FF – Loving KEY (JinBoon) ~Part 7~

Title : Loving KEY (JinBoon) ~Part 7~

Author : Vhy

Cast : Kim Gwiboon/KEY, Lee Jinki, Son DongWoon, Kim Jonghyun *dan kawan kawan*

Genre : teka teki silang?!?

Length : 1 – ???

Foreword :

 

cuuusss… part 7 langsung aku post juga… jadi silahkan dibaca, jangan lupa dikomen ya.. tolong tinggalkan jejak ~ 🙂

 

.

.

.

.

 

Sudah hampir seminggu jinki mengindar dari gweboon, namja tampan itu selalu pergi pagi dan pulang malam. Lalu jika sedang berada di rumah, dia memilih untuk mengurung diri di dalam kamarnya. Bahkan jinki juga melarang gweboon untuk membersihkan kamarnya lagi.

Dia pun menghindari berbicara dengan gweboon. Kalau pun yeoja itu menanyakan sesuatu, jinki pasti hanya menjawab dengan singkat dan menghindari kontak mata dengannya.

Jinki sendiri tahu betapa terlukanya gweboon karna sikapnya, bahkan sudah beberapa kali jinki memergoki yeoja itu sedang menangis diam-diam. Tapi dia harus bagaimana lagi? Semenjak kejadian itu hampir setiap detik jinki merindukan gweboon. Ingin kembali memeluk dan mencium yeoja itu, ingin mengungkapkan sayang padanya.

Jinki sadar ia sangat mencintai gweboon. Tapi apa hal ini benar? Yeoja itu sedang amnesia lalu jika ingatannya telah kembali, gweboon pasti akan melupakannya dan kembali kekehidupannya semula. Tanpa ada sosok jinki disampingnya.

‘Aku harus segera menemukan keluarganya’ pikir jinki dalam hati. Harus! Sebelum dirinya lepas kontrol dan semuanya jadi terlambat. Disisi lain jinki juga tidak tega melihat gweboon yang terus bersedih karna sikapnya.

Tapi kemana jinki harus mencari info tentang keluarga gweboon, namja tempo hari bahkan mengaku tidak mengenal gweboon. Padahal jinki sangat yakin sekali kalau namja itulah yang datang bersama gweboon saat itu. Jonghyun bahkan mengatakan hal yang sama dengannya tentang namja itu.

Jinki yakin pasti namja itu telah berbohong, karna walaupun sekilas jinki sempat melihat betapa terkejutnya namja itu ketika dirinya mengatakan gweboon berada dirumahnya.

Semoga saja namja itu akan datang lagi, dan jinki dapat bertanya lebih lanjut padanya.

‘pib-pib-pib’

tiga orang yeoja berjalan menuju restoran tempat jinki bekerja setelah memarkirkan mobilnya. Sesaat jinki terkejut karna salah satu yeoja itu adalah yeoja yang datang bersama dengan dongwoon tempo hari. Apa tuhan begitu cepat mendengar doanya?

“kau yakin restoran ini memiliki menu yang enak?” tanya salah seorang diantara mereka saat memasuki pintu restoran. Jinki pun beranjak dari duduknya untuk menghampiri mereka sambil membawa daftar menu.

“kalian tenang saja, beberapa hari yang lalu dongwoon mengajakku kesini. Dan dia juga bilang restoran ini tempat favoritnya dengan keluarga jika sedang berlibur” sahut yeoja itu.

“permisi, ini daftar menu hari ini” ujar jinki sopan. Tiga yeoja itu pun melihat-lihat deretan menu yang akan dipesannya.

“tumben nona tidak bersama namjachingu-nya kemari?” tanya jinki sambil tersenyum ramah ketika selesai mencatat menu-menu yang dipesan.

“oh, sekarang dia sedang sibuk mengurus bisnis barunya” sahut yeoja itu sambil membalas senyum jinki.

“tuh kan kau lihat sendiri pelayan restoran ini saja sampai mengenali dongwoon karna seringnya dia makan disini dengan keluarganya”ujar yeoja itu lagi pada kedua temannya.

Sementara tiga yeoja itu menikmati makan siang mereka, jinki berpikir keras mencari cara bagaimana untuk mendapatkan nomer telepon dongwoon tanpa dicurigai. Dan lagi-lagi tuhan sangat baik padanya, terlintas sebuah ide yang cukup bagus di pikirannya.

“maaf nona, boleh saya meminta nomer telepon anda?” tanya jinki ketika mengantar nota pembayaran.

“begini nona, kami sedang mengumpulkan data pelanggan tetap disini. Jadi jika ada menu baru kami dapat langsung memberitahu pada mereka” jelas jinki berusaha meyakinkan.

“oh begitu, tentu boleh” jawabnya sambil mengambil selembar kartu nama dari dalam dompetnya dan memberikannya pada jinki.

“apa boleh saya juga meminta nomer telepon namjachingu anda?” kata jinki sopan.

“oh ya..” yeoja itu pun segera menulis nama dongwoon dan nomer telepon rumah namja itu di balik kartu namanya.

“Terima kasih, nona” kata jinki sambil mengambil kartu itu.

.
.
.
.
.

Gweboon duduk sendiri di ruang tamu, menatap kearah luar rumah. Sudah seminggu ini yeoja itu merasa tersiksa dengan sikap jinki. Bahkan sampai detik ini dia tidak mengerti dengan apa yang menyebapkan jinki berubah. Mengingat akan hal itu pun air matanya bergulir dipipinya.

Semenjak kejadian dikamar jinki waktu itu, hampir setiap detik gweboon merindukan jinki. Dia sadar saat ini memang ingatannya akan masa lalu miliknya belum kembali. Tapi gweboon tidak kehilangan perasaannya. Dia dapat merasakan bahwa jinki juga mencintainya sepeti dia mencintai jinki. Tapi kenapa jinki melalukan hal ini padanya, menghidar dan terus bersikap dingin padanya.

Gweboon belum sempat menghapus air mata yang mengalir di kedua pipinya ketika pintu dibuka dari luar. Tanpa menoleh pun gwe tau siapa yang datang. Buru-buru dia menghapus air matanya.

Tapi jinki masih sempat melihat air mata yang menggenang di ujung mata indah yeoja itu.

“oppa sudah pulang, apa oppa sudah makan?” tanya gweboon.

Jinki tidak menjawab. Dia hanya menggelengkan kepadanya dengan hati yang sedih melihat wajah kusut gweboon.

“oppa tunggu sebentar, aku akan siapkan makanan untukmu” gweboon bangun dari duduknya dan berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan malam.

Sementara itu jinki terdiam di ruang tamu. Dia harus menceritakan yang sebenarnya pada yeoja itu. Hanya itu satu-satunya cara yang dapat membuat gwebon melupakan cintanya lalu membencinya.

Maka ketika gweboon kembali ke ruang tamu untuk mengajak jinki makan, namja itu pun langsung menyuruh gwe untuk duduk.

“key. Duduklah. Ada yang ingin ku bicarakan denganmu” kata jinki dengan wajah muram.

Tanpa membantah atau bertanya, gweboon pun duduk. Yeoja itu menatap jinki yang masih berdiri tidak jauh dari hadapannya. Dan secercah perasaan tidak enak langsung menyergap ke dalam hatinya ketika dia melihat betapa muramnya wajah jinki.

“aku rasa sudah saatnya kau mengetahui semuanya, key. Mengetahui semua kebenaran yang selama ini aku sembunyikan” ujar jinki pelan.

“kebenaran apa?” tanya gweboon dengan suara hampir tak terdengar.

“Namamu bukan KEY, dan kau bukanlah sepupuku seperti yang ku katakan selama ini. Di antara kita tidak pernah ada hubungan apa-apa sebelumnya. Aku menemukanmu di batu karang saat aku pulang bekerja. Dan begitu mengetahui kau amnesia, aku tidak punya pilihan lain selain membawamu ke rumahku walaupun sebenarnya aku sangat membencimu” cerita jinki.

Mendengar hal itu gweboon hanya dapat menatap jinki tidak percaya.

“kau sebenarnya seorang yeoja dari keluarga kaya. Beberapa bulan yang lalu, kau pernah datang ke restoran tempatku berkerja bersama seorang namja. Kau bahkan membuat keributan disana hanya karna sepatumu terkena sedikit tumpahan sup yang ku bawa. Kau juga memakiku dan menyiram wajahku dengan jus” lanjut jinki panjang lebar.

“tidak oppa! Tidak mungkin!!! Aku tidak mungkin melakukan hal itu padamu!!” bantah gweboon sambil menangis.

“aku sangat menyayangimu, mana mungkin aku memaki dan menginamu! Kau bohong padaku oppa!!” seru yeoja itu lagi dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya.

“aku tidak bohong, key!. Itulah yang kau lakukan padaku dulu. Kau begitu sombong, menyebalkan dan aku sangat membencimu” tegas jinki

gweboon terdiam mendengar perkataan jinki. Yeoja itu masih tidak percaya akan semua yang telah diucapkan jinki. Menangis, hanya bisa menangis mendengar semua perkataan jinki.

“tidak oppa! Kau pasti bohong padaku!” seru gweboon di sela-sela tangisnya.

“begitu aku menemukanmu tak sadarkan diri di batu karang itu, aku senang sekali karna dengan begitu aku dapat membalaskan sakit hatiku padamu. Apalagi begitu aku tau bahwa kau ternyata amnesia. Aku lalu berfikir untuk menjadikanmu pembantu dirumahku, biar kau merasakan bagaimana di perlakukan dengan buruk”

“CUKUP OPPA!!! kalau kau membenciku lalu untuk apa selama ini kau menjagaku. Kenapa kau tidak menodaiku saja sore itu, bukankah dengan begitu dendam mu padaku terbayarkan dan hidupku hancur. Kau malah menatapku dengan perasaan bersalah. Apa itu yang kau maksud bahwa kau sangat membenciku!” seru gweboon sambil menangis tersedu-sedu.

“key, dari mana kau tau aku belum menodaimu? Aku bahkan sudah melakukannya. Kau pasti sangat terbuai saat itu hingga tak sadar akan semua yang sudah terjadi” dusta jinki.

“aku memang kehilangan ingatanku! Tapi aku tidak kehilangan perasaanku. Aku tau kau mencintaiku oppa. Dan aku juga tau bahwa saat itu kau tidak melakukan apa-apa”

“aku telah melakukannya, key. Dan aku puas sekali karna rasa sakit hatiku telah terbalaskan” bantah jinki dingin.

Gweboon tertegun menatap jinki. Benarkah semua perkataan namja dihadapannya ini? Benarkah begitu terbuainya dia sampai tidak tau bahwa jinki sudah menodainya? Jinki hanya ingin membalas dendam? Jinki membencinya? Dan salahkah penilaiannya selama ini terhadap jinki?

Masih banyak pertanyaan – pertanyaan yang berputar di pikiran gweboon. Seketika kepalanya terasa berat, rasanya sangat pusing. Dia tidak ingin mendengar perkataan jinki lagi. Dengan susah payah gwe bangun dari duduknya. Kakinya terasa lemas dan kepalanya semakin berat sampai akhirnya dia terhuyung lemas tak sadarkan diri.

.
.
.
.
.

Gwebon melihat sosok seorang namja tinggi tegap di hadapannya. Wajahnya tidak terlihat jelas. Namja itu mencengkram bahunya dengan kasar sampai dia meringis menahan sakit.

“DENGAR KAU! AKU SUDAH MUAK DENGAN KELAKUANMU! KAU YEOJA EGOIS, TIDAK PUNYA PERASAAN, DAN SEORANG YANG PALING SOMBONG YANG PERNAH KU KENAL!!! KARNA KAU COCO MATI KALAU SAJA KAU MENUNGGU SEBENTAR SAJA SEMUA TIDAK AKAN SEPERTI INI!” teriak namja itu dengan penuh kemarahan.

Kemudian dengan tatapan kebencian namja itu mendorongnya dengan keras sehingga dia jatuh terpelanting. Dan kepalanya terbentur sesuatu. Dia meringis kesakitan. Dan tiba-tiba kumparan air pekat mengelilinginya. Membuat dadanya sesak, arus air itu menggulung tubuhnya membentur benda-benda keras. Terasa sangat sakit di seluruh tubuhnya hingga sulit bernafas.

Dia ketakutan, ingin segera keluar dari kumparan air itu. Lalu dia mendengar suara itu, suara yang sangat dikenalnya. Suara itu terdengar begitu sedih memanggil namanya. Meski terdengar menyedihkan namun suara itulah yang mampu membantunya keluar dari ketakutan.

.
.
.
.
.

Jinki membaringkan tubuh gweboon di atas tempat tidurnya. Hampir dua jam lamanya dia duduk di pinggir tempat tidur memandangi wajah cantik gweboon yang terpejam tak sadarkan diri dengan perasaan pedih. Sudah berulang kali jinki memanggil lembut nama yeoja itu, namun gweboon belum kunjung bangun.

“maafkan aku, key. Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu seperti ini” bisik jinki sedih.

Perlahan-lahan jinki mengecup bibir gweboon, sangat merasa bersalah karna telah membuat yeoja dihadapannya ini mengangis. Kembali terngiang ditelinganya ucapan gweboon.

‘Aku memang kehilangan ingatanku! Tapi aku tidak kehilangan perasaanku. Aku tau kau mencintaiku oppa. Dan aku juga tau bahwa saat itu kau tidak melalukan apa-apa’

jinki menggenggam erat tangan gweboon dengan kedua tangannya.

“kau benar, key. Aku memang mencintaimu. Bahkan aku sangat mencintaimu sampai aku tidak punya rasa benci sedikit pun padamu. Saat itu pun aku tidak melakukan apa-apa, aku tidak mau merusakmu. Aku tidak mau menghancurkan hidupmu” jinki membelai rambut gweboon dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya masih menggenggam tangan gweboon.

“key, apa kau mencintaiku? Tapi kau pasti akan meninggalkanku setelah ingatanmu kembali” bisik jinki pelan.

“siapa yang mengatakan aku akan meninggalkanmu, oppa?” tanya gweboon pelan dengan mata masih terpejam. Jinki tersentak kaget mendengar pertanyaan itu.

“key, kau sudah sadar?” tanya jinki dan pelan-pelan gweboon membuka matanya sambil tersenyum menatap jinki.

“sejak kapan kau sadar?” tanya jinki lagi dengan menahan malu bila semua perkataannya tadi di dengar yeoja itu.

“sejak oppa mengatakan tidak bermaksud menyakitiku” jawab gweboon sambil berusaha untuk bangun. Sedangkan jinki menatap gemas kearahnya.

“jadi kau mendengar semua perkataanku tadi”

“ne, oppa juga mengecup bibirku” ucap gweboon sambi menunjuk kearah bibirnya.

“Ya!! Kau…”

“mwo? Oppa mau marah padaku, kalau begitu aku juga marah karna selama ini kau membohongiku”

jinki menghela nafasnya. Mana mungkin dia marah pada gweboon, bahkan rasa bersalahnya masih begitu besar pada yeoja cantik dihadapannya ini.

“jinki oppa…” panggil gweboon sambil memeluk tubuh jinki yan duduk disampingnya.

“aku tidak akan meninggalkan oppa, aku janji akan selalu bersamamu” ucap gweboon.

“key, kau itu masih amnesia. Dan begitu kau ingat semua, kau pasti akan kembali ke keluargamu”

“tapi aku ingin bersamamu, aku akan tetap ingin bersama oppa sampai kapan pun” kata gweboon penuh keyakinan.

“bagaimana kalau orang tuamu melarang? Aku tidak mau kejadian yang lalu terulang lagi”

“oppa aku bukan jungah!! Sesuai perkataanku, aku akan tetap bersamamu bagaimanapun caranya”

“tapi…”

“sudahlah oppa, kau telah menyelamatkan nyawaku. Pasti kedua orang tuaku pun tidak akan menolakmu”

jinki terdiam tidak menjawab, dia hanya tidak ingin terlalu berharap. Tapi disisi lain dia juga sangat bahagia mendengar perkataan yeoja itu sampai akhirnya jinki pun membalas pelukan hangat gweboon.

“jinki oppa..” panggil gweboon.

“emm…”

“waktu aku pingsan tadi, ku rasa samar-samar aku mengingat apa yang telah terjadi padaku” kata gweboon sambil melepas pelukannya.

“jinjja, kau sudah ingat?” tanya jinki senang sambil menatap gweboon lekat.

“hanya sedikit. Aku ingat ada seorang namja memakiku dan kemudian dia mendorongku hingga jatuh ke laut”

“seorang namja?” gumam jinki dan gweboon hanya menganggukan kepala untuk menanggapinya.

“apa kau ingat bagaimana wajahnya?”

“aku tidak dapat melihat jelas wajahnya oppa. Tapi aku mengenali postur tubuhnya, dia tinggi tegap sepertimu. Tapi suara itu bukan suaramu. Dia menyalahkanku karna telah menyebabkan coco meninggal” jelas gweboon.

“coco?” tanya jinki lagi dan gwe pun menganggukkan kepala.

“oppa, apa aku dulu sejahat itu sampai membuat seorang meninggal. Namja itu juga mengatakan aku egois dan tidak punya perasaan” tanpa sadar gweboon kembali menangis membayangkan betapa jahatnya dia.

“aku tidak tau seperti apa dulu kau, key. Tapi aku tidak peduli” jinki menghapus air mata gweboon.

“aku juga berbuat kasar padamu, apa oppa mau memaafkanku?” tanya gweboon. Mendengar itu jinki pun tersenyum, dikecupnya kening yeoja itu dengan sayang.

“hey, aku bahkan sudah memaafkanmu di hari pertama kau tinggal disini, key” ucap jinki sambil menatap gweboon.

“hari itu bahkan melupakan rasa sakit hatiku karna meliha tanganmu yang terluka karna terkena pecahan piring demi melakukan apa yang ku ruruh” jinki hanya tersenyum mengingat betapa lugunya gweboon saat itu.

“maaf oppa”

.
.
.
.
.
Sejak kemarin jinki kembali memikirkan cara agar secepatnya ia dapat menemukan info tentang keluarga gweboon. Bahkan di tempat kerja ia sudah berkali-kali di tegur oleh jonghyun karna termenung sambil memegang kartu nama dari yeoja tempo hari itu.

Dan malam ini selesai makan malam, seperti biasa jinki akan membantu gweboon untuk membereskan miring, gelas, dan semua peralatan makan yang mereka berdua pakai.

“selesai~” ucap gweboon saat semua peralatan makan sudah selesai dicuci dan ditaru ke tempat semula.

“apa kau lelah?” tanya jinki sambil berjalan menuju ruang tamu di ikuti oleh gweboon.

“anni, hari ini aku hanya mengajar anak-anak. Selebihnya hanya dirumah” Jawab gweboon.

“oh iya, ada yang ingin ku ceritakan padamu” jinki menarik pelan tangan gweboon untuk duduk di sofa. Keduanya pun duduk berdampingan.

“apa oppa ingin memberi kejutan seperti kemarin? Ah hari ini aku tidak mau pingsan lagi” gweboon mempout bibirnya memandang sebal ke arah jinki, namun namja itu hanya tersenyum mendengarnya.

“aku tidak akan membuatmu pingsan lagi, aku hanya ingin mengatakan kecurigaanku terhadap seseorang”

“eoh? Siapa?” tanya gweboon penasaran.

“Dia namja yang datang bersamamu saat kau menyiramku dulu. Aku tidak tau kau memiliki hubungan apa dengannya. Dan beberapa waktu yang lalu dia datang kembali ke restoran bersama yeoja lain. Aku sudah menceritakan tentang keadaanmu padanya, namun dia mengelak tidak mengenalmu. Padahal aku yakin dia orang yang sama” jelas jinki

“mungkin kau salah orang, oppa”

“tidak, aku rasa dia berbohong. Meski hanya sekilas tapi aku sempat melihat betapa terkejutnya dia ketika ku katakan keadaanmu sekarang”

“bagaimana rupa orang itu?” tanya gweboon.

“dia tinggi tegap dan berkulit putih” entah mengapa mendengar itu gweboon langsung tersentak kaget. Namja itu, seperti namja yang datang menemuinya siang itu.

“ada apa, key?” tanya jinki heran melihat perubahan wajah gweboon.

“dua minggu yang lalu ada seorang namja datang kemari, oppa. Dia menyapaku dan menatapku dengan tatapan aneh. Setelah aku tanya ingin bertemu siapa, dia malah meminta maaf karna telah salah mengenaliku”

sekarang jinki yang tersentak kaget mendengar penjelasan dari gweboon.

“kenapa kau tidak cerita padaku?”

“ku kira dia hanya orang biasa yang memang sedang mencari temannya. Tapi entah kenapa sejak hari itu aku merasa seperti di ikuti seseorang, oppa” jinki terdiam, jadi ucapan gweboon dulu bahwa merasa di ikuti seseorang bukan efek kelelahan.

“aku bahkan pernah hampir tertabrak mobil, untung saja ada seorang ahjushi yang menolongku sebelum mobil itu menabrak ku”

“APA?” jinki membelalakkan matanya terkejut mendengar cerita gweboon.

“Ya! Kenapa kau tidak bilang padaku, key!”

“aku tidak tau, oppa. Ku pikir itu hanya orang yang mengendarai mobil ugal-ugalan”

“tidak! Aku yakin itu pasti orang yang sama. Setelah menemuimu dan mengetahui kau amnesia, dia pasti ingin membunuhmu sebelum ingatanmu kembali” ucap jinki dan Kali ini ia yakin bahwa gweboon benar-benar dalam bahaya.

“oppa, kau tidak sedang menakutiku kan?” tanya gweboon cemas, bahkan yeoja itu sudah hampir menangis. Melihat gweboon, jinki hanya menggelengkan kepala dan merengkuh tubuh yeoja yang dicintainya ke dalan pelukannya.

“kenapa dia ingin membunuhku, oppa. Apa salahku? Apa ini ada hubungannya dengan coco?” tanya gweboon ketakutan.

“aku tidak tau, key” jinki mengusap lembut bahu yeoja itu.

“kau tidak usah takut, aku akan menjagamu” bisik jinki berusaha untuk menenangkan.

“mulai saat ini jika kau merasa ada yang aneh, kau harus langsung mengatakannya padaku. Dan mulai malam ini kau tidur saja dikamarku, biar aku tidur dilantai” ucap jinki sambil melepas pelukannya dan menatap lekat pada gweboon.

“tidak, biar aku yang tidur dilantai. Itu kan kamarmu” kata gweboon

“tidak key, kau yang tidur di ranjang. Dan aku tidur dilantai” ucap jinki dengan nada sulit dibantahkan.

“kalau oppa tidur dilantai maka aku juga akan tidur di lantai” bantah gweboon keras kepala.

“ya, terserah kau. Tapi kalau ada kecoa jangan menjerit”

dan mendengar kata kecoa, tentu saja gweboon langsung terdiam.

“apa aku menang?” tanya jinki sambil tersenyum

“tapi aku tidak tega melihat oppa tidur dilantai” rajuk gweboon

“oppa tidur saja bersamaku, ranjanngnya cukup untuk dua orang kan”

“tidak!”

“ya! Aku percaya oppa tidak akan macam-macam padaku, kalau begitu kita buat saja pembatas di tengah-tengah”

Dan pada akhirnya karna ke keras kepalaan gweboon, akhirnya yeoja itu menang. Mereka berdua tidur di ranjang kamar jinki dengan tumpukan guling dan bantal di tengah-tengah mereka. Namun, semua itu berubah beberapa saat. Sepanjang malam mereka tidur mereka malah tidur dengan posisi berpelukan. ><

.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

 

nah bagaimana?? masih mau dilanjut?? sebenernya aku bingung mau dilanjut atau ga.. ff ini makin ga sama sama novelnya.. tapi sebisa mungkin aku bakal tamatin. jadi tolong dikomen, biar aku punya masukan buat memperbaiki ff ini yaa ~ 🙂

6 respons untuk ‘FF – Loving KEY (JinBoon) ~Part 7~

  1. key / gweboon cepet inget kembali dong biar dongwon masuk penjara … baru tau rasa tuh orang

    lanjutinnn 😀

  2. Akhirnya dongwoon d curigain juga sama jinki, ehem ehemm yang tdur berduaaa mau pake pembatas apapun gak akan mempan kali ahhhhh duh moment jinboon nya manis bgt 😄😄

Tinggalkan komentar