FF – Keroro Love Part 4 (2Min SG) END ^^

Title : Keroro Love Part 4

Author : Vhy

Cast : Choi Minho, Lee Taeyon, Kim Jongin/Kai, Lee Jinki, Kim Gweboon

Genre : Romance ?!?

Length : 4 – 4

 

Foreword :

haiiii… akhirnya ff ini tamat jugaaa XD di part ini superrr panjang banget macem anu (?) hahaha jadi cari posisi baca yang nyaman dan jangan lupa bawa cemilan biar ga bosen.. terus jangan lupa tinggalkan komentar setelah baca yaa ~ 🙂

 

.

.

.

.

.

taeyon sedang duduk dengan wajah lesu dan memandang semua anggota keluarganya yang sedang sibuk memilih semua keperluan untuk menyanmbut acara yang akan diadakan tiga hari lagi.

 

“gweboonie, lihat ini~ kita bisa memilik makanan-makanan yang cocok untuk dihidangkan di acara nanti” ucap sang umma pada gweboon yang berada disampingnya.

 

“wahh… Kelihatannya sangat enak, aku jadi tidak sabar ingin membuatnya bersamamu, umma~” seru gweboon senang

 

“ne, umma juga. Besok kita mulai mempersiapkan semua bahannya ya” gweboon hanya menjawab dengan anggukan kepala dan senyum yang tidak lepas dari wajahnya.

 

“biar besok aku yang antar kau dan umma untuk membeli semua keperluannya” ujar jinki pada sang yeoja yang saat ini berada di hadapannya.

 

“apa kau tidak sibuk?” tanya gwe

 

“benar, jika kau sibuk biar umma dan gwe sendiri yang pergi” tanya sang umma juga

 

“tidak, aku besok libur” jawab jinki sedangkan sang appa sedang membolak balik koran hari ini ditangannya.

 

Hufttt~

 

sudah sekian kali taeyon menghela nafas untuk hari ini, dia masih tidak habis pikir karna semua keluarganya tanpa sepertujuan dari dirinya akan mengadakan pertemua dua keluarga tiga hari lagi untuk membahas tentang perjodohan anak mereka.

 

Ya, tiga hari lagi dia akan melihat wajah namja yang akan dijodohkan dengannya. Bagaimana rupanya? Bagaimana sifatnya? Bahkan sampai hari ini yeoja cantik itu tidak tau nama namja yang akan dijodohkan dengannya. Ini benar-benar menyebalkan, berkali-kali taeyon menolak saat tau tiga hari lagi dia akan dipertemukan oleh namja itu. Dan berkali-kali juga keluarganya mengabaikan penolakan darinya. Bahkan gweboon yang selama ini selalu mendukung keputusannya ikut memaksanya.

 

Yeoja yang sudah menjadi eonni kesayangannya itu sama saja dengan oppanya. Mengatakan bahwa ini yang terbaik! Terbaik! Dan terbaik! Sebenarnya siapa yang akan menjalani hidup. Mengapa seperti mereka lebih mengerti tentang masa depannya ketimbang dirinya sendiri?

 

Ya, entahlah. Taeyon sudah lelah, semuanya begitu memusingkan baginya. Dia bahkan masih ingat beberapa hari yang lalu saat bertemu dengan minho. Namja itu acuh padanya, bahkan dia pergi dengan seorang yeoja yang sangat cantik. Mengingat itu hatinya sangat sedih, memang ini bukan salah minho, taeyon tau itu adalah hak minho untuk pergi dengan siapapun, mengingat taeyon bukan siapa-siapa. Tapi, kalian tau kan? Rasa sakit itu muncul sesukanya ketika kau melihat namja yang sangat kau cintai pergi bersama yeoja lain.

 

Taeyon juga merasa tidak enak pada kai, namja itu telah mengajaknya makan bersama, namun taeyon menolaknya dan segera pulang. Untung saja kai mengerti tentang keadaannya saat itu.

 

“taeyonie~” suara gweboon memecahkan lamunan taeyon

 

“emm..” gumam yeoja cantik itu malas.

 

“kenapa kau lesu sekali? mau ikut denganku? Bersenang-senang” rayu gweboon ditambah aegyo ke arah taeyon

 

“kau sangat mencurigakan, eonni” ucap taeyon sedangkan gweboon hanya acuh mendengar perkataan yeoja cantik itu.

 

Gwe beranjak dari kursi yang didudukinya dan melangkah ke arah taeyon. Lalu menarik pelan kedua tangan mungil yeoja yang sudah dianggapnya adik itu agar berdiri.

 

“untuk kali ini kita akan benar-benar bersenang-senang, sayang” ujar gweboon dan membawa taeyon pergi ke kamarnya untuk bersiap. 10 menit kemudian pun mereka sudah berada didalam mobil gweboon.

 

“eonni, kita mau kemana?” tanya taeyon

 

“perawatan”

 

“mwo?”

 

“kantung matamu agak menghitam, sayang”

 

“eoh? Benarkah” ucap taeyon terkejut, yeoja itu pun langsung mengambil kaca kecil yang tersimpan di dalam tas gweboon.

 

“benarkan?” tanya gweboon lagi saat sedikit melirik ekspresi terkejut taeyon setelah melihat kantung matanya di cermin.

“hufttt, tentu saja menghitam! Aku kan tersiksa eonni” jawab taeyon dengan nada sebal

 

“siapa yang menyiksamu? Katakan padaku? Aku selalu menyayangimu, baby”

 

“eonni, kau tau aku membenci perjodohan ini”

 

“aku tau.. Tapi setidaknya kau cobalah mengerti perasaan kedua orang tuamu, mereka tidak mungkin akan menjodohkanmu dengan orang jahat. Jinki dan aku pun pasti tidak merestuinya” jelas gweboon

 

“tapi bagaimana kalau aku mengatakan bahwa aku sudah mempunyai namja yang aku cintai. Apa aku tetap harus melalukan perjodohan ini?” ungkap taeyon, gweboon yang saat itu sedang mengendarai mobil miliknya pun terkejut mendengarnya, beberapa menit kemudian mobil itu berhenti di sebuah taman yang cukup sepi.

 

“jadi kau sudah memiliki kekasih, taeyonie?” tanya gweboon memandang lekat ke arah taeyon.

 

“belum, aku masih menunggunya” jawab taeyon lesu

 

“menunggu? Maksudmu?”

 

“aku sudah mengungkapkan perasaanku padanya eonni, tapi dia belum menjawabku. Aku benar-benar mencintainya, maka dari itu aku tidak mau dijodohkan” ujar taeyon.

 

“siapa? Siapa namja itu?” tanya gweboon penasaran.

 

“minho”

 

“Mwo??”

 

“Choi Minho, aku mencintai minho” jelas taeyon lagi

 

“tapi? Kalian…”

 

“sahabat? Aku tau eonni, tapi aku mencintainya. Entah kapan rasa itu muncul, aku hanya merasa bahwa aku nyaman berada bersamanya. Tapi setelah aku mengungkapkan perasaanku padanya, dia menjauh. Sepertinya minho membenciku hiks..” setetes air mata yang sedari tadi ditahannya mengalir begitu saja di pipi taeyon. Gwe pun yang melihat itu mengerti akan perasaan yeoja yang berada dihadapannya. Perlahan ia menghapus air mata taeyon dan memeluk yeoja itu untuk menenangkannya.

 

“percayalah padaku, semua akan indah pada waktunya, baby”

 

.

.

.

.

.

 

Menghabisi waktu tiga jam di sebuah salon kecantikan adalah hal yang paling menguntungkan bagi taeyon, Setidaknya ia tidak harus terkurung disana lebih lama karna perawatan yang disarankan oleh gweboon.

 

Namun dari tiga jam itu dapat dilihat hasilnya, taeyon terlihat lebih fresh. Dan yang paling penting lihatlah dia terlihat lebih cantik, sangattt cantik!

 

Gweboon tersenyum manis melihat taeyon yang terlihat memegangi perutnya. Lapar, tentu saja semua perawatan ini membuat perut taeyon menjerit meminta makanan.

 

“aku tau restoran sushi terlezat jika kau mau?” tanya gweboon, dan tanpa menunggu lama sebuah anggukan kepala di tunjukkan oleh taeyon.

 

“tentu aku mau, aku sangat lapar eonni”

 

hanya membutuhkan waktu lima belas menit kedua yeoja cantik ini sudah berada didalam sebuah restoran khas jepang. Dan dapat dipastikan taeyon memesan beberapa makanan favoritnya begitu banyak, gwe pun hanya dapat mengiyakan semua perkataannya.

 

Seperti melihat sebuah harta karun, kedua mata indah taeyon seperti bersinar memandangi deretan makanan yang telah dipesannya.

 

“baby, kau yakin akan menghabiskan ini semua?” tanya gweboon melihat begitu banyak makanan di hadapannya.

 

“sepertinya begitu, eonni. Tapi kau harus membantuku memakannya juga” jawab taeyon dan mulai mengambil satu sushi yang berada tepat dihadapannya, memakan dengan hati yang riang, seperti tidak ada beban di pikirannya jika yeoja itu telah merasakan kelezatan sushi di mulutnya, gwe pun mulai mencicipi makanan dihadapannya satu persatu.

 

30 menit

 

 

“mashitaaa~” ucap taeyon bahagia setelah kenyang dengan semua makanan yang berada dihadapannya.

 

Sedangkan gweboon benar-benar tidak bisa berkata apa-apa, dia sungguh amat sangat kenyang. Lupakan diet! Makan sesekali seperti ini menyenangkan, terlebih dapat membuat taeyon yang disayanginya itu tersenyum kembali.

 

“eonni, sehabis ini kita pulang kan?! Sepertinya aku sudah tidak kuat berjalan lagi” taeyon berucap lesu dengan punggung bersandar malas di kursi

 

“ne, kita pulang saja. Ku kira kita cukup untuk hari ini, lagi pula sudah sore”

 

dan setelah membayar semua makan mereka memesan beberapa porsi sushi lagi untuk diberikan kepada jinki dan kedua orang tua taeyon. Di perjalanan keduanya hanya diam, taeyon hanya melihat kearah luar melihat keadaan yang sangat ramai dan perlahan-lahan kedua mata taeyon terpejam karna rasa kantuk yang dirasakannya.

 

20 menit gwe mengendarai mobilnya untuk kembali ke rumah kediaman keluarga Lee, akhirnya dia sampai. Terlihat jinki berada di depan pintu rumah bersama seseorang namja yang sepertinya ingin pamit pulang. Minho.

 

Gwe melihat kearah taeyon, yeoja itu masih tertidur lelap mungkin karna terlalu lelah, ingin membangunkannya tapi melihat wajah taeyon yang begitu nyenyak tertidur gwe menjadi tidak tega. Sebaiknya tidak usah dibangunkan, lebih baik meminta jinki untuk menggendongnya.

 

Gwe pun keluar dari dalam mobil dengan berusaha tidak membuat taeyon terbangun, dia berjalan kearah dua namja yang saat ini sedang melihat kearahnya.

 

“hai minho…” sapa gweboon

 

“hai noona, mana taeyon? Jinki hyung bilang…” ucapan minho terpotong ketika mengingat gweboon mengingat taeyon masih tertidur di dalam mobil.

 

“aah, dia tertidur di dalam mobil mungkin terlalu lelah. Sayang, bisakah kau gendong dia” gwe meminta jinki untuk menggendong taeyon membawanya masuk ke dalam kamar milik yeoja cantik itu. Tapi sebelum jinki melangkah minho sudah terlebih dulu mendahuluinya.

 

“biar aku saja…” ucap minho

 

namja tampan itu membuka perlahan pintu mobil gweboon, mata bulan purnamanya seketika melihat sosok cantik yang dirindukannya.

 

“hanya beberapa hari tidak bertemu saja, kau jadi semakin cantik pooh~” bisik minho pelan sambil menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah taeyon.

 

Perlahan minho menggendong taeyon ala bridal style, namja tampan itu pun sedikit membenarkan posisi taeyon agar yeoja cantik yang sedang tertidur dalam gendongannya itu merasa nyaman.

 

“minho, tolong kau bawa dia ke kamar ya” ucap jinki pelan lalu menggandeng gweboon masuk ke dalam rumah sedangkan minho berjalan dibelakang mereka.

 

Minho membawa taeyon dengan hati-hati, perlahan dia membawa masuk yeoja itu kedalam kamar bernuansa kuning dengan berbagai bentuk aksesoris kamar bergambar beruang madu. Pooh~

 

“pooh, maafkan aku…” bisik minho pelan setelah membaringkan taeyon di ranjang empuk yang terdapat didalam kamar, namja bermata bulan purnama itu pun memakaikan selimut hangat untuk melindungi taeyon dari udara dingin.

 

“engg.. Kero..ro~” terdengar suara igauan taeyon ketika minho ingin beranjak pergi. Seketika namja itu pun mengurungkan niatnya untuk pergi dan kembali memperhatikan taeyon yang masih tertidur.

 

“maaf, aku harus pergi… Kau istirahatlah” minho memberanikan diri mengecup lembut kening taeyon sebelum pergi, dia tersenyum melihat wajah cantik itu masih tertidur lelap. Wajah cantik yang ia rindukan.

 

.

.

.

.

.

 

“taeyonie!” seru jinki dari luar kamar sang adik.

 

“kau tau kan ini hari penting! Cepat buka pintunya!” ujar jinki lagi sambil berusaha membuka pintu kamar adiknya.

 

“AKU TIDAK MAU, OPPA!!!” jawab taeyon dengan suara super kencang dari dalam kamarnya.

 

“hey, satu jam lagi mereka akan segera tiba! Kau harus segera bersiap!”

 

“kau jahat oppa!! Aku tidak mau!!!”

 

“aishhh… Kau ini..” jinki kesal dengan tingkah sang adik, sudah dari dua jam yang lalu jinki, appa, dan umma memaksa taeyon untuk membuka pintu kamar.

 

Hari ini adalah hari pertemuan dua keluarga, hari yang telah mereka tunggu. Eh? Mereka tunggu? Ah tentu kecuali taeyon. Semua keluarga sudah siap untuk menyambut kedatangan keluarga sang calon pendamping taeyon, makanan dan semua hidangan pun sudah tertata cantik dan rapih. Namun, yang menjadi masalah adalah sang yeoja yang akan dijodohkan tidak kunjung keluar dari kamar.

 

“taeyonie~” panggil gweboon kali ini, namun tidak ada jawaban dari dalam kamar.

 

“aku tau perasaanmu saat ini. Apa kita bisa bicara? Hanya kita berdua, jadi bisakah kau buka pintunya?” ucap gweboon lembut

 

“tidak!! jika aku membuka pintu aku yakin jinki oppa akan masuk dan menarikku keluar” jawab taeyon dari dalam.

 

“tidak, hanya aku yang akan masuk”

 

“kau janji eonni?”

 

“tentu”

 

dan beberapa menit kemudian terdengar suara kunci pintu yang terbuka. Gwe pun tersenyum mengetahui taeyon membukakan pintu untuknya. Dengan segera yeoja itu melangkah untuk masuk ke kamar milik taeyon, sebelum menutup pintu gwe sempat melihat kearah jinki yang berada tepat di depan pintu.

 

“tolong bujuk dia, sayang” ucap jinki pelan dan dijawab dengan anggukkan kepala oleh gweboon sebelum yeoja itu menutup pintu kamar taeyon.

 

Setelah masuk ke dalam kamar taeyon, dapat dilihat yeoja yang sudah dianggapnya sebagai adik itu masih memakai piama tidur dan duduk di tepi ranjang dengan rambut panjang yang berantakan, wajah cemberut dan mata yang sedikit sembap. Hufttt… Bagaimana ini?

 

“aigo baby, mengapa masih memakai piama? Emm..” gweboon melangkah dan duduk di samping taeyon.

 

“tanpa ku jawab kau pasti sudah sangat tau jawabannya, eonni” ya gwe memang tau alasannya, dia sangat mengerti apa yang saat ini dirasakan oleh taeyon. Tapi, percayalah taeyon tidak akan pernah menyesal jika ia menerima perjodohan ini.

 

“ne, aku tau” ucap gweboon sambil merapikan rambut taeyon dengan jemari cantiknya.

 

“tapi bisakah kau untuk hari ini saja mendengarkan perkataanku” taeyon terdiam melihat ke arah gwe yang berada dihadapannya.

 

“aku berjanji akan membantumu membujuk appa, umma, dan jinki jika kau memang tidak mau perjodohan ini terjadi…” taeyon terkejut mendengar perkataan gweboon, sedikit senyum bahkan muncul di wajah yeoja cantik itu.

 

“tapi setidaknya hadirilah acara hari ini sayang. Kau tau? Appa dan umma serta jinki sudah menyiapkan yang terbaik untuk hari ini, kau tidak mau melihat mereka kecewa dan malu karna kau tidak hadir di acara ini kan. Percaya padaku, hanya hadiri saja dan jika kau benar-benar menolak perjodohan ini. Aku akan membantumu menolaknya” jelas gweboon

 

sejenak taeyon terdiam, dalam hati kecilnya perkataan gweboon memang benar, pasti kedua orang tua serta oppanya akan kecewa dan malu karna dia tidak hadir dan membatalkan seperti ini. Tapi di sisi lain ia masih takut, di dalam hatinya saat ini hanya ada minho. Keroronya.

 

“eonni, kau berjanji akan membantuku?” ujar taeyon pelan.

 

“tentu, aku mengerti perasaanmu. Mana mungkin aku membiarkan kau bersedih, aku kan menyayangimu. Apa kau tidak percaya padaku?” terlihat ekspresi kesedihan diwajah gweboon setelah berucap seperti itu.

 

“anni, aku percaya padamu eonni…” taeyon pun memeluk yeoja yang juga disayangnya itu, dalam hati kecilnya taeyon sangat merasa beruntung karna memiliki eonni seperti gweboon. Ah, seharusnya ia berterima kasih juga pada jinki yang memiliki yeoja seperti gweboon.

 

“jadi? Apa kau mau menghadiri acara perjodohan ini?” tanya gweboon hati-hati

 

“emm… Ne, hanya menghadirinya saja” jawab taeyon dan langsung mendapatkan pelukan lebih erat lagi dari gweboon.

 

“baiklah, sekarang kau harus mandi. Kita hanya memiliki waktu 35 menit sebelum acara dimulai” gweboon melepas pelukkan hangat itu dan menarik pelan tangan taeyon untuk bergegas mandi.

 

“setidaknya kau harus terlihat cantik walau kau akan menolak perjodohan ini sekalipun, aku tidak mau babyku terlihat buruk” ucap gweboon memberi handuk pada taeyon sebelum pada akhirnya yeoja cantik itu menutup pintu kamar mandi.

 

“jangan terlalu lama sayang, aku akan mempercantik tampilanmu” seru gweboon.

 

.

.

.

.

.

 

Lima menit sebelum acara dimulai taeyon sudah terlihat cantik dengan dres berwarna biru selutut, rambut panjangnya tergerai dengan hiasan pita serta make up natural yang semakin mempercantik wajahnya, semua itu adalah hasil kerja keras gweboon.

 

“perfect” ucap gweboon memandang taeyon yang saat ini sedang berdiri di depan cermin.

 

“eonni, boleh aku melepas pita ini? Sepertinya ini terlalu kekanakan”

 

“No! Itu tidak kekanakan, kau terlihat manis dengan pita itu” jelas gweboon dan kembali membenarkan letak pita yang menghiasi rambut panjang taeyon

 

Tok! Tok! Tok!

 

“hey, apa kalian sudah selesai… Mereka sudah datang” suara jinki dari luar kamar membuat dua yeoja itu seketika terdiam. Hingga gweboon sadar dan membukakan pintu untuk namjanya itu.

 

“sudah, dia hanya sedang bersiap sebentar” ucap gweboon saat melihat jinki berdiri di pintu kamar taeyon.

 

“benarkah? Ayo cepat mereka sudah menunggu diruang tamu” jinki menggandeng tangan gweboon dan melihat ke arah sang adik yang berada dibelakang gweboon.

 

“jangan cemberut seperti itu taeyonie, akan lebih cantik jika kau tersenyum” ujar jinki saat melihat ekspresi sang adik yang tanpa senyum sedikitpun. Namun bukannya menjawab perkataan jinki, taeyon malah memisahkan tautan tangan jinki dan gweboon, dan setelah itu menarik gweboon menjauh dari jinki.

 

“ya! kau…” sebelum jinki memulai protesnya, gweboon sudah terlebih dahulu mengingatkan tentang tujuan jinki memanggil taeyon dan dirinya untuk keruang tamu

 

“kalian bisa melanjutkan perdebatan ini setelah acara selesai” ucap gweboon dingin dan tentu itu sukses membuat jinki maupun taeyon terdiam.

 

“ayo kita temui mereka” setelah mendengar perkataan gweboon ketiganya pun berjalan menuju ruang tamu. Sejujurnya taeyon sangat takut, apakah keputusannya untuk menghadiri acara perjodohan ini benar atau tidak. Tapi dia yakin gweboon akan membantunya setelah ini.

 

Selangkah demi selangkah akhirnya mereka sampai di ruang tamu, terlihat kedua orang tuanya sedang berbincang dengan akrab bagai sahabat lama yang tidak pernah jumpa.

 

“taeyonie, kemari…” ujar appanya menyuruh taeyon untuk berada disisinya, terpaksa tautan tangannya dengan gweboon pun terlepas.

 

“tenanglah, semuanya akan baik-baik saja baby” bisik gweboon sebelum taeyon menghampiri appanya.

 

Setelah berjalan beberapa langkah, taeyon pun sudah berada di sisi sang appa, dia hanya dapat tertunduk malu karna merasa sedikit canggung dengan tatapan dari sahabat kedua orang tuanya.

 

“perkenalkan ini tuan dan nyonya choi” ucap sang appa memperkenalkan.

 

“annyeonghaseo, Lee Taeyon imnida” ujar taeyon memperkenalkan diri dengan sedikit menunduk sopan

 

“wah kau tumbuh sebagai yeoja yang cantik taeyonie, aku sangat beruntung akan mendapatkan menantu sepertimu” perkataan nyonya choi semakin membuat taeyon takut, bagaimana ini?

“ya, anak kita sangat beruntung akan memiliki istri seperti taeyon” ucap tuan choi kali ini.

 

Taeyon mulai merasa tidak enak dengan suasana ini, sedikit melirik ke arah gweboon yang berada bersama jinki. Namun eonninya itu hanya tersenyum kepadanya. Habis sudah, dia sudah tidak tau lagi harus berbuat apa.

 

“taeyonie, maaf ya anak kami akan sedikit datang terlambat. Dia sedang mempersiapkan hadiah untukmu” taeyon hanya tersenyum menanggapi perkataan nyonya choi.

 

“seharusnya kalian tidak perlu repot-repot” ucap nyonya Lee

 

“tidak apa, mungkin dia ingin memberikan hadiah spesial untuk calon istrinya” jawab nyonya choi

 

setelah itu pun mereka saling berbincang satu sama lain, menceritakan hal-hal yang menarik di swiss. Ya, tuan dan nyonya Choi memiliki perusahaan yang berpusat di swiss. Hanya karna keperluan perjodohan ini mereka kembali ke korea.

 

Sebenarnya sedari tadi taeyon merasa curiga dengan tuan dan nyonya choi, begitu banyak hal tentangnya yang mereka ketahui. Apa kedua orang tuanya telah memberitahu mereka? Ah entahlah, yang terpenting sekarang adalah acara ini cepat selesai dan dia bisa langsung meminta bantuan gweboon untuk membatalkan perjodohan ini.

 

15 menit

 

20 menit

 

25 menit

 

30 menit

 

namja itu belum muncul juga, mungkin kah dia berubah pikiran dan melarikan diri dengan alasan ingin mempersiapkan hadiah untuk taeyon. Hahaha lihatlah, taeyon bahkan sudah terlihat lebih tenang sekarang. Sesekali senyum manis itu pun muncul diwajah cantiknya.

 

Jinki yang sedari tadi menelfon namja yang akan dijodohkan dengannya itu terlihat gusar dengan gweboon yang setia menemaninya, sang appa dan umma bahkan telah mempersilahkan tuan dan nyonya choi untuk mencicipi hidangan yang telah disediakan sembari menunggu anak mereka datang.

 

Sedangkan taeyon, apa yang sedang dilakukan yeoja itu? Ah, dia sedang duduk sendiri di teras rumahnya. Dengan boneka beruang madu ‘Pooh’ pemberian minho di pelukannya.

 

Minho, kenapa namja itu tidak memberi kabar padanya? Apa dia benar-benar marah pada taeyon, hufttt andai minho tau taeyon sangat merindukannya. Ingin sekali bertemu, tapi apa yang harus ia katakan jika bertemu dengan minho? Bagaimana jika minho tidak mau bertemu dengannya?

 

“dia bilang ada sedikit masalah tapi saat ini dia sudah dalam perjalanan kemari, mungkin 15 menit lagi dia akan sampai” perkataan jinki dari dalam ruang tamu sangat jelas terdengar ditelinga taeyon. Dan itu sukses membuatnya menjadi takut kembali.

 

“sial, apa yang harus aku lakukan” ucap taeyon pelan.

 

Berusaha memikirkan ide apa yang dapat dengan cepat mengakhiri acara perjodohan ini, jika bisa ia ingin perjodohan ini dibatalkan, tapi dengan cara apa? Menunggu bantuan gweboon? Ah itu bahkan masih membutuhkan waktu lama. Kembali ke kamar dan mengurung diri disana? Itu tidak mungkin, taeyon yakin pintu kamarnya sudah tidak dapat dibuka karna telah dikunci oleh jinki.

 

Sedikit melirik ke arah dalam ruang tamu melalui jendela yang terbuka di sisi kanan tempat ia duduk, terlihat sang appa dan umma yang masih asik berbincang ria dengan tuan dan nyonya choi, lalu jinki yang sibuk mempersiapkan? Emmm entahlah tidak terlalu terlihat jelas karna gweboon yang berada di sampingnya sedikit menghalangi.

 

“menyebalkan! Lebih baik aku pergi saja sebelum namja itu datang” ucap taeyon pelan dan dengan langkah pelan beranjak pergi dari teras tempatnya duduk.

 

Selangkah demi selangkah, bahkan taeyon sudah mendekati pintu pagar rumahnya. Sejauh ini masih berjalan lancar sebelum sebuah mobil berhenti tepat di hadapannya.

 

Jantung taeyon hampir terlepas dari tempatnya ketika mobil itu membunyikan klakson. Habis sudah, pasti ini mobil namja yang akan dijodohkan dengannya. Ingin melarikan diri, tapi bagaimana caranya? Lari!! Ya lari saja sebelum terlambat.

 

Namun sebelum taeyon berlari menjauh, sebuah suara yang sangat ia kenal mengalihkan pikirannya, suara yang sangat ia rindukan.

 

“pooh..”

 

taeyon terdiam ditempatnya saat melihat minho keluar dari mobil yang menghalanginya tadi. Tunggu? Bagaimana minho bisa berada didalam mobil itu? Apa minho bersekongkol membantu keluarganya untuk menjodohkannya?

 

“pooh, kau mau kemana?” minho berjalan mendekat ke arah taeyon

 

taeyon hanya terdiam, banyak pertanyaan didalam pikirannya yang membuatnya sangat bingung. Ada apa sebenarnya?

 

“hey pooh, kenapa kau diam saja?” ucap minho lagi

 

“keroro, kenapa kau disini?” tanya taeyon dengan tatapan bingung

 

“kita masuk dulu, nanti aku akan jelaskan”

 

“anni, aku tidak mau masuk! Kau pasti membantu keluargaku untuk perjodohan hari ini kan?”

 

“pooh, semua tidak seperti apa yang kau bayangkan. Percaya padaku”

 

“anni, aku mau pergi saja” minho menghela nafasnya mengingat betapa keras kepalanya yeoja di hadapannya jika kemauannya sudah ditetapkan oleh dirinya sendiri.

 

“apa kau benar-benar ingin pergi…” ucap minho saat taeyon sudah beranjak dari hadapannya.

 

“walau aku yang akan dijodohkan denganmu”

 

diam, perkataan minho sukses membuat yeoja cantik itu berhenti melangkah, terkejut dengan apa yang telah di ucapkan oleh keroronya. Apa dia salah mendengar?

 

Minho tersenyum saat taeyon membalikkan tubuhnya dan melihat ke arahnya. Cantik, taeyon amat sangat cantik hari ini. Itu yang ada di dalam pikiran minho sedari tadi.

 

“pooh, saranghae”

 

minho berjalan dan mendekat kearah taeyon, yeoja itu masih terdiam. Mungkin terkejut, tidak pasti dia sangat terkejut.

 

“Minho!! Kau sudah sampai” seruan jinki dari arah teras rumah mengalihkan perhatian minho dan taeyon, terlihat disana kedua orang tua taeyon serta minho juga melihat kearah mereka sekarang.

 

“ya minho, kenapa kau lama sekali datangnya! Lihat babyku sudah bosan menunggu” seru gweboon yang berada di samping jinki kali ini

 

“maaf…” ucap minho sambil memegang tengkuknya.

 

“ya udah ayo masuk, kita bicarakan semuanya didalam” mendengar perkataan tuan Lee, mereka semua pun masuk kembali ke dalam rumah. Awalnya minho ingin menggandeng tangan taeyon dan membawanya masuk menyusul yang lain, tapi yeoja itu masih terdiam ditempatnya.

 

“jadi… Jadi sejak awal aku menceritakan padamu tentang perjodohan ini kau sudah tau semua?” tanya taeyon pada akhirnya setelah beberapa menit terdiam.

 

Minho sedikit berpikir mengenai jawaban yang pantas untuk diucapkannya. Ya, sejak awal memang minho mengetahuinya. Bahkan minho sendiri yang meminta agar semua tidak memberi tau siapa yang akan di jodohkan dengan taeyon.

 

“ne, tapi pooh aku…”

 

“jika kau sudah tau sejak awal mengapa kau tidak memberitahuku? Mengapa kau diam saja seolah kau tidak tau apa-apa? Aku bahkan sudah menceritakan semua yang aku rasakan padamu, apa kau tau bahwa aku merasa takut? Aku takut jika dijodohkan tanpa mengetahui siapa namja yang akan dijodohkan denganku, aku takut karna sejak aku mengutarakan perasaanku kau tidak pernah menemuiku, kau tau itu?” air mata taeyon mulai mengalir di kedua pipinya. Entahlah, ia merasa seperti di permainkan.

 

“pooh, aku tidak bermaksud seperti itu” ucap minho

 

“lalu, kenapa kau tidak jujur padaku?”

 

“aku..” ucap minho terpotong

 

“kau mempermainkanku minho”

 

“tidak, ku mohon dengarkan perkataanku dulu pooh”

 

taeyon mengalihkan pandangannya, di dalam pikirannya sebenarnya yeoja cantik itu ingin pergi. Tapi kedua kaki ini tidak bisa melangkah seperti biasanya, seperti ada beban berat yang menghalangi langkahnya.

 

“maaf, aku tau ini salahku” minho menggenggam kedua tangan taeyon berusaha membuat yeoja yang berada dihadapanya ini melihat kearahnya.

 

“tapi, aku hanya ingin kau mengingatku” perkataan minho sukses membuat taeyon melihat kearahnya, mengingat? Apa maksud minho? Mengingat apa?

 

“apa sampai hari ini pun kau tidak mengingatku?” tanya minho dengan pandangan lembut ke kedua mata taeyon. Sedangkan taeyon merasa bingung dengan perkataan minho, apa yang telah ia lupakan?

 

“sepertinya kau benar-benar tidak ingat denganku”

 

“apa maksutmu?”

 

“pooh, apa kau ingat namja kecil dengan tubuh gemuk yang selalu mengikutimu saat kau masih tinggal dirumah nenekmu? Namja yang selalu bermain denganmu dan jinki hyung di taman dekat rumah nenekmu? Apa kau ingat?” tanya minho

 

sejenak taeyon seperti kembali ke masa lalu, samar-samar yeoja itu mengingat dulu selalu ada namja yang mengikutinya, bermain bersamanya, dan menjaga taeyon jika ada yang mengganggu dirinya. Namja gemuk yang selalu membuatnya senang berada disampingnya. Dengan mata bulat dan bibir yang berbentuk padat, sangat terlihat menggemaskan bagi taeyon. Tapi namja itu telah pergi, swiss! Namja kecil itu harus menetap di swiss karna pekerjaan sang appa. Tunggu! Swiss?

 

“mino…” bisik taeyon pelan

 

“sudah lama rasanya kau tidak memanggilku seperti itu, yonie” ucap minho senang dengan hanya mendengar panggilan masa kecilnya dari bibir taeyon. Dulu taeyon memang sangat susah memanggilnya minho, jadi yeoja itu memanggilnya mino.

 

“kau mino?” tanya taeyon lagi, bahkan kedua tangan yeoja cantik itu telah berada di kedua sisi pipi minho, pipi yang dulu terlihat sangat chubby.

 

“ne, aku mino” minho menggenggam kedua tangan milik taeyon dan mengecupnya.

 

“aku sangat senang akhirnya kau mengingatku, kau tau? Aku hampir frustasi karna kau melupakanku, apa kau tau? Ak…” ucapan minho terpotong karna taeyon saat ini telah memeluknya erat. Sangat erat bahkan taeyon dengan nyamannya telah tenggelam dalam pelukkan itu.

 

“kenapa sejak awal kau tidak katakan padaku?” tanya taeyon samar karna suaranya terhalang oleh pelukannya saat ini.

 

“aku hanya ingin kau mengingatku dengan sendirinya, pooh. Tapi ternyata tidak bisa” jawab minho dengan membalas pelukan tersebut.

 

“maaf”

 

seketika suasana menjadi hening, waktu pun seperti berjalan dengan sangat lambat, taeyon merasa nyaman berada didalam pelukkan minho, terlebih suara detak jantung namja tampan itu terdengar sangat merdu di telinganya.

 

Mungkinkah ini takdir yang telah tuhan tunjuk untuk taeyon? Namja chubby yang dulu selalu membuatnya tersenyum dan walau sempat terpisah tetapi namja bernama choi minho ini kembali padanya.

 

“hey, mau sampai kapan kalian berpelukan disana? Cepat, masih ada yang lebih penting yang harus kita bicarakan” seru jinki sambil bertolak pinggang menatap adiknya bersama minho, sedangkan kedua orang tua taeyon dan minho hanya tersenyum melihat keserasian anak mereka, lalu gweboon? Ah dia bahkan sudah merekam semua adegan demi adegan minho dan taeyon dengan ponsel ditangannya.

 

.

.

.

.

.

 

Setelah berbincang-bincang membicarakan berbagai macam mengenai perjodohan taeyon dan minho, maka telah di putuskan bahwa mereka akan menikan setelah jinki dan gweboon menikah. ah.. Ya, diam-diam ternyata taeyon tidak tau jika jinki dan gweboon akan menikah satu bulan lagi.

 

Mengapa semuanya merahasiakan banyak hal pada taeyon? Setelah ini ada rahasia apa lagi yang tidak ia ketahui? Entahlah, setidaknya sekarang ia telah tau bahwa dua bulan lagi dia akan menjadi nyonya choi XD

 

saat ini mereka sedang mengadakan pesta barbecue di taman belakang kediaman keluarga lee, seperti penuh dengan kejutan hari ini dirasakan oleh taeyon, ini benar-benar takdir tuhan yang sangat indah.

 

“pooh, kenapa kau tersenyum-senyum seperti itu?” ucap minho saat melihat yeojanya sedang asik duduk di sebuah ayunan kayu yang cukup untuk dinaiki dua orang, taeyon hanya kembali tttersenyum menanggapi pertanyaan minho dan memeluk erat kembali boneka beruang ‘pooh’ pemberian minho di pelukannya.

 

Minho menyerahkan segelas jus melon yang dibawanya kepada taeyon dan duduk di samping yeoja cantik itu.

 

“apa kau senang?” tanya minho sambil memandang taeyon yang sedang meminum jus melon ditangannya.

 

“tentu” jawab taeyon singkat

 

“terima kasih pooh, karna kau telah menerimaku. Tadinya ku pikir kau benar-benar tidak menyetujui perjodohan ini” mendengar perkataan minho, taeyon meletakkan gelas jus ditangannya pada meja yang berada di sisi kanan tempatnya duduk. Yeoja itu tersenyum menghadap kearah minho, kedua tangannya mencubit gemas kedua pipi minho, dia benar-benar tidak menyangka bahwa keroro yang selama ini selalu bersamanya adalah mino si chubby.

 

“aww.. Pooh appo~” sedikit meringis dengan sedikit nada manja, taeyon malah tertawa mendengarnya.

 

“kau benar-benar mino? Lalu kemana pipi chubby mu?” tanya taeyon

 

“sudah menghilang beberapa tahun yang lalu”

 

“benarkah? Bagaimana bisa?”

 

“entah, aku pun tak tahu”

 

“mungkin karna pipi chubbymu menghilang aku jadi sulit mengingatmu, kau tau? Kau terlihat berubah sekarang, bukan seperti mino yang dulu”

 

“apa aku semakin tampan?” tanya minho dengan kedipan mata menggoda, sedangkan taeyon hanya tertawa melihatnya.

 

“anni, menurutku mino kecil lebih tampan. Dia berbeda denganmu, mino kecil sangat menggemaskan, dia tidak memakai kacamata sepertimu” jelas taeyon sambil melepas kacamata yang dipakai minho dan meletakkannya dimeja.

 

“lalu? Aku harus bagaimana agar bisa seperti dia?” tanya minho lagi

 

“emm.. Kau harus memberiku hadiah. Dulu, mino selalu memberiku lollipop. Setidaknya hari ini kau memberiku bunga”

 

“hey, apa kau lupa bahkan aku selalu menghadiahimu boneka beruang madu itu” bela minho

 

“iya aku ingat, tapi aku ingin hadiah darimu lagi” sebenarnya sedari tadi taeyon mengingat penyebab minho terlambat datang, kedua orang tua minho bilang bahwa anaknya telah menyiapkan hadiah untuk taeyon, tapi mana?

 

“apa aku harus pergi membeli boneka lagi sekarang?”

 

“anni, orang tuamu bilang kau sudah menyiapkan hadiah untuk ku?” mendengar perkataan taeyon, minho seperti mengingat sesuatu yang sangat penting, namja itu pun langsung beranjak dari duduknya dan pergi mencari sesuatu.

 

“tunggu sebentar pooh..” seru minho sambil berlari pelan

 

“Ya! Apa dia melupakan hadiahnya?” gumam taeyon

 

setelah 5 menit menunggu, taeyon melihat minho telah kembali dan berjalan kearahnya, namun minho tidak membawa apa-apa. Tidak ada hadiah ditangannya, tidak ada boneka, tidak ada bunga. Lalu apa?

 

“mana?” tanya taeyon saat minho sudah kembali duduk di sampingnya.

 

“mwo?”

 

“bukankah kau pergi untuk mengambil hadiah untukku?”

 

“eoh? Apa aku berkata seperti itu tadi?”

 

“ya! Jadi kau bukan mengambil hadiah untukku? Kau menyebalkan!” taeyon pun memukul lengan minho dengan kesal, sedangkan namja bermata bulan purnama itu hanya meringis sakit.

 

“pooh, appo~” rengek minho, mendengar itu pun taeyon berhenti memukul, tapi yeoja itu beranjak ingin pergi.

 

“hey, mau kemana?” minho menahan langkah taeyon dengan memegang tangan yeoja itu, karna tidak ada jawaban dari taeyon minho pun nenarik tangan yeoja cantiknya hingga tepat terjatuh di pangkuannya.

 

“Ya! Apa yang kau lakukan” seru taeyon namun minho malah memeluknya semakin erat.

 

“pooh, pelankan suaramu…” bisik minho dan itu sukses membuat debaran jantung taeyon menjadi lebih cepat dari biasanya, dilihatnya kedua orang tua minho dan taeyon serta jinki dan gweboon yang masih sibuk dengan pesta barbecue tanpa memikirkan taeyon dan minho.

 

Suasana menjadi sedikit canggung, taeyon hanya bisa diam di dalam dekapan minho tanpa sepatah kata sedikitpun. Yeoja cantik itu hanya berharap minho tidak mendengar detak jantungnya yang terlalu berisik kali ini.

 

“kenapa diam? Kau marah padaku?” tanya minho memecahkan keheningan, sedangkan taeyon hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

 

“pooh, apa yang kau rasakan sekarang? Apa kau senang? Kau mencintaiku kan?” minho bertanya dengan menyandarkan dagunya di pundak taeyon, namja itu dapat mencium wangi manis dari yeoja di dekapannya.

 

“kenapa bertanya seperti itu? Bukankah kau sudah tau jawabannya”

 

“ne, aku memang sudah tau. Tapi hanya ingin mendengarnya lagi”

 

“baiklah, saranghae keroro” ucap taeyon dan dapat dengan jelas didengar oleh minho, lihat saja bahkan namja itu tersenyum senang.

 

“keroro? Lalu mino?” tanya minho dengan nada bercanda.

 

“saranghae mino”

 

“kalau begitu, bagaimana dengan choi minho?” tanya minho lagi

 

“saranghae choi minho”

 

“apa?” seakan tidak mendengar minho malah kembali bertanya.

 

“minho!” mendengar seruan taeyon minho pun tertawa. Dia memang sangat senang membuat taeyon kesal, dengan bibir yang di pout atau pipi yang di gembungkan taeyon terlihat sangat imut dan menggemaskan bagi minho.

 

“nado saranghae Lee Taeyon” ucap minho sambil memeluk taeyon lebih erat.

 

“kau tidak mencintai pooh?” tanya taeyon membalas

 

“baiklah, nado saranghae pooh~” minho menjawab dengan nada imut lalu mencium pipi taeyon.

 

“hahaha, aegyo yg aneh”

 

mungkin sejak mereka pertama kali bertemu tuhan memang sudah mentakdirkan mereka untuk bersama. Mereka memang sangat serasi, sudah banyak teman-teman kuliah taeyon atau minho yang menganggap mereka sebagai sepasang kekasih. Dan sebentar lagi mereka bukan hanya menjadi sepasang kekasih, namun menjadi sepasang suami dan istri yang saling menyayangi dan melengkapi.

 

“pooh, apa aku boleh bertanya sesuatu?” kata minho dan dijawab dengan anggukkan kepala oleh taeyon.

 

“kau ingat? Saat itu kita bertemu di toko aksesoris dan aku melihatmu dengan kai, apa kau selalu sedekat itu dengannya?” tanya minho dengan nada sedikit cemburu yang taeyon dengar.

 

“oh itu, aku hanya membantu kai untuk memilih hadiah apa yang cocok diberikan pada kekasihnya. Jadi karna aku ada waktu ya aku membantunya” jelas taeyon

 

“kai memiliki kekasih?”

 

“ne, dia berkata akan memperkenalkannya padaku”

 

“hufttt, syukurlah”

 

“apa? Kau cemburu”

 

“iya”

 

“mino, kai itu hanya sahabatku. Aku memang dekat dengannya tapi hanya sebagai sahabat”

 

“arraso”

 

“lalu kau? Siapa yeoja cantik itu, kelihatannya kau sangat dekat dengannya. Bahkan jinwoo oppa mengatakan padaku kau membawa seorang yeoja ke kedai ice cream” terdengar sedikit sinis ketika taeyon mengatakan hal tersebut. Ah itu sangat menyebalkan.

 

“maksudmu Minjung?! Dia hanya sepupuku. Saat itu dia memaksaku menemaninya jalan-jalan, dan ternyata aku malah bertemu dengan kau juga kai” ucap minho

 

“ku pikir dia kekasihmu”

 

“hey, kenapa sampai terpikir begitu?”

 

“kau pernah mengatakan yeoja idamanmu padaku, dan yeoja itu sangat mirip dengan apa yang kau katakan” jelas taeyon sambil mengerucutkan bibirnya. Kesal kah? Namun itu malah membuat minho gemas! >///<

 

“yeojaku kan hanya kau, bahkan dari kecil aku sudah memilihmu sebagai pendampingku. Kau saja yang lupa”

 

“benar seperti itu? Hanya aku?” selidik taeyon

 

“kau tidak percaya?” tanya minho dengan nada sedih.

 

“percaya keroro~”

 

selalu, taeyon memang selalu membuat minho gemas! Minho merasa sangat beruntung dan sangat berterima kasih kepada tuhan. Karna tuhan telah mengizinkan minho bertemu dengan taeyon, karna tuhan telah menciptakan mahluk cantik bernama Lee Taeyon ini untuknya.

 

“pooh~” panggil minho, sedangkan taeyon hanya bergumam menanggapinya. Yeoja cantik itu sedang memejamkan mata sambil bersandar pada minho. Merasakan udara yang menyejukkan pada hari ini terlebih ada wangi namjanya yang ikut tercium.

 

“minggu depan, apa kau memiliki waktu? Bagaimana dengan tugas kuliahmu?” tanya minho.

 

“wae? Semua tugasku sudah selesai. Hanya tinggal satu tugas yang belum ku kumpulkan, setelah itu hanya kuliah seperti biasa” jawab taeyon masih dengan memejamkan mata.

 

“ah.. Masih ada tugas? Kalau begitu tiket ini ku kembalikan saja pada minjung” gumam minho pelan namun dapat didengar dengan jelas oleh taeyon, buktinya yeoja itu tidak lagi memejamkan mata dan bersandar pada minho, secepat kilat dia langsung menghadap minho dengan tatapan penuh tanya. Tiket apa?

 

“ini.. Ini penyebab aku telat, minjung memberinya untukmu” ujar minho sebelum taeyon bertanya sambil memberikan amplop berwarna biru itu pada yeojanya.

 

Senyum manis taeyon muncul setelah mengetahui apa isi dari amplop biru itu, dua tiket pesawat menuju jepang dan dua tiket pameran boneka. Mata taeyon bahkan seakan bersinar setelah melihat ada gambar beruang madu di tiket itu. Pooh~

 

“aku menceritakan semua tentangmu padanya, dan dia ingin sekali bertemu denganmu. Sayangnya dia harus cepat kembali ke jepang karna pekerjaannya, dan sebelum dia berangkat dia memberiku ini” jelas minho, taeyon hanya tersenyum menatap minho seakan yeoja itu mengatakan ‘aku sudah tidak sabar untuk segera pergi ke jepang, keroro’ dari tatapan mata dan senyum diwajah cantiknya.

 

“aku ingin bertemu dengannya, dia baik sekali” ucap taeyon

 

“kita akan mengunjunginya setelah kau menyelesaikan tugasmu, lagi pula dua hari lagi aku pun akan menyerahkan tugas akhirku”

 

“lalu? Apa kita akan menyianyiakan tiket ini?”

 

“kita bisa pergi lain waktu, pooh. Aku hanya tidak mau kau mengabaikan tugasmu”

 

“tapi…”

 

“tidak ada tapi”

 

“aku akan segera menyelesaikan tugasku, lagi pula hanya satu tugas. Dan kau juga harus fokus dengan tugas akhirmu. Aku mau minggu depan kita ke jepang! Apapun yang terjadi” minho hanya bisa diam mendengar perkataan taeyon, seperti biasa yeojanya ini selalu keras kepala. Tapi bagaimanapun minho selalu mengiyakan.

 

“kalau aku bilang tidak pun pasti kau akan memaksa dan merayuku seperti biasa, ya kan pooh?”

 

“tentu” ucap taeyon dengan diselingi tawa, minho memang selalu mengerti semua tentang taeyon.

 

Tanpa mereka berdua sadari, sejak tadi mata jinki sesekali melirik kearah taeyon dan minho. Terlebih, hey! Lihatlah posisi mereka saat ini. Adik kesayangannya sedang duduk di pangkuan minho, dan namja bermata bulan purnama itu dengan santainya memeluk sang adik yang berada dipangkuannya. Ah jinki masih sedikit tidak rela dengan hal manis itu.

 

“aish..” tanpa sadar jinki meletakkan gelas dengan kasar di atas meja dan membuat gweboon yang berada disampingnya terkejut.

 

Gweboon pun melihat ke arah jinki namun namjanya itu hanya memandang kearah taeyon dan minho berada. Sedikit tertawa pelan melihat ekspresi jinki saat ini. Cemburukah? Atau iri?

 

“ada apa? Apa kau cemburu pada minho?” ucap gweboon dan sukses membuat jinki kembali menatap yeoja itu.

 

“anni, aku hanya belum terbiasa melihat kodok itu bermesraan dengan adikku”

 

“mulai sekarang kau harus mulai terbiasa, lihatlah taeyon dia terlihat sangat bahagia bersama dengan minho” jinki melihat kembali kearah taeyon yang sedang asik bercanda dengan minho.

 

“ya, aku tau minho akan membuat adikku bahagia. Aku hanya merasa waktu berlalu begitu cepat, tanggung jawabku untuk menjaga taeyon akan terganti dengan minho saat mereka telah menikah nanti” jelas jinki, namja tampan itu memang sangat menyayangi adiknya. Adik cantiknya yang selalu mengandalkannya sedari dulu, namun sebentar lagi hal itu akan berubah.

 

“aku yakin walau taeyon sudah menikah nanti, dia pasti tidak akan melupakan oppanya yang tampan ini” mendengar perkataan gweboon jinki hanya bisa tersenyum. Tentu saja adiknya itu tidak akan lupa padanya, sekalipun dia sudah menikah dengan minho nanti. Jadi? Untuk apa dia merasa risau.

 

“ya aku tahu itu, dan sekarng tanggung jawab utamaku adalah kau, Kim Gweboon. Ah anni, sebentar lagi akan berubah menjadi Lee Gweboon” jinki menarik pelan lengan yeoja cantik dihadapannya dan memeluk erat tubuh gweboon.

 

“aku berjanji akan membahagiakan mu baby” bisik jinki sebelum namja itu mencium kening gweboon.

 

.

.

.

.

.

 

 

15 menit berlalu, sama seperti taeyon dan minho. Jinki dan gweboon pun sibuk dengan dunia mereka sendiri, sampai suara nyonya Lee menyadarkan mereka kembali.

 

“maafkan umma, tapi kalian bisa melanjutkannya nanti..” ucap sang umma pada jinki yang hanya bisa tertawa sedangkan gweboon tersenyum malu.

 

Jinki pun berjalan kearah sang appa yang sedang sibuk memanggang daging dengan tuan Choi, sedangkan gwe kembali membantu menyiapkan persiapan lain.

 

Lalu? Bagaimana dengan taemin dan minho?? Ya… Ya… Ya… Mereka masih sibuk bermesraan sebelum suara jinki dengan penuh penekanan memanggil minho untuk membantunya.

 

“sebelum kau resmi menikah dengan adikku. Kau tidak boleh ‘Menyentuhnya’ kau mengerti maksudku, choi minho.” ucap jinki pelan namun dapat didengar dengan jelas oleh minho saat mereka sedang sibuk menggantikan para appa memanggang.

 

“ne, aku mengerti hyung. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri akan menjaga taeyon. Kau percayalah” jawab minho

 

“ne aku percaya kodok! Tapi jika kau menyakitinya, kau akan ku jadikan kodok panggang. Ingat itu!” ancam jinki dan minho hanya bisa menganggukan kepala sebagai jawaban.

 

Ya pasti setelah hari ini, akan semakin banyak tawa, canda, dan cinta yang hadir dalam kehidupan taeyon dan minho, dan tentu saja mereka juga akan dihalangi dengan krikil-krikil kecil namun semua itu dapat mereka atasi bersama karna kejujuran dan kepercayaan satu sama lain.

 

“jinki oppa! Kenapa kau mau menjadikan keroroku sebagai kodok panggang?!” seruan suara yeoja yang amat sangat dikenal oleh minho dan jinki mengkagetkan keduanya yang sedang sibuk memanggang.

 

Saat jinki menolehkan kepala, namja tampan itu sudah melihat adiknya Lee taeyon berada tepat dibelakang jinki dan minho. Yeoja imut itu bertolak pinggang dan menatap sinis ke arah oppanya.

 

“sejak kapan kau disana?” tanya jinki datar, kali ini sambil menghadap kearah sang adik.

 

“saat oppa mengatakan akan memanggang keroroku. Oppa jahat sekali” jawab taeyon sengit

 

“Ya! Kau tidak mengerti maksud perkataanku. Ini rahasia antara namja”

 

“lalu? Rahasia apa? Kenapa oppa mengancamnya” minho yang bingung harus berbuat apa melihat perdebatan kedua saudara ini hanya bisa diam. Terlebih setelah itu tangan mungil taeyon menariknya untuk berada di belakang tubuhnya. Seperti berusaha melindungi minho dari jinki.

 

“aishh.. Anak ini, itu semua kar…”

 

“sudah cukup! Kenapa kalian seperti anak kecil hah!! Disaat seperti ini malah berdebat!” belum selesai jinki berbicara, perkataan gweboon sudah sukses mengheningkan suasana.

 

“baby, oppamu ini tidak akan memanggang minhomu itu. Dan kau bunny, sudah ku katakan percayalah pada minho!” gweboon memang selalu berhasil membuat Lee bersaudara ini bungkam ketika mereka memperdebatkan masalah sepele seperti ini.

 

“sekarang lebih baik minho membantu babyku mengurus yang lain, biar aku yang memanggang” taeyon pun beranjak pergi sambil menggandeng tangan minho, namun…

 

“baby, kau tidak meminta maaf seperti biasa pada oppamu” seketika taeyon menghentikan langkahnya setelah mendengar perkataan gweboon.

 

Yeoja imut itu pun melepas gandengan tangannya dengan minho dan melangkah kearah jinki.

 

“maaf oppa aku sudah membentakmu” ucap taeyon pelan saat berada di hadapan jinki.

 

“ne. Kau tau? Ini bukan seperti yang kau bayangkan, sayang” taeyon menganggukan kepala saat jinki mengusap lembut kepalanya.

 

Setelah itu seperti perkataan gweboon, minho membantu yang lain bersama taeyon, sedangkan dirinya membantu jinki memanggang.

 

“kau seperti anak kecil” ujar gweboon pelan namun dapat didengar oleh jinki.

 

“tapi kau mencintaiku yang seperti anak kecil ini kan?” tanya jinki sambil menatap gweboon yang berada disampingnya.

 

“ne, aku mencintaimu.. Sangat Lee jinki” jinki hanya tersenyum dan mengecup kilat pipi kanan gweboon.

 

“aku lebih mencintaimu..” bisik jinki

 

disisi lain, taeyon dan minho sibuk menata makanan yang telah tersedia di meja. Minho masih tersenyum mengingat kedua saudara Lee ini tunduk dengan perkataan gweboon.

 

“gweboon noona hebat sekali, apa kalian selalu seperti itu?” tanya minho sambil menatap taeyon.

 

“ya. Gwe eonni selalu seperti itu jika aku dan jinki oppa berdebat. Dia akan lebih menyeramkan dari kami bahkan umma dan appa sudah terbiasa dengan itu semua” bisik taeyon pelan agar gwe tidak dengar.

 

“tapi kau tidak apa-apa kan?” tanya taeyon kali ini dengan menatap minho lekat. Bahkan yeoja imut itu menyuruh minho untuk memutarkan tubuhnya memastikan sang keroro baik-baik saja.

 

“pooh, aku tidak apa-apa.. Kau berlebihan”

 

“kau tidak tau, jinki oppa itu sangat protektif padaku. Bisa saja dia benar-benar memanggangmu”

 

“hey, aku bahkan bersyukur selama ini jinki hyung protektif padamu. Dia hanya memintaku untuk menjagamu, dan tanpa disuruh pun aku akan lebih overprotektif padamu” jelas minho

 

“sungguh kau akan menjagaku?” tanya taeyon memastikan kesungguhan minho.

 

“ne, aku sungguh-sungguh” jawab minho sambil mendekatkan dirinya pada taeyon.

 

“apa kau akan membahagiakanku?” tanya taeyon lagi.

 

“tentu saja, aku akan selalu membahagiakanmu, pooh” minho mengusap lembut pipi chubby taeyon yang sedikit menimbulkan warna merah. Eoh? Malukah.

 

“kau janji akan selalu mencintaiku?”

 

“ne, sampai kapanpun aku akan mencintaimu, pooh”

 

“dan kau tidak akan meninggalkanku kan?”

 

“kapan aku meninggalkanmu. Yang ku takuti itu kau yang akan melupakanku lagi”

 

“ya! Itu karna kau sudah banyak berubah. Sekarang aku tidak akan melupakanmu, aku akan selalu mengingatmu”

 

“kau memang harus selalu mengingatku mulai sekarang. Sekalipun kau lupa, aku akan terus mengingatkanmu. Bahwa aku adalah Choi Minho, namja yang akan selalu mencintaimu” taeyon benar-benar tersentuh dengan ucapan namja yang dicintainya itu. Dia percaya, minho akan selalu ada dihatinya. Dia tidak akan lupa akan namja yang akan menjadi suaminya ini.

 

“ternyata kau pintar merayu ya?” ucap taeyon sambil mencubit kedua pipi minho.

 

“aishh.. Poohhh.. Aku tidak sedang merayu, aku sungguh-sungguh”

“ya..ya.. baiklah aku percaya padamu Choi Minho”

 

chu~

 

minho sedikit terkejut ketika taeyon mengecup hidung bangirnya. Walau cuma sebuah kecupan kilat namun apa taeyon tau bahwa minho sangat menyukai itu.

 

“hey, siapa yang mengijinkanmu mengecup hidungku?”

 

“eoh? Wae?”

 

“hanya aku yang boleh memulainya. Mengecup, mencium, memeluk. Kau tidak boleh”

 

“memangnya kenapa? Kau tidak suka?”

 

“aku suka, aku bahkan sangat suka. Tapi sebelum kau resmi menjadi istriku kau tidak boleh melakukannya. Karna aku bisa melanggar perkataanku pada jinki hyung, kau mau aku benar-benar dipanggang oleh oppamu itu”

 

“memangnya kau akan melanggar apa?”

 

“hanya perjanjian sebelum kau menjadi milikku seutuhnya. Ini perjanjian rahasia, kau tidak boleh tau”

 

“ya sudah, kalau begitu kau juga aku tidak ijinkan berada sangat dekat denganku seperti ini, harus ada jarak satu meter sampai kita menikah nanti”

namun disaat taeyon ingin melangkah mundur, tangan minho dengan sigap menahannya untuk melangkah mundur.

 

“tidak ada perjanjian seperti itu, pooh” minho kembali mendekat pada taeyon.

 

“stop choi, kenapa kau boleh membuat perjanjian dengan jinki oppa sedangkan aku tidak. Kau juga melarangku tadi”

 

“baiklah kalau kau memaksa dengan perjanjian itu, aku akan merobek tiket pesawat ini dan aku akan katakan pada minjung … ”

 

“ok!! Tidak ada perjanjian, kita tetap harus pergi ke jepang!”

 

minho berusaha menahan tawanya melihat ekspresi taeyon saat mengatakan akan merobek tiket. oh god, dia sangat menggemaskan.

 

“baiklah tuan putri ~”

 

“kau menang”

 

“tentu, karna aku choi minho. Hahaha”

 

minho membawa tubuh mungil itu di dalam pelukannya, lagi-lagi mengabaikan sikon yang ada. Bagi minho rasanya sangat nyaman ketika bisa memeluk taeyon dengan erat seperti ini, dia berjanji akan membuat keluarga kecilnya bahagia kelak bersama taeyon.

 

“keroro…”

 

“mmm…”

 

“apa boleh aku yang memilih desain baju pernikahan kita”

 

“tentu, pooh”

 

“aku ingin pesta taman”

 

“baiklah”

 

“lalu aku ingin sebagian dekorasi pernikahan kita ada boneka beruang madu”

 

“Emm.. Apa itu akan bagus?”

 

“tentu, aku yakin”

 

“kalau seperti itu, aku setuju”

 

“lalu aku ingin kita meng…”

 

chu~

 

sebuah kecupan manis mendarat dibibir taeyon sebelum yeoja itu menyelesaikan perkataannya.

 

“aku akan menyetujui semua keinginanmu, asal aku bisa menikah denganmu. Kita akan buat pernikahan sesuai dengan keinginanmu” ucap minho, dan mendekati wajah tampannya lagi kearah taeyon. Dan…

 

chu~

 

“Choi minhoku yang terbaik. Saranghae”

 

“nado pooh~”

 

kembali berpelukan merasakan kebahagiaan yang saat ini menyelimuti keduanya. Merasakan detak jantung yang saling berpacu seakan ingin memberi tahu bahwa melodi detak jantung itu karna cinta . Namun…

 

“UHUK!!”

 

Ya, kalian pasti tau siapa yang akan merusak moment manis taemin dan minho saat ini. Suara batuk yang terdengar sangat tidak alami. Membuat pelukan keduanya terlepas.

 

Lee Jinki sudah berdiri tegak dengan melipat kedua tangannya di hadapan sang adik dan minho.

 

“maaf jika aku mengganggu moment kalian, tapi aku sudah memanggil sedari tadi. Jadi, bisakah kalian tunda dulu? Umma dan appa meminta kita berfoto bersama” jelas jinki panjang lebar.

 

“foto!!” mendengar kata foto, tentu saja taeyon langsung bersemangat. Yeoja cantik itu bahkan sudah berlari kearah keluarga yang lain berkumpul.

 

Sementara minho, namja itu terdiam sejenak sebelum melangkah dengan jinki disampingnya.

 

“kau masih mengingat ucapanku, choi” ucap jinki dingin. Ketahuan sekali jika ia masih kesal dengan minho yang memeluk adiknya.

 

“ne, hyung” jawab minho pasrah.

 

Semua berkumpul, dua keluarga yang menjadi satu dalam kebahagiaan. Jinki berdiri tepat disamping gweboon, dan minho berdiri tepat di samping taeyon. Kedua orang tua taeyon dan minho duduk di kursi yang berada di hadapan anak-anak mereka. Tidak lupa, senyum kebahagiaan tidak terlepas dari wajah mereka sampai flas kamera pada mereka.

 

Benar-benar foto penuh kebahagiaan.

.

.

.

. END

.

.

.

.

yeyyyy…. akhirnya tamat juga… tolong di komen ya.. kalo dikomen insya allah ada sequel waktu mereka pergi ke jepeng 🙂

Tinggalkan komentar