucap gweboon sambi menunjuk kearah bibirnya.

“Ya!! Kau…”

“mwo? Oppa mau marah padaku, kalau begitu aku juga marah karna selama ini kau membohongiku”

jinki menghela nafasnya. Mana mungkin dia marah pada gweboon, bahkan rasa bersalahnya masih begitu besar pada yeoja cantik dihadapannya ini.

“jinki oppa…” panggil gweboon sambil memeluk tubuh jinki yan duduk disampingnya.

“aku tidak akan meninggalkan oppa, aku janji akan selalu bersamamu” ucap gweboon.

“key, kau itu masih amnesia. Dan begitu kau ingat semua, kau pasti akan kembali ke keluargamu”

“tapi aku ingin bersamamu, aku akan tetap ingin bersama oppa sampai kapan pun” kata gweboon penuh keyakinan.

“bagaimana kalau orang tuamu melarang? Aku tidak mau kejadian yang lalu terulang lagi”

“oppa aku bukan jungah!! Sesuai perkataanku, aku akan tetap bersamamu bagaimanapun caranya”

“tapi…”

“sudahlah oppa, kau telah menyelamatkan nyawaku. Pasti kedua orang tuaku pun tidak akan menolakmu”

jinki terdiam tidak menjawab, dia hanya tidak ingin terlalu berharap. Tapi disisi lain dia juga sangat bahagia mendengar perkataan yeoja itu sampai akhirnya jinki pun membalas pelukan hangat gweboon.

“jinki oppa..” panggil gweboon.

“emm…”

“waktu aku pingsan tadi, ku rasa samar-samar aku mengingat apa yang telah terjadi padaku” kata gweboon sambil melepas pelukannya.

“jinjja, kau sudah ingat?” tanya jinki senang sambil menatap gweboon lekat.

“hanya sedikit. Aku ingat ada seorang namja memakiku dan kemudian dia mendorongku hingga jatuh ke laut”

“seorang namja?” gumam jinki dan gweboon hanya menganggukan kepala untuk menanggapinya.

“apa kau ingat bagaimana wajahnya?”

“aku tidak dapat melihat jelas wajahnya oppa. Tapi aku mengenali postur tubuhnya, dia tinggi tegap sepertimu. Tapi suara itu bukan suaramu. Dia menyalahkanku karna telah menyebabkan coco meninggal” jelas gweboon.

“coco?” tanya jinki lagi dan gwe pun menganggukkan kepala.

“oppa, apa aku dulu sejahat itu sampai membuat seorang meninggal. Namja itu juga mengatakan aku egois dan tidak punya perasaan” tanpa sadar gweboon kembali menangis membayangkan betapa jahatnya dia.

“aku tidak tau seperti apa dulu kau, key. Tapi aku tidak peduli” jinki menghapus air mata gweboon.

“aku juga berbuat kasar padamu, apa oppa mau memaafkanku?” tanya gweboon. Mendengar itu jinki pun tersenyum, dikecupnya kening yeoja itu dengan sayang.

“hey, aku bahkan sudah memaafkanmu di hari pertama kau tinggal disini, key” ucap jinki sambil menatap gweboon.

“hari itu bahkan melupakan rasa sakit hatiku karna meliha tanganmu yang terluka karna terkena pecahan piring demi melakukan apa yang ku ruruh” jinki hanya tersenyum mengingat betapa lugunya gweboon saat itu.

“maaf oppa”

.
.
.
.
.
Sejak kemarin jinki kembali memikirkan cara agar secepatnya ia dapat menemukan info tentang keluarga gweboon. Bahkan di tempat kerja ia sudah berkali-kali di tegur oleh jonghyun karna termenung sambil memegang kartu nama dari yeoja tempo hari itu.

Dan malam ini selesai makan malam, seperti biasa jinki akan membantu gweboon untuk membereskan miring, gelas, dan semua peralatan makan yang mereka berdua pakai.

“selesai~” ucap gweboon saat semua peralatan makan sudah selesai dicuci dan ditaru ke tempat semula.

“apa kau lelah?” tanya jinki sambil berjalan menuju ruang tamu di ikuti oleh gweboon.

“anni, hari ini aku hanya mengajar anak-anak. Selebihnya hanya dirumah” Jawab gweboon.

“oh iya, ada yang ingin ku ceritakan padamu” jinki menarik pelan tangan gweboon untuk duduk di sofa. Keduanya pun duduk berdampingan.

“apa oppa ingin memberi kejutan seperti kemarin? Ah hari ini aku tidak mau pingsan lagi” gweboon mempout bibirnya memandang sebal ke arah jinki, namun namja itu hanya tersenyum mendengarnya.

“aku tidak akan membuatmu pingsan lagi, aku hanya ingin mengatakan kecurigaanku terhadap seseorang”

“eoh? Siapa?” tanya gweboon penasaran.

“Dia namja yang datang bersamamu saat kau menyiramku dulu. Aku tidak tau kau memiliki hubungan apa dengannya. Dan beberapa waktu yang lalu dia datang kembali ke restoran bersama yeoja lain. Aku sudah menceritakan tentang keadaanmu padanya, namun dia mengelak tidak mengenalmu. Padahal aku yakin dia orang yang sama” jelas jinki

“mungkin kau salah orang, oppa”

“tidak, aku rasa dia berbohong. Meski hanya sekilas tapi aku sempat melihat betapa terkejutnya dia ketika ku katakan keadaanmu sekarang”

“bagaimana rupa orang itu?” tanya gweboon.

“dia tinggi tegap dan berkulit putih” entah mengapa mendengar itu gweboon langsung tersentak kaget. Namja itu, seperti namja yang datang menemuinya siang itu.

“ada apa, key?” tanya jinki heran melihat perubahan wajah gweboon.

“dua minggu yang lalu ada seorang namja datang kemari, oppa. Dia menyapaku dan menatapku dengan tatapan aneh. Setelah aku tanya ingin bertemu siapa, dia malah meminta maaf karna telah salah mengenaliku”

sekarang jinki yang tersentak kaget mendengar penjelasan dari gweboon.

“kenapa kau tidak cerita padaku?”

“ku kira dia hanya orang biasa yang memang sedang mencari temannya. Tapi entah kenapa sejak hari itu aku merasa seperti di ikuti seseorang, oppa” jinki terdiam, jadi ucapan gweboon dulu bahwa merasa di ikuti seseorang bukan efek kelelahan.

“aku bahkan pernah hampir tertabrak mobil, untung saja ada seorang ahjushi yang menolongku sebelum mobil itu menabrak ku”

“APA?” jinki membelalakkan matanya terkejut mendengar cerita gweboon.

“Ya! Kenapa kau tidak bilang padaku, key!”

“aku tidak tau, oppa. Ku pikir itu hanya orang yang mengendarai mobil ugal-ugalan”

“tidak! Aku yakin itu pasti orang yang sama. Setelah menemuimu dan mengetahui kau amnesia, dia pasti ingin membunuhmu sebelum ingatanmu kembali” ucap jinki dan Kali ini ia yakin bahwa gweboon benar-benar dalam bahaya.

“oppa, kau tidak sedang menakutiku kan?” tanya gweboon cemas, bahkan yeoja itu sudah hampir menangis. Melihat gweboon, jinki hanya menggelengkan kepala dan merengkuh tubuh yeoja yang dicintainya ke dalan pelukannya.

“kenapa dia ingin membunuhku, oppa. Apa salahku? Apa ini ada hubungannya dengan coco?” tanya gweboon ketakutan.

“aku tidak tau, key” jinki mengusap lembut bahu yeoja itu.

“kau tidak usah takut, aku akan menjagamu” bisik jinki berusaha untuk menenangkan.

“mulai saat ini jika kau merasa ada yang aneh, kau harus langsung mengatakannya padaku. Dan mulai malam ini kau tidur saja dikamarku, biar aku tidur dilantai” ucap jinki sambil melepas pelukannya dan menatap lekat pada gweboon.

“tidak, biar aku yang tidur dilantai. Itu kan kamarmu” kata gweboon

“tidak key, kau yang tidur di ranjang. Dan aku tidur dilantai” ucap jinki dengan nada sulit dibantahkan.

“kalau oppa tidur dilantai maka aku juga akan tidur di lantai” bantah gweboon keras kepala.

“ya, terserah kau. Tapi kalau ada kecoa jangan menjerit”

dan mendengar kata kecoa, tentu saja gweboon langsung terdiam.

“apa aku menang?” tanya jinki sambil tersenyum

“tapi aku tidak tega melihat oppa tidur dilantai” rajuk gweboon

“oppa tidur saja bersamaku, ranjanngnya cukup untuk dua orang kan”

“tidak!”

“ya! Aku percaya oppa tidak akan macam-macam padaku, kalau begitu kita buat saja pembatas di tengah-tengah”

Dan pada akhirnya karna ke keras kepalaan gweboon, akhirnya yeoja itu menang. Mereka berdua tidur di ranjang kamar jinki dengan tumpukan guling dan bantal di tengah-tengah mereka. Namun, semua itu berubah beberapa saat. Sepanjang malam mereka tidur mereka malah tidur dengan posisi berpelukan. ><

.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

 

nah bagaimana?? masih mau dilanjut?? sebenernya aku bingung mau dilanjut atau ga.. ff ini makin ga sama sama novelnya.. tapi sebisa mungkin aku bakal tamatin. jadi tolong dikomen, biar aku punya masukan buat memperbaiki ff ini yaa ~ 🙂

2

FF – Loving KEY (JinBoon) ~Part 6~

Title : Loving KEY (JinBoon) ~Part 6~

Author : Vhy

Cast : Kim Gwiboon/KEY, Lee Jinki, Son DongWoon, Kim Jonghyun *dan kawan kawan*

Genre : smut, NC 21 ?!? XD

Length : 1 – ???

Foreword :

 

haiiii…. masih inget kah sama ff ini??? semoga inget ya, soalnya ini udah lama bangettt.. langsung aja deh ini part 6 silahkan di cicipi.. tapi jangan lupa komen ya 🙂

 

.

.

.

Gwiboon termenung memandang pintu rumah jinki, sudah sedari tiga jam yang lalu gwiboon menunggu jinki pulang. Mata indahnya sesekali melirik ke arah jam yang tertempel dinding, sudah jam setengah satu malam. Kemana jinki pergi? Tidak biasanya jinki belum pulang selarut ini, biasanya namja bermata bulan sabit itu akan pulang paling lambat pukul sembilan malam. Namun ini? Entah, gwi pun tidak tau jinki berada dimana.

‘Hooaaamm’

mulai mengantuk, tetapi gwiboon masih berusaha tidak memejamkan matanya dan tetap menunggu jinki. Sebenarnya hari ini gwiboon sangat lelah, tadi dia baru saja memulai untuk mengajar pada anak-anak, lalu dia juga membantu jung ahjumma membuat hiasan kerang. Jadi tidak salah jika dia mengantuk dan membutuhkan istirahat.

Perlahan gwiboon mengubah posisinya menjadi berbaring di sofa tua milik jinki, matanya masih terarah pada pintu berharap jinki datang membukanya. Gwiboon hanya belum tenang jika belum melihat jinki pulang, bagaimana jika terjadi apa-apa dengan jinki? Bagaimana jika ayah jungah itu mencari masalah lagi dengan jinki? aaaaggghhh…. TIDAK!! Gwiboon tidak boleh berfikiran buruk. Jinki pasti baik-baik saja, namja itu hanya pulang telat.

“oppa… Cepat pulang…” gumam gwiboon pelan.

Mata tajam milik gwiboon mulai memerah, seperti sudah tidak bisa di tahan lagi untuk tidak terpejam, dan benar saja dengan rasa kantuk yang teramat sangat, akhirnya gwiboon tertidur disofa tua itu. Sedikit meringkuk karna hawa dingin di ruang tamu. Dan terdengar juga bisikkan pelan dari bibir charrynya seperti memanggil seseorang, ya tentu saja orang itu adalah namja yang sedari tadi ditunggunya.

“jinki oppa……”

.
.
.
.
.

Di sisi lain jinki sedang berada di sebuah kedai 24jam bersama dengan nyonya Lee, Ibunya. Mereka saling menceritakan hal-hal yang telah terjadi selama mereka tidak bertemu. Tiga tahun bukan waktu yang singkat. Tentu tanpa ditanya pun hati dari ibu dan anak ini saling merasakan rindu yang tersangat amat dalam walau jinki bukan anak kandungnya.

Ya, Jinki memang bukan anak yang telah dilahirkannya, namun nyonya Lee sangat menyayangi jinki seperti anak kandungnya sendiri. Jinki baginya adalah matahari kehidupan, namja tampan dihadapannya ini adalah anak yang selalu dapat membahagiakannya.

Masih melekat di benak nyonya lee, Saat itu dia sulit sekali untuk mengandung, padahal keluarga dari sang suami selalu mendesaknya untuk cepat memberi keluarga mereka seorang bayi. Dan pada akhirnya dia dapat mengandung, namun sayang kandungan nyonya lee sangat lemah lalu dokter tidak dapat menyelamatkan kandungan tersebut karna ada kelainan di dalam rahim nyonya lee. Bahkan untuk kebaikkan nyonya lee, dokter menyarankan agar dia tidak mengandung.

Mendengar akan hal itu tentu saja membuatnya menjadi sedih dan sangat rapuh, terlebih keluarga besar sang suami mendesak agar bercerai. Tetapi mereka tetap bertahan untuk tidak bercerai.

Untuk mengobati rasa sakitnya dari celaan keluarga sang suami, nyonya lee selalu meluangkan waktunya untuk berkunjung ke sebuah panti asuhan di dekat kantor sang suami. Hatinya sangat nyaman mendengar canda dan tawa anak-anak dipanti asuhan tersebut. Namun, ada satu namja kecil dengan mata indah bulan sabit, pipi chubby, juga senyum manis yang selalu membuatnya bahagia. Anak berusia 4 tahun bernama Jinki yang selalu bertingkah menggemaskan di hadapannya.

Jinki anak yang lucu, dia sangat baik dengan teman-teman di panti asuhan itu, banyak orang yang menyukainya termasuk nyonya lee. Bahkan suaminya yang sesekali datang menjemputnya di panti asuhan itu pun menyayangi jinki.

Sampai akhirnya nyonya lee mengatakan ingin mengadopsi jinki sebagai anaknya pada sang suami dan disetujuinya.

Jinki memang anak yang pintar, dia selalu mendapatkan juara di sekolahnya, sering kali menjuarai lomba akademik antar sekolah dan membuat para guru sangat menyayanginya. Jinki pun mudah bergaul dengan teman-teman sehingga dia banyak memiliki teman.

Semuanya berjalan dengan sempurna sebelum masalah itu datang. Masalah yang membuat sang ayah marah besar padanya. Jinki dituduh mencuri kalung kesayangan neneknya. Kalung berlian yang sangat mahal itu hilang dan tiba-tiba saja kalung itu berada di dalam lemari milik jinki. Semua keluarga menuduhnya mencuri termasuk sang ayah. Hanya ibunya yang mempercayainya saat itu.

Setelah masalah tuduhan mencuri itu selesai, satu persatu masalah pun muncul menyudutkan jinki. Tidak ada lagi jinki yang dapat dibanggakan sang ayah di depan keluarganya. Sampai akhirnya jinki pergi dari rumah kediaman Lee.

Dia hanya ingin sang ayah percaya padanya. Hanya ingin membuktikan bahwa dia tidak berbohong.

Saat itu usianya baru 18 tahun, jinki masih bersekolah karna paksaan ibunya. Ya, selama jinki pergi dari kediaman lee. Hanya sang ibu yang memantau keberadaannya, sesekali bahkan mereka bertemu. Jinki saat itu menyewa sebuah kamar sederhana dengan tabungan miliknya, dia juga bekerja sambilan di sebuah toko buku. Sampai akhirnya dia bertemu dengan jonghyun hingga sekarang berkerja di restoran.

“umma, bagaimana keadaanmu? Lalu appa? Apa dia baik-baik saja?” tanya jinki membuka pembicaraan.

“umma dan appa baik-baik saja, kami hanya merindukanmu jinki”

“aku juga merindukan kalian. Tapi, umma tau kan apa alasanku keluar dari rumah itu, sekarang ku rasa belum waktunya aku pulang, masih banyak yang belum aku dapatkan” jelas jinki sambil menatap sang umma lekat.

“lalu sampai kapan? Kapan kau kembali? Ini sudah bertahun-tahun jinki. Kita bisa membuang masa lalu, kini hanya ada kau, umma dan appa. Umma yakin appamu akan mengerti” mendengar perkataan ummanya jinki hanya dapat diam, di dalam hatinya ingin sekali ia kembali. Tapi, keputusannya tidak bisa di ubah. Jinki hanya ingin sang appa melihat kesuksesannya. Namun, entah kapan terjadi.

“aku pasti akan kembali umma, tidak mungkin aku akan meninggalkan umma. Aku berjanji” ucap jinki pada akhirnya. Namja tampan itu tersenyum meyakinkan sang umma agar percaya padanya.

Percakapan demi percakapan terus berlanjut hingga mereka lupa bahwa hari semakin larut. Dan tidak terasa sudah lebih dari dua jam ibu dan anak ini bersama, jinki pun kembali terpaksa melepas kepergian ibunya lagi dengan senyum diwajah tampannya.

Dan sekarang di sinilah dia, berjalan menuju rumah sederhana yang ia tinggali, selangkah demi selangkah akhirnya jinki sampai ke rumah itu. Namun, saat namja itu baru saja masuk kedalam rumahnya. Mata bulan sabit itu terkejut melihat seorang yeoja sedang tidur meringkuk di kursi ruang tamu.

“key..” gumamnya

perlahan dia langkahkan kakinya mendekati sofa tua yang di gunakan oleh gweboon untuk tidur. Terlihat sangat pulas namun tetap cantik.

Terlintas di pikiran jinki apa yang membuat yeoja ini tertidur di sofa? Apa ada kecoa lagi di dalam kamarnya? Atau yeoja ini menunggunya pulang?. Ah molla, setaunya kamar gweboon sudah sangat bersih dari sebelumnya.

Jinki masih betah memandangi wajah gweboon yang tertidur pulas dihadapannya. Ingin membangunkan yeoja itu untuk pindah ke dalam kamarnya, tapi hatinya tidak tega karna melihat wajah cantik itu terlihat sangat lelah. Akhirnya dengan perlahan jinki menggendong tubuh gweboon dan memindahkannya ke dalam kamar yeoja itu. Dan dengan sangat hati-hati jinki menyelimuti tubuh gweboon agar tetap hangat.

“mimpi indah, key” ucapnya, lalu entah mendapat keberanian dari mana jinki mengecup kening gweboon yang sedang tertidur pulas.

.
.
.
.
.

“selamat pagi oppa~” ucap gweboon saat jinki keluar dari kamarnya dengan mata masih mengantuk.

“emm.. Key..” hanya gumaman yang di keluarkan oleh jinki, sebelum namja itu kembali berjalan mengambil handuk yang tergantung di rak dekat pintu kamar mandi dan menghilang di balik pintu untuk mandi.

Gwe kembali berkutat dengan sarapan pagi yang telah selesai di buatnya. Membaginya menjadi dua porsi dan dua teh sebagai minumannya.

15 menit kemudian jinki keluar dari kamar mandi. Lalu bergegas ke kamarnya kembali untuk berpakaian, sementara gwe hanya bisa duduk menunggu jinki untuk sarapan bersama.

“Key..” panggil jinki saat melihat yeoja itu melamun dengan sarapan yang masih belum tersentuh dihadapannya.

“eoh? Oppa” sadarnya.

“ini masih pagi, kau tidak boleh melamun di depan makanan”

“aku menunggu oppa, ayo kita sarapan” ajak gwe dan setelah itu jinki duduk di samping yeoja itu untuk sarapan bersama.

“emm.. Oppa, kau kemana saja semalam?” tanya gwe di sela acara sarapan sederhana mereka.

“oh, ada sedikit masalah di restoran. Jadi aku pulang telat, lalu kau? Kenapa tidur di sofa, eoh? Apa ada kecoa lagi?”

“anni, aku hanya takut. Jadi aku menunggumu. Tapi saat bangun aku sudah ada di kamar” jawab gwe mengingat semalam ia tertidur disofa menunggu jinki.

“kau terlihat sangat pulas, jadi aku pindahkan saja” ucap jinki lalu menyendok satu suapan ke dalam mulutnya.

“eoh? Apa oppa menggendongku?” dan jinki hanya menganggukan kepala sebelum menjawab pertanyaan gweboon.

“tentu saja, dan kau berat sekali key” sedikit berucap dengan nada mengejek, dan tentu saja berhasil membuat yeoja di sampingnya mengeluarkan tatapan cemberut.

“apa? Maksud oppa aku gemuk!” gwe mempout bibirnya merasa kesal dengan jinki, apa benar gweboon seberat itu?

“aku bercanda” jinki sedikit terkekeh melihat ekspresi gweboon. Sangat menggemaskan dengan bibir yang di pout seperti itu.

“huh, apa oppa akan pulang telat lagi nanti?” tanya gwe selanjutnya.

“tidak, aku akan pulang seperti biasa. Memang kenapa?”

“emm.. Aku hanya takut jika berada di rumah sendirian”

“wae? Kenapa kau jadi penakut seperti ini? Disini tidak ada hantu, key”

“entahlah, perasaanku hanya tidak enak akhir-akhir ini oppa, aku jadi takut”

“sudahlah, itu hanya perasaanmu” jawab jinki santai bahkan tidak ada ekspesi khawatir sedikit pun. Karna bagi jinki di daerah perumahannya memang aman.

“oppa, tapi aku merasa seperti ada yang mengawasi gerak-gerikku” kata gwe kesal

“ah, mungkin kau punya pengagum rahasia?” canda jinki

“oppa, ini tidak lucu!”

“baiklah, kalau begitu hari ini kau dirumah saja. Tidak usah menjajahkan hiasan kerang. Mungkin kau terlalu lelah jadi berfikir yang tidak-tidak seperti itu, key”

“ne”

‘ya mungkin saja dirinya memang terlalu lelah’ desah gwe dalam hati, yeoja itu pun berusaha menghilangkan perasaan takut dari dalam hatinya. Namun, tetap saja dia merasa seperti ada yang mengamatinya, dan orang itu berbahaya.
.
.
.
.
.
Sesuai dengan perkataan jinki, hari ini gwe hanya berada di rumah. Seharian yeoja cantik itu hanya membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan menjemur. Lalu sekarang? Gwe hanya bisa duduk di teras sendirian, hari masih panjang bahkan ini baru jam 11 siang.

Ia benar-benar merasa bosan di rumah, ingin mengajar anak-anak, tapi mereka belum pulang sekolah lagi pula ini belum waktunya ia mengajar.

Hufttt..

Menghela nafas untuk ke sekian kalinya, sebelum mata indah itu melihat jung ahjumma sedang kerepotan membawa hiasan kerang di kedua tangannya. Gwe pun bangun dari duduknya dan berjalan mendekat ke arah yeoja paruh baya itu.

“ahjumma, ingin kemana? Kelihatannya repot sekali?” tanya gwe saat berada di samping jung ahjumma.

“key. ini aku lupa mengantar dua pesanan pelanggan, seharusnya satu kotak ini aku taruh di toko permak-pernik dekat penginapan dan satunya lagi pesanan nyonya cho. Aku harus buru-buru mengantarnya” jelas jung ahjumma lalu bergegas ingin pergi mengantar dua kotak berisi hiasan kerang di tangannya.

Melihat jung ahjumma yang terlihat sangat kerepotan itu, gwe pun berniat untuk membantu. Lagi pula jung ahjumma sudah sangat baik padanya. Hanya mengantar pesanan lalu kembali pulang, sepertinya tidak ada masalah.

“ahjumma, biar aku saja yang mengantar salah satu pesanan itu. Jika ahjumma sendiri yang mengantar semuanya, akan memakan waktu yang lama kan?” ucap gwe sebelum ahjumma itu pergi.

“tapi key, apa kau tidak sibuk hari ini?” tanya jung ahjumma.

“anni ahjumma, hari ini aku tidak menjajahkan hiasan kerang. Jadi aku bosan berada di rumah sendirian” jawab gwe

dan setelah menjawab perkataan ahjumma, gwe langsung mengambil salah satu kotak hiasan kerang yang akan di antar ke toko pernak-pernik dekat penginapan.

“terima kasih key, kau juga harus hati-hati ne” ucap jung ahjumma sebelum mereka berjalan berlawanan arah.

Setelah 20 menit berjalan akhirnya gwe sampai di toko yang dimaksud oleh jung ahjumma. Untung saja sang pemilik toko tidak marah karna pesanannya telat diantar. Dan setelah mengantar pesanan tersebut, gwe kembali menyusuri jalan untuk pulang.

Di dalam perjalanan untuk pulang, entah mengapa gwe merasa jalanan yang dilewatinya sangat sepi padahal ini masih siang hari, langkah kakinya pun semakin di percepat setelah pikirannya kembali mengingat perasaan takut yang selama beberapa hari ini menghantuinya.

Selangkah demi selangkah dan sudah berapa kali gweboon menoleh kebelakang, merasa seperti ada seorang yang mengikuti. Tapi setiap kali dia menoleh, dia tidak menemukan siapa pun disana. Gweboon hanya seorang diri di jalan itu.

“Ah, mungkin benar yang dikatakan jinki oppa. Aku terlalu lelah akhir-akhir ini” gumam gweboon sambil mencoba mengusir perasaan takut yang meliputi hatinya.

Gweboon kembali meneruskan langkahnya. Tapi baru beberapa meter dia melangkah, gwe merasa tubuhnya ditarik oleh seseorang.

“AWAS!!” Pekik orang itu sambil menarik lengan gweboon hanya beberapa saat sebelum sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melesat di sampingnya.

“syukurlah kau tidak tertabrak mobil itu, apa kau tidak apa-apa?” tanya orang itu
gweboon hanya bisa menggelengkan kepala sebagai jawaban, wajahnya langsung pucat pasi begitu menyadari bahaya yang hampir menimpahnya.

“kau harus hati-hati. Orang kaya memang suka tidak tahu aturan jika mengendarai mobil disini” gerutu orang itu.

“ne, terima kasih ahjushi” kata gweboon berusaha untuk tenang.

Sementara itu di dalam sebuah mobil, dongwoon berteriak kesal. Rencananya untuk melenyapkan gweboon gagal. Entah malaikat mana yang melindungi yeoja egois itu, pikir dongwoon geram.

Andai saja lelaki tua itu tidak ada, pasti gweboon sudah mati. Dan masalah yang menghantui dongwoon pun hilang dengan perginya gweboon. Sekarang dia harus memikirkan cara lain untuk melenyapkan yeoja itu secepatnya.

Di sisi lain setelah kejadian itu, gweboon kembali ke dalam rumah jinki. Yeoja cantik itu berusaha untuk tenang dan melupakan kejadian tadi yang hampir membuatnya mati. Namun tetap saja perasaan takut itu muncul di pikirannya,
“jinki oppa, aku takut.. Hiks..”

.
.
.
.
.

Beberapa hari kemudian, gweboon mulai melupakan kejadian yang membuatnya takut itu. Bersikap seakan tidak ada kejadian itu tidak pernah terjadi.

“permisi, oppa. Aku ingin membersihkan kamarmu” kata gweboon sambil memasuki kamar jinki dengan membawa sapu dan lap basah.

Jinki pun hanya menganggukan kepala tanpa beranjak dari tempatnya berdiri. Namja itu sedang membereskan tumpukan pakaiannya yang berantakan di dalam lemari.

Gweboon kemudian mulai menyapu kamar jinki sambil memikirkan apakah perlu dia menceritakan pada jinki kejadian yang hampir menimpanya beberapa hari yang lalu.

‘Ah tapi, rasanya tidak perlu, itu pasti hanya orang yang ugal-ugalan membawa mobil’ pikir gweboon dalam hati.

Ketika sedang membereskan tempat tidur jinki, entah mengapa gweboon merasa ada yang berjalan melewati kakinya. Dia segera merunduk ke bawah, dan langsung memekik kaget ketika melihat seekor kecoa berada di atas kakinya. Refleks gweboon melempar sapu dan lap basah ditangannya, lalu memeluk jinki yang bediri tidak jauh darinya.

“KYAAAAAAA!!! Oppa! Ada kecoa!!!” teriak gweboon ketakutan sambil menyembunyikan wajahnya di dada jinki.

“apa?! Mana?! Mana kecoanya?” tanya jinki bingung sambil melihat ke sekeliling kamarnya.

“itu! Itu disana oppa!” gweboon menunjuk ke lantai sambil tetap menyembunyikan wajahnya di dada jinki.

“key, mana? Tidak ada kecoa disini” tanya jinki lagi karna dia tidak melihat mahluk menakutkan bagi gweboon itu.

Gweboon mengangkat wajahnya dari dada jinki. Dia memandang ke lantai mencari si kecoa tanpa melepas pelukannya pada jinki. Dan yeoja itu pun tidak menemukan mahluk menakutkan itu disana. Entah sudah pergi kemana mahluk itu.

“benar, oppa! Tadi ada disana, melewati kakiku bahkan berada tepat diatas kakiku” kata gweboon ketakutan.

“mana? Dari tadi aku tidak melihat kecoa disini”

“tapi oppa, aku tidak bohong! Tadi benar-benar ada” kata gweboon sebal sambil memandang jinki lekat-lekat.

“kalau pun ada, pasti dia sudah lari ketakutan mendengar teriakanmu tadi, key” jinki tersenyum sambil menatap gweboon.

Untuk beberapa saat lamanya mereka saling menatap. Dan jinki begitu terpesona melihat cantiknya mata yeoja yang sedang memeluknya itu. Tanpa sadar tangan jinki pun memeluk tubuh gweboon. Saat itu jinki sudah tidak dapat mengingkari perasaannya lagi, dia begitu ingin memiliki yeoja ini dan mengatakan bahwa dirinya sangat mencintai gweboon.

Perlahan jinki mendekatkan wajahnya ke arah gweboon, dan sedetik kemudian kedua bibir itu saling bertemu. Gweboon sangat terkejut dengan apa yang dilakukan namja itu. Jinki menciumnya dan mengulum bibirnya dengan sangat mesra. Begitu mesranya sampai gweboon merasakan kehangatan turun dari bibir ke hatinya.

Gweboon melingkarkan lengannya memeluk leher jinki, dan dia pun membalas ciuman jinki dengan sepenuh hati. Jinki semakin mengeratkan pelukannya seakan tidak ingin ini semua cepat berakhir.

Lalu tanpa keduanya sadari, dengan lembut jinki mendorong tubuh gweboon ke atas tempat tidur miliknya. Diciumnya kembali wajah dan leher gweboon secara perlahan. Dan yeoja cantik itu hanya dapat diam menerima perlakuan lembut jinki. Bahkan diluar dugaan gweboon pun kembali membalas ciuman jinki dengan berani.

Mendapat respon seperti itu, jinki pun semakin terpancing. Mereka sama-sama melupakan segala hal, hanya terbuai dengan perasaan cinta yang selama ini tersembunyi di dalam hati mereka masing-masing. Seakan ingin saling mengungkapkan apa yang mereka rasakan sekarang.

Sampai akhirnya angin kencang berhembus masuk dari lubang-lubang angin di dinding kamar jinki dan menghempaskan pintu kamar itu.

Jinki tersentak dari buaian yang membuatnya melupakan segala hal itu. Seketika semuanya hilang entah kemana setelah melihat gweboon yang sudah berbaring dibawahnya dengan pakaian yang cukup mengespos tubuh yeoja itu. Bibir gweboon pun sedikit membengkak dengan tanda-tanda merah di lehernya.

‘ya tuhan, apa yang telah aku lakukan. Hampir saja aku melakukan kesalahan besar dalam hidupku’ pikir jinki dalam hati dengan penuh penyesalan.

Dengan segera jinki bangkit dari atas tubuh gweboon di iringi tatapan penuh tanya dari yeoja itu.

‘seberapa besar pun aku mencintai key. Aku tetap tidak boleh melakukan hal ini, dan jika aku sampai melakukannya, masa depan key pasti hancur’ pikir jinki lagi.

Jinki mengambil selimut dan membentangkannya, lalu menutupi tubuh gweboon dengan selimut miliknya itu.

“Oppa…” gweboon menatap jinki bingung ketika melihat namja itu hanya terdiam.

“benarkan pakaianmu, key” perintah jinki singkat lalu beranjak meninggalkan gweboon yang masih bingung.

“oppa… Mau kemana?” panggil gweboon saat jinki sudah berada di dekat pintu kamar.

“aku keluar dulu, kau tidurlah. Jangan tunggu aku pulang” kata jinki tanpa menoleh.

Gweboon hanya dapat memandangi punggung jinki yang akhirnya menghilang di balik dinding dengan hati yang sakit dan penuh tanda tanya. Kenapa jinki meninggalkannya begitu saja? Yeoja itu tau bahwa jinki memiliki perasaan cinta untuknya. Tapi, kenapa jinki seperti menghindar darinya.

Dan tak terasa air mata mengalir di kedua pipi gweboon. Malam itu pun jinki tidak pulang ke rumah, sedangkan gweboon hanya meringkuk sendiri di kamar jinki.

.
.
.
.
.

TBC
.
.
.
.
taraaaaaa…. bagaimana??? makin hancur kah?? tolong di komen ya, yang komen aku doain cepet ketemu bias deh. hahaha 🙂

1

FF – Keroro Love Part 3 (2Min SG)

Title : Keroro Love Part 3

Author : Vhy

Cast : Choi Minho, Lee Taeyon, Kim Jongin/Kai, Lee Jinki, Kim Gweboon

Genre : Romance plus teka teki silang?!?

Length : 3 – 5

 

Foreword :

HAY~ Akhirnya aku melanjutkan ff ini juga.. Ini part 3, mungkin udah ga ada yang inget sama ff ini, karna sudah hampir setahun diriku mengabaikannya (?) XD langsung aja deh dibaca.. Jangan lupa RCL yaaa ~ 🙂

 

.

.

.

.

 

Sudah seminggu berlalu sejak perkataan cinta taeyon di dalam bianglala untuk keroronya, Minho. Dan sejak saat itu pula keduanya tidak bertemu, selama perjalanan pulang minho hanya diam tanpa menjawab ataupun mempertanyakan perkataan taeyon. Sedangkan yeoja cantik ini sedikit takut untuk menanyakan hal tersebut pada minho. Sepertinya pupus sudah harapan taeyon untuk mendapatkan balasan cinta dari minho, terbukti seminggu ini tidak ada telfon ataupun pesan dari namja itu. Bahkan pernah taeyon menanyakan keadaannya melalui pesan yang ia kirim ke minho, namun namja itu tidak membalasnya.

 

Rindu…

 

Juga menyesal…

 

Mungkin dua hal itu yang dirasakan oleh taeyon saat ini, dia sangat merindukan sosok keroronya, seminggu tanpa melihat kehadiran namja yang selalu berada di sisinya jika ia memiliki masalah sekecil apapun. Menyesal, ya taeyon amat sangat menyesal karna telah berkata jujur akan cintanya pada minho, lebih baik ia bungkam akan cintanya itu dari pada akan dijauhi seperti ini oleh minho.

 

“bintang, apa aku salah telah mengatakan rasa cintaku pada keroroku?” bisik taeyon pelan.

 

Saat ini yeoja itu sedang duduk termenung di balkon kamarnya, dengan selimut yang tersampir di pundaknya untuk melindungi tubuh mungil itu dari rasa dinginnya malam, di pangkuan taeyon juga terdapat boneka pooh kesayangannya, salah satu boneka yang dibelikan minho untuknya beberapa bulan yang lalu.

 

“bintang, aku hiks.. Aku merindukan keroroku.. Hiks…” taeyon memeluk erat boneka pooh dipangkuannya itu. Sedikit terisak karna sangat merindukan minho disisinya.

 

Choi minho, nama itu datang di kehidupannya tiga tahun yang lalu. Minho adalah teman jinki yang sebelumnya tinggal di shanghai bersama keluarganya, namun minho memilih kembali ke korea seorang diri untuk melanjutkan studynya.

 

Taeyon masih ingat, saat itu dia baru saja pulang sekolah saat melihat minho sedang asik mengobrol dengan jinki di ruang tamu rumahnya. Minho namja yang baik dan ramah, bahkan kedua orang tuanya seperti sudah mengenal minho sebelumnya.

 

Semenjak saat itu minho sering berkunjung ke rumahnya untuk bertemu dengan jinki atau makan malam bersama dengan keluarganya. Hari-hari pun berlalu, membuat taeyon merasa dekat dan nyaman dengan kehadiran minho, bahkan saat ulang tahun taeyon, minho selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan ucapan selamat pada yeoja cantik itu.

 

Taeyon sendiri sudah lupa kapan tepatnya dia mulai mencintai minho, dia hanya merasa nyaman dengan kehadiran minho yang selalu ada untuknya dan pada akhirnya rasa itu muncul begitu saja, rasa cinta untuk keroronya.

 

Apa kalian tau? Keroro adalah panggilan sayang taeyon untuk minho, mata bulan purnama itu sangat indah namun sedikit mengingatkan taeyon dengan tokoh kartun keroro yang sering dilihatnya.

 

Awalnya minho selalu komplain akan panggilan itu, bagi minho itu sangat jelek, tidak keren! Namun pada akhirnya namja itu luluh, dan mulai memanggil taeyon dengan sebutan Pooh, beruang madu yang lucu.

 

Taeyon masih duduk termenung memandang taburan bintang yang terlihat indah di langit malam ini, bahkan yeoja cantik itu tidak menyadari kehadiran jinki yang sejak beberapa menit yang lalu berdiri di belakangnya.

 

“taeyonie…” panggil jinki pelan dan duduk di sisi samping kursi panjang yang saat ini sedang diduduki sang adik.

 

“oppa..”

 

“hey, kenapa kau belum tidur? Ini sudah jam sebelas malam” ucap jinki

 

“aku belum mengantuk oppa”

 

“tapi diluar dingin, taeyonie” jinki membenarkan letak selimut yang sedikit merosot di pundak taeyon.

 

“aku hanya ingin melihat bintang. Lihatlah, mereka cantik kan oppa” taeyon menunjuk salah satu bintang yang sinarnya paling terang di antara yang lain, jinki pun melihat ke arah bintang yang ditunjuk sang adik.

 

Setelah melihat bintang, kedua mata bulan sabit jinki terarah pada wajah cantik adiknya, jinki tau taeyon sedang menyembunyikan sesuatu darinya, apa masalah pertunangan itu? Apa yang harus dia lakukan agar sang adik tau bahwa ini yang terbaik untuknya, jinki sangat menyayangi sang adik. Adik yang selalu ceria bukan murung seperti sekarang ini.

 

“taeyonie~” panggil jinki

 

“emm…”

 

“apa kau masih memikirkan masalah pertunangan itu?” tanya jinki dan sesaat kemudian taeyon melihat wajah sang oppa.

 

“aku… Aku sudah tidak memikirkannya oppa, aku tau sekeras apapun aku menolak kalian tetap tidak akan membatalkannya kan” ucap taeyon

 

“maaf, karna aku juga ikut memaksamu dalam hal ini. Tapi, aku menyetujuinya karna aku tau ini yang terbaik untukmu…”

 

“bagaimana kau bisa tau bahwa ini yang terbaik untukku, oppa” sela taeyon

 

“karna aku menyayangimu. Aku tidak mungkin menyetujuinya jika itu akan membuat adik kesayanganku sedih, aku yakin dimasa depan kau akan bahagia jika menyetujuinya” jelas jinki

 

“kau hanya sedang merayuku… Aku tau itu oppa..” jinki sedikit tersenyum mendengar tebakan dari sang adik

 

“aku tidak sedang merayumu, apa kau lupa bahwa aku oppamu. Aku sangat menyayangi adikku, apa kau tidak percaya dengan perkataanku? Atau kau yang tidak menyayangi oppamu ini?” tanya jinki dengan tatapan sedih

 

“aku percaya dengan kata-katamu, dan aku juga menyayangimu. Tapi, aku tidak percaya dengan perkataanmu tentang masa depanku”

 

keras kepala, ya begitulah taeyon. Tidak akan pernah merubah apa yang sudah dianggapnya benar. Jinki sangat hafal dengan sifat adiknya yang satu itu.

 

“ya sudah, seterah padamu. Sekarang kau masuklah, ini semakin malam kau harus tidur” ucap jinki mengelus lembut pucuk kepala taeyon

 

“ne..” taeyon pun beranjak bangun dan berjalan masuk menuju tempat tidur miliknya sedangkan jinki menutup rapat pintu geser penghubung antara balkon dan kamar sang adik.

 

Setelah memastikan sudah tertutup rapat, jinki melihat sang adik sudah berbaring membelakangi dirinya. Jinki pun menghampiri dan membenarkan letak selimut sang adik, tidak lupa ucapan selamat malam dan berjalan keluar menuju pintu kamar taeyon. Namun belum sempat membuka pintu, sebuah suara lembut menahannya.

 

“jinki oppa~” panggil taeyon dan menatap kearah oppanya.

 

“ne?”

 

“apa kau tau minho dimana?, kenapa dia tidak membalas pesanku?, dia juga tidak berkunjung ke rumah” tanya taeyon.

 

Jinki sedikit mengerutkan kening memikirkan akan menjawab apa, tatapan sang adik yang terlalu lekat menatapnya membuat jinki sedikit bingung.

 

“emm.. Kau tau kan kalau tahun ini dia akan wisuda. Dia pasti sedang sibuk dengan semua tugas yang dimilikinya” jawab jinki

 

“seperti itu kah?”

 

“ne, sekarang kau tidurlah.. Jaljayo~” jinki pergi dari kamar taeyon, sedangkan sang pemilik kamar berusaha untuk pergi ke alam mimpi.

 

“tuhan, bisakah aku bermimpi bertemu keroroku malam ini? Aku sungguh merindukannya…”

 

.

.

.

.

.

 

 

Sepulang dari kegiatan kuliah, taeyon menyempatkan diri mengunjungi kedai ice cream yang selalu ia kunjungi ketika sedang menunggu minho yang telat menjemputnya. Tapi untuk kali ini sudah tidak, minho tidak menjemputnya seperti biasa. Hanya ingin merasakan dingin dan manisnya ice cream untuk menenangkan pikirannya.

 

Ring~

 

lonceng kecil di dekat pintu berbunyi ketika taeyon memasuki kedai tersebut, sang pemilik kedai yang memang sudah sangat hafal dan kenal dengan pelanggannya ini tersenyum melihat kedatangan taeyon.

 

“selamat datang taeyonie~” sapa sang pemilik kedai ramah

 

“hai, jinwoo oppa”

 

“sudah lama kau tidak kesini, kau merindukan ice cream di kedaiku?” tanya jinwoo dengan nada canda

 

“ne, aku merindukan ice cream vanila super spesial favoritku”

 

“ya baiklah, duduk manis dan tunggu beberapa menit. Ok”

 

“ne, gomawo oppa” setelah memesan taeyon beranjak pergi ke tempat favoritnya jika datang kekedai ini, meja didekat jendela. Kenapa ini menjadi tempat favoritnya? Karna taeyon bisa melihat kedatangan minho yang terlambat menjemputnya. Hufttt.. Minho… Beberapa hari ini di dalam fikirannya hanya ada namja bermata bulan purnama itu. Keroronya.

 

Saat ini apa yang sedang dilakukan namja itu? Sebenarnya dimana minho berada? Andai saja kampus mereka sama, taeyon pasti dapat dengan mudah tau apa kesibukan namja itu. Tapi, kampus minho berbeda dengannya. Ingin mengunjungi namja itu dikampusnya? Tapi takut mengganggu, mungkin saja benar minho sedang sibuk dengan tugas-tugas miliknya. Atau? Pergi ke apartemennya? Tapi? Hufttt.. Tidak.

 

Beberapa menit menunggu, akhirnya pesanan ice cream vanila super spesial miliknya datang. Sangat spesial bahkan sang pemilik kedai sendiri yang mengantarnya. Mungkin karna saat ini kedai tidak terlalu ramai.

 

“pesanan milikmu datang~” ucap jinwoo sambil meletakkan pesanan tersebut dihadapan taeyon.

 

“wah… Ini sangat spesial sampai kau yang mengantarkannya padaku, oppa”

“ne, karna kau pelanggan setiaku” sedikit tertawa melihat ekspresi taeyon yang mengibas-ibaskan tangannya.

 

“mana pengawalmu? Apa dia telat menjemputmu lagi?” tanya jinwoo sambil melihat keadaan diluar jendela.

 

“maksudmu minho?” ucap taeyon

 

“ya, namja bermata besar itu”

 

“emm.. Dia sedang sibuk, dia tidak menjemputku hari ini” jawab taeyon sambil memasukan sesuap ice cream vanila kedalam multnya. Dingin dan manis, taeyon suka itu.

 

“seingatku… Beberapa hari yang lalu, dia berkunjung ke kedai ini” ujar jinwoo sambil mengingat-ingat keadaan kedainya beberapa hari yang lalu. Sedangkan taeyon yang sedang ingin menikmati ice cream pesanannya menjadi diam. Minho kekedai ini?

 

“minho kemari?” tanya taeyon memastikan lagi

 

“ne, dia kemari dua hari yang lalu. Emm… Dia datang sore hari” jawab jinwoo

 

minho datang kekedai ini? Disore hari? Untuk apa? Apa mungkin sepulang dari jadwal kuliah dia juga mampir seperti dirinya?. Tapi itu tidak mungkin, kampus minho cukup jauh dari sini. Entahlah, jika semakin dipikir maka kepala taeyon akan semakin pusing.

 

“oh iya, aku ingat. Namja bermata besar itu tidak pergi sendiri. Dia datang bersama seorang yeoja, aku pikir itu kau, ternyata bukan” ucap jinwoo lagi

 

“bersama yeoja?” kaget taeyon dan hanya dijawab dengan sebuah ganggukan kepala oleh jinwoo

 

“siapa yeoja itu?” tanya taeyon

 

“molla, aku tidak tahu siapa yeoja itu. Tapi sepertinya sudah sangat akrab mangkanya ku pikir itu kau” jelas jinwoo lagi

 

yeoja?! Siapa yeoja yang dimaksud jinwoo?! Setau taeyon teman dekat minho di kampus hanya Seungyoon dan taehyun.

 

“hey, kau melamun?” tegur jinwoo sambil menepuk pundak taeyon.

 

“ah, anniyo oppa”

 

“maaf ya, aku tidak bisa menemanimu mengobrol. Lain kali untuk pelangganku yang paling spesial ini, akan ku luangkan waktu untuk berbincang”

 

“ne, aku mengerti. Gomawo jinwoo oppa~ selamat bekerja” ucap taeyon dan jinwoo pun berlalu dari hadapannya.

 

Sejak detik, menit, dan waktu itu pun juga pikiran yeoja cantik itu semakin kacau. Mungkin saja itu adalah yeoja yang sedang dekat dengan minho, yeoja yang menjadi type idealnya saat taeyon bertanya waktu mereka di taman hiburan, atau mungkin karna yeoja ini minho jadi menjauhinya dan mengabaikan pernyataan cintanya? Molla, ini semua membuatnya lelah. Belum lagi masalah perjodohan yang direncanakan keluarganya masih berjalan. Hufttt..

 

.

.

.

.

.

 

 

“Taeyon.. Lee Taeyon!” panggil seseorang saat taeyon baru saja keluar dari toko buku. Mata lentik yeoja cantik itu terarah pada seorang namja yang melambaikan tangan padanya, tersenyum saat namja itu berjalan mendekat ke arahnya.

 

“kai” panggil taeyon saat namja itu sudah ada dihadapannya

 

“hai, kau sedang apa?” tanya kai sedangkan taeyon hanya mengangkat kantong berisi beberapa komik dan novel yang baru dibelinya.

 

“kau masih mengoleksi komik dan novel-novel? Wah~ sudah berapa bayak yang kau punya?” kai masih ingat bahwa taeyon selalu menyisihkan uang untuk membeli komik dan novel, bahkan dulu tekadang kai yang mengantar yeoja cantik itu ke toko buku.

 

“sudah tidak terlalu sering beli seperti dulu, hanya sesekali aku beli untuk menghilangkan penat pikiranku” jawab taeyon

 

“kau sendiri? Sedang apa? Terpisah dengan teman-temanmu lagi? Dasar ceroboh” ucap taeyon dengan ekspresi sedikit mengejek.

 

“Ya! Aku tidak terpisah, bahkan aku pergi seorang diri. Aku hanya ingin membeli kado, dan tidak sengaja melihatmu” jelas kai

 

“kado?” tanya taeyon penasaran.

 

“emm.. Ne, sedari tadi aku bingung harus membeli apa, semuanya sangat cocok untuk dijadikan kado”

 

“memangnya untuk siapa kado itu?” tanya taeyon lagi, namun kai sedikit malu untuk menjawab pertanyaan yeoja dihadapannya

 

“untuk… Emm.. Yeojachinguku..” jawab kai pelan.

 

“eoh? Yeojachingu? Kau sudah memiliki yeojachingu?” taeyon sangat terkejut bahwa sahabatnya ini sudah memiliki kekasih, berarti dugaannya salah mengenai kai yang akan dijodohkan dengannya.

 

“ne, aku baru menjalani hubungan dengannya satu bulan ini, dan besok lusa dia berulang tahun” angguk kai

 

“wahh~ yeoja itu pasti sangat beruntung memiliki namjachingu yang tampan sepertimu” ucap taeyon dengan sedikit bercanda

 

“hahaha tentu, lain kali akan ku perkenalkan kau padanya”

 

“oh benarkah?”

 

“ne”

 

taeyon senang melihat kebahagiaan yang didapatkan sahabatnya ini, betapa beruntungnya kai dapat merasakan dicintai oleh orang yg dicintainya.

 

“taeyonie, kau ke toko buku dengan siapa?” tanya kai setelah beberapa saat terdiam

 

“sendiri” jawab taeyon singkat

 

“emm… Kalau begitu? Apa kau punya waktu luang?”

 

“ne? Ada apa?”

 

“jika kau tak keberatan, maukah kau menemaniku memilih kado? Aku tidak tau selera para yeoja” ucap kai merasa sedikit tidak enak pada sahabat cantik didepannya ini.

 

“oh tentu, aku akan menemanimu. Lagi pula aku sedang suntuk dirumah”

 

“eoh? Memangnya ada apa? Kau ada masalah?” tanya kai

 

“anniya, hanya tugas-tugas kuliah yang memusingkan. Ayo kita mulai, yeojachingumu suka warna apa?” taeyon memilih berbohong pada kai, sepertinya tidak enak jika ia menceritakan hal apa yang akhir-akhir ini memenuhi isi kepalanya. Yeoja cantik itu mulai berjalan menelusuri toko-toko yang berada disisi jalan.

 

Sering kali menemui barang yang lucu namun tidak terlalu cocok untuk dijadikan kado, sampai akhirnya taeyon mengajak kai memasuki toko aksesoris. Terdapat banyak aksesoris cantik tapi mata lentik taeyon terarah pada sebuah kalung cantik dengan bandul mahkota di tengahnya. Benda itu cocok dijadikan kado.

 

“kai, ku rasa kalung itu cocok” tunjuk taeyon pada kalung yang dimaksud.

 

“warnanya silver, dan bandul mahkota ditengahnya juga cantik. Emm… Yeojamu bisa memakainya selalu, dan dia bisa selalu mengingatmu” jelas taeyon lagi dan melangkah mendekati kalung yang terpajang di kotak kaca.

 

“kau benar, ku rasa dia akan suka dengan kalung itu” ucap kai dan memanggil penjaga toko untuk mengambilkan kalung itu.

 

“mahkota itu akan menjadikannya seorang putri dan kau pangerannya” goda taeyon sedangkan kai hanya tertawa mendengarnya.

 

Selagi menunggu kai membayar kalung yang telah dipilihnya, taeyon masih melihat-lihat aksesoris di dalam toko tersebut, dan selagi yeoja itu asik melihat-lihat anting tiba-tiba dari belakang kai memakaikan sebuah topi rajut bergambar beruang madu yang lucu di kepalanya.

 

“ku rasa ini juga sangat cocok untukmu” ucap kai merapikan letak topi rajut itu dikepala sang sahabat.

 

“wah ini lucu sekali, pooh~” seru taeyon saat melihat pantulan dirinya dicermin.

 

“kau suka? Itu hadiah dariku untukmu”

“eoh, jinjja?”

 

“ne, untuk sahabatku yang cantik” ujar kai dengan nada bercanda

 

“gomawo kai~” seperti kembali kemasa sekolah dulu, kai memang sahabat yang sangat baik.

 

“setelah ini apa kau mau menemaniku makan? Emm.. Aku lapar~ lagi pula sudah lama kita tidak makan bersama” tawar kai dan dijawab dengan senyum juga anggukkan kepala oleh taeyon.

 

“kajja~” taeyon menarik lengan kai untuk segera menuju pergi. Namun langkah mereka berhenti ketika tidak sengaja kai menyenggol lengan seseorang namja.

 

“minho…” ucap taeyon pelan

 

sedangkan minho, namja yang tidak sengaja disenggol lengannya oleh kai hanya diam memandang kearah taeyon dan kai, terlebih tangan taeyon yang masih menggandeng tangan kai.

 

“maaf, aku tidak sengaja” ucap kai merasa bersalah

 

minho hanya menganggukan kepala tanpa berniat mengucapkan kata-kata, dan sesaat suasana toko yang sedikit ramai menjadi hening bagi mereka bertiga sampai akhirnya suara seorang yeoja cantik memecahkan keheningan diantara mereka.

 

“minho, apa ini cocok? Lihat gelang ini sangat elegan” ucap yeoja itu

 

yeoja yang sangat cantik, terlihat sangat feminim dan dewasa. Entah kenapa hati taeyon merasa sakit melihat yeoja itu berdiri disisi minho, keroronya.

 

“ya, ini bagus. Sangat cocok untukmu” jawab minho.

 

Mendengar perkataan minho, taeyon tanpa pikir panjang langsung pergi meninggalkan toko aksesoris itu, kai yang merasa tidak enak dengan minho kembali meminta maaf dan mengejar taeyon.

 

“apa yeoja itu yang kau ceritakan padaku? Lee Taeyon” tanya yeoja cantik itu pada minho

 

“ne, dia Lee Taeyon..” jawab minho

 

 

“pooh…..”

 

 

.

.

.

 

T B C

.

.

.

 

 

Sekarang aku tunggu komentar kalian, maaf kalau ada typo.. Dan tinggal dua part selanjutnya adalah ending~ 🙂 pokoknya secepatnya ff ini akan diakhiri ~

1

FF – Loving KEY (JinBoon) ~Part 5~

Title : Loving KEY (JinBoon) ~Part 5~

Author : Vhy

Cast : Kim Gwiboon/KEY, Lee Jinki, Son DongWoon, Kim Jonghyun *dan kawan kawan*

Genre : teka teki silang?!?

Length : 1 – ???

 

Foreword :

HAY~ Apa kabar??? Semoga baik semua ya~ 🙂 ngomong-ngomong masih ada yang inget ff ini? *gak adaaa* Hahaha maaf ya lama banget ngelanjutinnya. jujur aja nih kenapa aku lama ngelanjutinnya? soalnya aku lupa PW ini WP *pikun* . Ini part 5, langsung aja deh dibaca.. Jangan lupa RCL 🙂

 

.

.

.

.

 

“kau ingin pesan apa, baby?” tanya dongwoon kepada yeoja disampingnya.

 

“terserah kau saja, dear. Kau kan sudah biasa makan disini. Jadi kau pasti tau menu yang paling lezat disini” sahut sang yeoja.

 

“baiklah kalau begitu” dongwoon tersenyum lebar. Sudah lama ia tidak datang ke restoran ini. Dulu dia sering pergi ketempat ini bersama gwiboon. Butuh waktu cukup lama untuk melupakan perbuatannya yang dulu. Kini dongwoon sudah membuka lembar baru dalam kehidupannya bersama eunji dan menutup semua lembaran yang terdapat gwiboon didalamnya.

 

Dari kejauhan kedua pasang mata jinki tidak pernah lepas menatap pasangan yang berada tidak jauh dari dirinya berada. Jinki sudah sangat yakin bahwa namja yang saat ini dilihatnya itu adalah namja yang selalu berkunjung kerestoran bersama gwiboon. Tapi? Siapa yeoja yang saat ini sedang bersamanya itu?

 

“jangan menatap pelanggan dengan tatapan mengerikan seperti itu, hyung!” ucap jonghyun sambil berjalan melewati jinki, namun jinki menarik lengan jonghyun dan membuat namja itu menoleh ke arahnya.

 

“biar aku saja” jinki mengambil note yang dipegang oleh jonghyun dan menghampiri meja dongwoon.

 

“selamat datang, mau pesan apa?” tanya jinki ramah

 

“aku pesan hidangan spesial hari ini. Juga dengan minumannya” ucap dongwoon pada jinki dan jinki pun mencatat pesanan mereka.

 

Jinki terpaksa menunggu sampai dongwoon dan eunji selesai makan. Begitu pasangan itu menyelesaikan makan siangnya dan hendak pergi, jinki pun kembali menghampiri mereka.

 

“maaf, bolehkah saya menanyakan sesuatu pada anda?” tanya jinki sopan pada dongwoon

 

“ne? Tentang apa?” dongwoon bertanya balik dengan menatap bingung pada jinki.

 

“apa anda masih mengingat saya?” tanya jinki

 

“beberapa bulan yang lalu anda pernah datang ke restoran ini dengan teman yeoja anda, saat itu teman yeoja anda menyiram saya dengan jus” jelas jinki

 

wajah dongwoon langsung menegang. Dia memang tidak mengingat siapa jinki tapi dia ingat akan kejadian yang diceritakan namja dihadapannya ini dan dongwoon tau siapa yang dimaksud oleh jinki.

 

“sekarang teman anda itu sedang berada di rumah saya, dia sepertinya mengalami kecelakaan di laut”

 

“mwo?!” tampak jelas kali ini dongwoon benar-benar terkejut

 

Seketika diotaknya banyak pertanyaan akan ucapan jinki. Benarkah yang dimaksud jinki itu adalah gwiboon? Tapi bagaimana bisa yeoja itu masih hidup? Bukankah dia sudah… Ah, tidak mungkin! Gwiboon pasti sudah mati.

 

“sepertinya kau salah orang” sangkal dongwoon sambil berusaha bersikap tenang.

 

“aku tidak pernah memiliki teman sekejam itu sampai menyisammu dengan jus” lanjutnya

 

“tapi saya benar-benar ingat kalau anda yang saat itu datang bersama yeoja itu” ujar jinki meyakinkan

 

“mungkin saja namja yang anda maksud wajahnya mirip denganku. Ya, memang aku sering datang ke restoran ini. Tapi itu bersama kedua orangtuaku”

 

jinki terdiam sejenak, dia berusaha mengingat apakah dia salah orang. Pikirannya mulai ragu.

 

“kalau begitu maaf karna saya sudah menyita waktu anda, sepertinya saya salah” ujar jinki dengan sedikit membungkuk.

 

“ne, tidak apa-apa” dongwoon tersenyum lebar walau hatinya berdebar kencang.

 

Jinki pun meninggalkan meja dongwoon dengan kecewa. Tadinya dia berharap akan segera mendapatkan titik terang tentang keberadaan keluarga gwiboon. Namun sekarang harapannya itu harus pupus kembali.

 

Sementara itu dongwoon menjadi tidak tenang semenjak jinki menanyakan perihal tentang gwiboon padanya. Benarkan yeoja itu masih hidup? Tapi, jika benar yeoja yang dimaksud itu adalah gwiboon, mengapa dia tidak pulang ke rumahnya.

 

Sepertinya tidak mungkin kalau yeoja yang dimaksud itu adalah gwiboon. Kalaupun benar gwiboon masih hidup, tentu sekarang dongwoon sudah berada di dalam sel penjara karna percobaan pembunuhan. Tapi bukankah waktu itu tubuh gwiboon tidak ditemukan oleh tim SAR. Bisa saja perkataan jinki benar.

 

Akhirnya pada keesokkan hari dongwoon memutuskan kembali ke restoran tempat jinki berkerja. Dia harus mengechek kebenaran perkataan jinki dan mencari tau dimana pelayan itu tinggal. Dongwoon merasa hidupnya tidak akan tenang jika belum memastikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa yeoja yang dimaksud itu bukanlah gwiboon.

 

Setelah mencari beberapa informasi mengenai tempat tinggal jinki. Akhirnya dongwoon mendapatkan alamat yang dicarinya. Namja itu bergegas saat itu juga menuju alamat yang telah dia dapatkan.

 

Dan dongwoon benar-benar tidak mempercayai penglihatannya. Meski saat ini dia berada didalam mobil miliknya, namun dia masih mengenali gwiboon dengan baik walaupun penampilan yeoja itu sangat sederhana sekarang.

 

Yeoja yang saat ini sedang duduk di teras rumah sederhana bersama jinki. Astaga, ternyata benar! Gwiboon belum meninggal. Dongwoon pun semakin gusar, bagaimana jika semuanya terbongkar dan dia masuk dalam penjara. Tapi apa yang dilakukan gwi di rumah itu? Dan kenapa sampai sekarang dia tidak pulang kerumahnya dan melaporkan semuanya? Sebenarnya apa yang telah terjadi?

 

.

.

.

.

 

Sementara itu, taeyon sedang berada di swalayan menemani nyonya kim untuk membeli keperluan bahan pokok selama sebulan. Jika ada waktu luang nyonya kim memang selalu menyempatkan diri membeli sendiri keperluan bahan pokok dirumahnya tentu di temani pelayan rumah bahkan kadang dia juga ditemani gwiboon. Tapi sekarang taeyon dengan senang hati menemaninya.

 

“ahjumma, apa ini cukup?” tanya taeyon sambil menunjuk beberapa kantong gula.

 

“ne, itu cukup. Sepertinya semuanya sudah” mengecek kembali semua bahan pokok pada keranjang dorang yang berada dihadapan taeyon.

 

“apa kau tidak mau membeli sesuatu lagi, sayang?” tanya nyonya kim pada taeyon, dan dijawab dengan gelengan kepala oleh taeyon. Karna semua bahan pokok yang diperlukan sudah terkumpul di keranjang, mereka pun bergegas ke kasir untuk membayar.

 

“oh iya, setelah ini bisakah kau mengantar ahjumma ke toko perhiasan, sayang?” ucap nyonya kim setelah mereka membayar semua belanjaan mereka.

 

“ne, apa ahjumma ingin membeli perhiasan?”

 

“anniyo, hanya ingin memperbaiki kalung kesayangan ahjumma yang putus”

 

“baiklah” setelah memasukkan semua belanja ke dalam mobil, mereka pun pergi ke toko perhiasan yang dimaksud nyonya kim.

 

Sesampainya di toko perhiasan, nyonya kim yang memang sudah mengenal baik pemilik toko, mengatakan mengenai kalung kesayangannya. Sembari menunggu kalung tersebut, dia memperhatikan perhiasan-perhiasan cantik yang terpajang dalam meja kaca di hadapannya.

 

Taeyon yang berada di samping nyonya kim pun ikut memperhatikan perhiasan-perhiasan dengan model keluaran terbaru.

 

Namun, mata nyonya kim terbelalak melihat sebuah cincin yang terletak paling belakang dari deretan perhiasan yang terpajang, dia sangat terkejut melihat cincin yang sama persis seperti milik gwiboon.

 

Bagaimana bisa cincin itu ada disini? Setaunya, sang suami memesan dua cincin dengan model yang sama hanya untunya dan anak mereka, gwiboon.

 

“ahjumma, ada apa?” tanya taeyon saat melihat ekspresi nyonya kim yang terlihat shock.

 

“taeyonie, i..itu.. itu cin..cin milik gwiboon” ucapnya sambil menunjuk cincin yang dia maksud pada taeyon. Taeyon pun mengarahkan pandangannya pada arah yang ditunjuk. Sebuah cincin cantik dengan manik berlian.

 

“mungkin modelnya sama, ahjumma” sahut taeyon

 

“tidak, itu cincin milik gwiboon! Cincin itu di pesan khusus dua buah saja oleh ahjushi mu” jelas nyonya kim, lalu dia memanggil karyawan toko perhiasan ter sebut untuk mengambilkan cincin itu.

 

Astaga! Terdapat dua buah huruf kapital di dalam lingkar cincin itu, ‘K.G’ singkatan dari ‘Kim Gwiboon’ yang memang sengaja dibuat saat memesannya. Taeyon yang melihat itu pun tak kalah shock dengan nyonya kim. Seketika banyak pertanyaan yang muncul dalam fikiran mereka.

 

“ini benar-benar milik anakku” ucap nyonya kim bagai berbisik sambil memandang cincin yang ada ditangannya. Melihat hal itu hati taeyon merasa sangat sakit, apakah benar firasatnya bahwa gwi masih hidup.

 

“maaf, bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya taeyon pada karyawan toko

 

“ne, silahkan nona”

 

“cincin ini? Sebelumnya apakah ada seseorang yang menjualnya?” karyawan toko itu pun terdiam untuk mengingat apakah sebelumnya ada seseorang yang menjual cincin itu.

 

“oh cincin itu, memang sebelumnya ada seseorang yang datang kemari untuk menjualnya” jawab pemilik toko sebelum sang karyawan menjawab.

 

Nyonya kim tersentak, begitu juga dengan taeyon. Mereka seperti mendapat sebuah harapan baru setelah mendengar ucapan sang pemilik toko. Benar, mungkin tuhan bermaksud memberi petunjuk bahwa gwi masih hidup.

 

“kapan itu terjadi? Apa seseorang yang anda maksud itu seorang yeoja?” tanya taeyon lagi

 

“emm.. Itu sekitar dua bulan yang lalu, ada seorang namja yang datang dan menjual cincin itu”

“namja” ucap taeyon untuk memastikan, dan dibenarkan oleh pemilik toko.

 

“siapa nama namja itu? Apa anda masih mengingatnya?!” tanya nyonya kim kali ini

 

“emm aku tidak tau siapa nama namja itu nyonya, tapi dia namja bertubuh tinggi tegap, wajahnya seperti keturunan arab (?)” jelas pemilik toko.

 

“dongwoon” terka taeyon seperti berbisik namun itu dapat didengar oleh nyonya kim.

 

.

.

.

.

 

 

Sudah beberapa hari ini dongwoon selalu datang ke daerah perumahan tempat jinki tinggal. Dia selalu mengamati gwiboon dari jauh, dan semakin dia mengamati maka semakin heranlah dia. Bagaimana tidak? Gwi sudah banyak berubah, dia sudah bisa menyapu dan mengepel bahkan tidak jarang bergurau dengan tetangga-tetangga lain, penampilannya pun sangat sederhana. Kadang dia memakai kaos oblong dengan celana pendek. Padahal dulu dia selalu perfect, tidak boleh terlihat cacat sedikit pun dan harus modis.

 

Fikiran dongwoon sepertinya benar, ada yang tidak beres dengan yeoja itu. Tidak mungkin gwi berubah seperti itu. Apakah otaknya menjadi rusak karna telah tenggelam dilaut dan terbentur cukup keras?

 

Dongwoon sudah tidak dapat lagi mengekang rasa penasarannya lebih lama lagi. Dia pun memberanikan diri untuk menemui gwiboon. Dia benar-benar ingin tau sebenarnya apa yang telah terjadi pada gadis itu. Melihat gwiboon yang sekarang, dongwoon berharap dalam hati bahwa yeoja itu juga sudah melupakan kejadian diatas perahu motornya waktu itu.

 

Lagi pula dia sudah memastikan bahwa saat ini gwiboon sedang sendiri di rumah itu, tadi dia sempat melihat jinki sudah berangkat untuk berkerja.

 

Jinki pun keluar dari mobil miliknya dan berjalan menuju rumah jinki. Dan sesampainya disana dengan ragu dia berusaha untuk menegur gwiboon yang sedang menjemur pakaian.

 

“a..annyeong…”

 

mendengar sapaan itu pun gwiboon menoleh dan matanya mendapati seorang namja yang memandanginya dengan tatapan tidak percaya.

 

“ne, nuguya?” sahut gwiboon ramah

 

dongwoon tepat pada saat itu terenyak kaget, tubuhnya seketika kaku mendengar perkataan gwiboon. Kenapa yeoja itu tidak mengenalinya? Tatapan matanya pun terlihat heran memandang dongwoon, seakan tidak pernah bertemu sebelumnya.

 

“emm anda mau mencari siapa?” ulang gwiboon ketika melihat dongwoon terdiam dalam lamunannya.

 

Sekarang dongwoon benar-benar yakin bahwa gwiboon tidak mengenalnya sama sekali. Mungkin benar yeoja dihadapannya ini mendapatkan benturan yang cukup keras dikepalanya saat tenggelam, lalu hilang ingatan.

 

“oh, mian.. Sepertinya aku salah orang, ku kira kau temanku” kilah dongwoon

 

“oh, tidak apa-apa..” kata gwiboon sambil tersenyum.

 

“kalau begitu aku permisi. Maaf, sudah mengganggu” setelah berpamitan dongwoon pun bergegas pergi dari hadapan gwiboon.

 

Sepanjang perjalanan pulang, dongwoon merasa semakin tidak tenang. Pikirannya kalut, dia tidak menyangka bahwa gwi masih hidup. Sekarang apa yang harus dia lakukan? Percobaan pembunuhan itu gagal, walau gwiboon saat ini menderita amnesia, namun suatu saat nanti pasti ingatannya akan kembali, dan jika itu terjadi hancur sudah masa depannya. Pasti dia akan di penjara.

 

Dongwoon berusaha keras memikirkan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya. Namun, sekeras apapun dia berusaha mencari ide untuk menutupi masalahnya. Ide itu tidak pernah muncul. Hanya ada satu jalan, yaitu melenyapkan gwiboon sebelum yeoja itu kembali memperoleh ingatannya.

 

.

.

.

.

 

Sementara itu, semenjak bertemu dengan dongwoon jinki kembali mengingat-ingat apakah benar dia salah orang, tapi sepertinya memang dongwoon lah yang saat itu datang bersama gwiboon.

 

“hey.. Kau melamun, hyung?” jonghyun menepuk pundak jinki tiba-tiba dan sukses membuat namja itu terkejut

 

“ishhh.. Bisakah kau tidak datang tiba-tiba.. Kau seperti hantu!”

 

“ya! Siapa yang kau sebut hantu? Aku? Hah bahkan tidak ada hantu yang tampan seperti aku!” gerutu jonghyun

 

sekarang adalah waktu untuk restoran tutup, semua pekerja pun sudah bersiap untuk pulang, begitu juga dengan jinki dan jonghyun. Jinki mengambil tas punggung miliknya yang tersimpan di dalam loker kerjanya, sementara jonghyun sudah bersiap untuk keluar dari restoran, tapi sebelum benar-benar keluar dari restoran, namja tampan itu lagi-lagi mengucapkan kata maaf pada jinki karna untuk hari ini jonghyun tidak bisa mengantar jinki pulang dengan motornya seperti biasa.

 

“maaf hyung, kau tidak apa-apa kan ku tinggal?” tanya jonghyun.

 

“hey! Aku bukan anak kecil berumur 5 tahun yang akan tersesat karna lupa jalan pulang! Sudahlah, kau cepat pergi! Bersenang-senanglah hari ini dengan jiyon” seru jinki

 

“baiklah… Bye hyung”

 

jinki hanya berdengung menjawab perkataan jonghyun, sahabatnya itu pun pergi dengan motornya menuju tempat jiyon berada.

 

Setelah selesai membereskan semua tugasnya, jinki pun memakai tas punggungnya dan bergegas pulang. Berjalan menuju halte yang letaknya tidak terlalu jauh dengan restoran tempat dia berkerja, sesekali bersenandung kecil untuk menghilangkan rasa bosan yang dirasakannya. Tapi, langkahnya terhenti sebelum jinki sampai pada tempat yang ditujunya. Seorang yeoja cantik berumur sekitar 45 tahun berada beberapa langkah dihadapannya, yeoja itu tersenyum lembut kearah jinki seakan memberitahu bahwa ia sangat rindu pada namja tampan itu.

 

“umma…” gumam jinki pelan

 

seakan mendengar panggilan halus dari jinki, yeoja yang dipanggilnya dengan sebutan umma pun perlahan mendekat ke arahnya berada. Jinki pun hanya bisa diam ditempat setelah kedua matanya benar-benar melihat sang umma berada dihadapannya.

 

Jinki dapat merasakan kedua tangan lembut ummanya yang saat ini sedang menyentuh kedua sisi pipi miliknya, sedikit dia merasa tangan sang umma gemetar namun kehangatan tangan tersebut membuat jinki merasa nyaman.

 

“pipimu semakin chubby, apa kau makan dengan baik tiga tahun terakhir ini?” tanya sang umma sambil sedikit mencubit pipi anaknya.

 

“anak umma jadi semakin tampan…”

 

tanpa menjawab perkataan ummanya, jinki memeluk erat tubuh wanita yang telah melahirkannya itu. Sungguh, dia sangat merindukan sang umma.

 

“umma.. ” panggil jinki lembut dalam pelukan ibunya

 

“ne, sayang..”

 

“aku merindukanmu”

 

“kalau begitu pulanglah, pulanglah kerumah jinki..”

 

.

.

.

.

.

 

T B C

 

.

.

.

bagaimana??? pendek banget ya? hahaha MAAF..

tapi tetep tunggu kelanjutannya yaa~