1

FF – Loving KEY (JinBoon) ~Part 5~

Title : Loving KEY (JinBoon) ~Part 5~

Author : Vhy

Cast : Kim Gwiboon/KEY, Lee Jinki, Son DongWoon, Kim Jonghyun *dan kawan kawan*

Genre : teka teki silang?!?

Length : 1 – ???

 

Foreword :

HAY~ Apa kabar??? Semoga baik semua ya~ 🙂 ngomong-ngomong masih ada yang inget ff ini? *gak adaaa* Hahaha maaf ya lama banget ngelanjutinnya. jujur aja nih kenapa aku lama ngelanjutinnya? soalnya aku lupa PW ini WP *pikun* . Ini part 5, langsung aja deh dibaca.. Jangan lupa RCL 🙂

 

.

.

.

.

 

“kau ingin pesan apa, baby?” tanya dongwoon kepada yeoja disampingnya.

 

“terserah kau saja, dear. Kau kan sudah biasa makan disini. Jadi kau pasti tau menu yang paling lezat disini” sahut sang yeoja.

 

“baiklah kalau begitu” dongwoon tersenyum lebar. Sudah lama ia tidak datang ke restoran ini. Dulu dia sering pergi ketempat ini bersama gwiboon. Butuh waktu cukup lama untuk melupakan perbuatannya yang dulu. Kini dongwoon sudah membuka lembar baru dalam kehidupannya bersama eunji dan menutup semua lembaran yang terdapat gwiboon didalamnya.

 

Dari kejauhan kedua pasang mata jinki tidak pernah lepas menatap pasangan yang berada tidak jauh dari dirinya berada. Jinki sudah sangat yakin bahwa namja yang saat ini dilihatnya itu adalah namja yang selalu berkunjung kerestoran bersama gwiboon. Tapi? Siapa yeoja yang saat ini sedang bersamanya itu?

 

“jangan menatap pelanggan dengan tatapan mengerikan seperti itu, hyung!” ucap jonghyun sambil berjalan melewati jinki, namun jinki menarik lengan jonghyun dan membuat namja itu menoleh ke arahnya.

 

“biar aku saja” jinki mengambil note yang dipegang oleh jonghyun dan menghampiri meja dongwoon.

 

“selamat datang, mau pesan apa?” tanya jinki ramah

 

“aku pesan hidangan spesial hari ini. Juga dengan minumannya” ucap dongwoon pada jinki dan jinki pun mencatat pesanan mereka.

 

Jinki terpaksa menunggu sampai dongwoon dan eunji selesai makan. Begitu pasangan itu menyelesaikan makan siangnya dan hendak pergi, jinki pun kembali menghampiri mereka.

 

“maaf, bolehkah saya menanyakan sesuatu pada anda?” tanya jinki sopan pada dongwoon

 

“ne? Tentang apa?” dongwoon bertanya balik dengan menatap bingung pada jinki.

 

“apa anda masih mengingat saya?” tanya jinki

 

“beberapa bulan yang lalu anda pernah datang ke restoran ini dengan teman yeoja anda, saat itu teman yeoja anda menyiram saya dengan jus” jelas jinki

 

wajah dongwoon langsung menegang. Dia memang tidak mengingat siapa jinki tapi dia ingat akan kejadian yang diceritakan namja dihadapannya ini dan dongwoon tau siapa yang dimaksud oleh jinki.

 

“sekarang teman anda itu sedang berada di rumah saya, dia sepertinya mengalami kecelakaan di laut”

 

“mwo?!” tampak jelas kali ini dongwoon benar-benar terkejut

 

Seketika diotaknya banyak pertanyaan akan ucapan jinki. Benarkah yang dimaksud jinki itu adalah gwiboon? Tapi bagaimana bisa yeoja itu masih hidup? Bukankah dia sudah… Ah, tidak mungkin! Gwiboon pasti sudah mati.

 

“sepertinya kau salah orang” sangkal dongwoon sambil berusaha bersikap tenang.

 

“aku tidak pernah memiliki teman sekejam itu sampai menyisammu dengan jus” lanjutnya

 

“tapi saya benar-benar ingat kalau anda yang saat itu datang bersama yeoja itu” ujar jinki meyakinkan

 

“mungkin saja namja yang anda maksud wajahnya mirip denganku. Ya, memang aku sering datang ke restoran ini. Tapi itu bersama kedua orangtuaku”

 

jinki terdiam sejenak, dia berusaha mengingat apakah dia salah orang. Pikirannya mulai ragu.

 

“kalau begitu maaf karna saya sudah menyita waktu anda, sepertinya saya salah” ujar jinki dengan sedikit membungkuk.

 

“ne, tidak apa-apa” dongwoon tersenyum lebar walau hatinya berdebar kencang.

 

Jinki pun meninggalkan meja dongwoon dengan kecewa. Tadinya dia berharap akan segera mendapatkan titik terang tentang keberadaan keluarga gwiboon. Namun sekarang harapannya itu harus pupus kembali.

 

Sementara itu dongwoon menjadi tidak tenang semenjak jinki menanyakan perihal tentang gwiboon padanya. Benarkan yeoja itu masih hidup? Tapi, jika benar yeoja yang dimaksud itu adalah gwiboon, mengapa dia tidak pulang ke rumahnya.

 

Sepertinya tidak mungkin kalau yeoja yang dimaksud itu adalah gwiboon. Kalaupun benar gwiboon masih hidup, tentu sekarang dongwoon sudah berada di dalam sel penjara karna percobaan pembunuhan. Tapi bukankah waktu itu tubuh gwiboon tidak ditemukan oleh tim SAR. Bisa saja perkataan jinki benar.

 

Akhirnya pada keesokkan hari dongwoon memutuskan kembali ke restoran tempat jinki berkerja. Dia harus mengechek kebenaran perkataan jinki dan mencari tau dimana pelayan itu tinggal. Dongwoon merasa hidupnya tidak akan tenang jika belum memastikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa yeoja yang dimaksud itu bukanlah gwiboon.

 

Setelah mencari beberapa informasi mengenai tempat tinggal jinki. Akhirnya dongwoon mendapatkan alamat yang dicarinya. Namja itu bergegas saat itu juga menuju alamat yang telah dia dapatkan.

 

Dan dongwoon benar-benar tidak mempercayai penglihatannya. Meski saat ini dia berada didalam mobil miliknya, namun dia masih mengenali gwiboon dengan baik walaupun penampilan yeoja itu sangat sederhana sekarang.

 

Yeoja yang saat ini sedang duduk di teras rumah sederhana bersama jinki. Astaga, ternyata benar! Gwiboon belum meninggal. Dongwoon pun semakin gusar, bagaimana jika semuanya terbongkar dan dia masuk dalam penjara. Tapi apa yang dilakukan gwi di rumah itu? Dan kenapa sampai sekarang dia tidak pulang kerumahnya dan melaporkan semuanya? Sebenarnya apa yang telah terjadi?

 

.

.

.

.

 

Sementara itu, taeyon sedang berada di swalayan menemani nyonya kim untuk membeli keperluan bahan pokok selama sebulan. Jika ada waktu luang nyonya kim memang selalu menyempatkan diri membeli sendiri keperluan bahan pokok dirumahnya tentu di temani pelayan rumah bahkan kadang dia juga ditemani gwiboon. Tapi sekarang taeyon dengan senang hati menemaninya.

 

“ahjumma, apa ini cukup?” tanya taeyon sambil menunjuk beberapa kantong gula.

 

“ne, itu cukup. Sepertinya semuanya sudah” mengecek kembali semua bahan pokok pada keranjang dorang yang berada dihadapan taeyon.

 

“apa kau tidak mau membeli sesuatu lagi, sayang?” tanya nyonya kim pada taeyon, dan dijawab dengan gelengan kepala oleh taeyon. Karna semua bahan pokok yang diperlukan sudah terkumpul di keranjang, mereka pun bergegas ke kasir untuk membayar.

 

“oh iya, setelah ini bisakah kau mengantar ahjumma ke toko perhiasan, sayang?” ucap nyonya kim setelah mereka membayar semua belanjaan mereka.

 

“ne, apa ahjumma ingin membeli perhiasan?”

 

“anniyo, hanya ingin memperbaiki kalung kesayangan ahjumma yang putus”

 

“baiklah” setelah memasukkan semua belanja ke dalam mobil, mereka pun pergi ke toko perhiasan yang dimaksud nyonya kim.

 

Sesampainya di toko perhiasan, nyonya kim yang memang sudah mengenal baik pemilik toko, mengatakan mengenai kalung kesayangannya. Sembari menunggu kalung tersebut, dia memperhatikan perhiasan-perhiasan cantik yang terpajang dalam meja kaca di hadapannya.

 

Taeyon yang berada di samping nyonya kim pun ikut memperhatikan perhiasan-perhiasan dengan model keluaran terbaru.

 

Namun, mata nyonya kim terbelalak melihat sebuah cincin yang terletak paling belakang dari deretan perhiasan yang terpajang, dia sangat terkejut melihat cincin yang sama persis seperti milik gwiboon.

 

Bagaimana bisa cincin itu ada disini? Setaunya, sang suami memesan dua cincin dengan model yang sama hanya untunya dan anak mereka, gwiboon.

 

“ahjumma, ada apa?” tanya taeyon saat melihat ekspresi nyonya kim yang terlihat shock.

 

“taeyonie, i..itu.. itu cin..cin milik gwiboon” ucapnya sambil menunjuk cincin yang dia maksud pada taeyon. Taeyon pun mengarahkan pandangannya pada arah yang ditunjuk. Sebuah cincin cantik dengan manik berlian.

 

“mungkin modelnya sama, ahjumma” sahut taeyon

 

“tidak, itu cincin milik gwiboon! Cincin itu di pesan khusus dua buah saja oleh ahjushi mu” jelas nyonya kim, lalu dia memanggil karyawan toko perhiasan ter sebut untuk mengambilkan cincin itu.

 

Astaga! Terdapat dua buah huruf kapital di dalam lingkar cincin itu, ‘K.G’ singkatan dari ‘Kim Gwiboon’ yang memang sengaja dibuat saat memesannya. Taeyon yang melihat itu pun tak kalah shock dengan nyonya kim. Seketika banyak pertanyaan yang muncul dalam fikiran mereka.

 

“ini benar-benar milik anakku” ucap nyonya kim bagai berbisik sambil memandang cincin yang ada ditangannya. Melihat hal itu hati taeyon merasa sangat sakit, apakah benar firasatnya bahwa gwi masih hidup.

 

“maaf, bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya taeyon pada karyawan toko

 

“ne, silahkan nona”

 

“cincin ini? Sebelumnya apakah ada seseorang yang menjualnya?” karyawan toko itu pun terdiam untuk mengingat apakah sebelumnya ada seseorang yang menjual cincin itu.

 

“oh cincin itu, memang sebelumnya ada seseorang yang datang kemari untuk menjualnya” jawab pemilik toko sebelum sang karyawan menjawab.

 

Nyonya kim tersentak, begitu juga dengan taeyon. Mereka seperti mendapat sebuah harapan baru setelah mendengar ucapan sang pemilik toko. Benar, mungkin tuhan bermaksud memberi petunjuk bahwa gwi masih hidup.

 

“kapan itu terjadi? Apa seseorang yang anda maksud itu seorang yeoja?” tanya taeyon lagi

 

“emm.. Itu sekitar dua bulan yang lalu, ada seorang namja yang datang dan menjual cincin itu”

“namja” ucap taeyon untuk memastikan, dan dibenarkan oleh pemilik toko.

 

“siapa nama namja itu? Apa anda masih mengingatnya?!” tanya nyonya kim kali ini

 

“emm aku tidak tau siapa nama namja itu nyonya, tapi dia namja bertubuh tinggi tegap, wajahnya seperti keturunan arab (?)” jelas pemilik toko.

 

“dongwoon” terka taeyon seperti berbisik namun itu dapat didengar oleh nyonya kim.

 

.

.

.

.

 

 

Sudah beberapa hari ini dongwoon selalu datang ke daerah perumahan tempat jinki tinggal. Dia selalu mengamati gwiboon dari jauh, dan semakin dia mengamati maka semakin heranlah dia. Bagaimana tidak? Gwi sudah banyak berubah, dia sudah bisa menyapu dan mengepel bahkan tidak jarang bergurau dengan tetangga-tetangga lain, penampilannya pun sangat sederhana. Kadang dia memakai kaos oblong dengan celana pendek. Padahal dulu dia selalu perfect, tidak boleh terlihat cacat sedikit pun dan harus modis.

 

Fikiran dongwoon sepertinya benar, ada yang tidak beres dengan yeoja itu. Tidak mungkin gwi berubah seperti itu. Apakah otaknya menjadi rusak karna telah tenggelam dilaut dan terbentur cukup keras?

 

Dongwoon sudah tidak dapat lagi mengekang rasa penasarannya lebih lama lagi. Dia pun memberanikan diri untuk menemui gwiboon. Dia benar-benar ingin tau sebenarnya apa yang telah terjadi pada gadis itu. Melihat gwiboon yang sekarang, dongwoon berharap dalam hati bahwa yeoja itu juga sudah melupakan kejadian diatas perahu motornya waktu itu.

 

Lagi pula dia sudah memastikan bahwa saat ini gwiboon sedang sendiri di rumah itu, tadi dia sempat melihat jinki sudah berangkat untuk berkerja.

 

Jinki pun keluar dari mobil miliknya dan berjalan menuju rumah jinki. Dan sesampainya disana dengan ragu dia berusaha untuk menegur gwiboon yang sedang menjemur pakaian.

 

“a..annyeong…”

 

mendengar sapaan itu pun gwiboon menoleh dan matanya mendapati seorang namja yang memandanginya dengan tatapan tidak percaya.

 

“ne, nuguya?” sahut gwiboon ramah

 

dongwoon tepat pada saat itu terenyak kaget, tubuhnya seketika kaku mendengar perkataan gwiboon. Kenapa yeoja itu tidak mengenalinya? Tatapan matanya pun terlihat heran memandang dongwoon, seakan tidak pernah bertemu sebelumnya.

 

“emm anda mau mencari siapa?” ulang gwiboon ketika melihat dongwoon terdiam dalam lamunannya.

 

Sekarang dongwoon benar-benar yakin bahwa gwiboon tidak mengenalnya sama sekali. Mungkin benar yeoja dihadapannya ini mendapatkan benturan yang cukup keras dikepalanya saat tenggelam, lalu hilang ingatan.

 

“oh, mian.. Sepertinya aku salah orang, ku kira kau temanku” kilah dongwoon

 

“oh, tidak apa-apa..” kata gwiboon sambil tersenyum.

 

“kalau begitu aku permisi. Maaf, sudah mengganggu” setelah berpamitan dongwoon pun bergegas pergi dari hadapan gwiboon.

 

Sepanjang perjalanan pulang, dongwoon merasa semakin tidak tenang. Pikirannya kalut, dia tidak menyangka bahwa gwi masih hidup. Sekarang apa yang harus dia lakukan? Percobaan pembunuhan itu gagal, walau gwiboon saat ini menderita amnesia, namun suatu saat nanti pasti ingatannya akan kembali, dan jika itu terjadi hancur sudah masa depannya. Pasti dia akan di penjara.

 

Dongwoon berusaha keras memikirkan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya. Namun, sekeras apapun dia berusaha mencari ide untuk menutupi masalahnya. Ide itu tidak pernah muncul. Hanya ada satu jalan, yaitu melenyapkan gwiboon sebelum yeoja itu kembali memperoleh ingatannya.

 

.

.

.

.

 

Sementara itu, semenjak bertemu dengan dongwoon jinki kembali mengingat-ingat apakah benar dia salah orang, tapi sepertinya memang dongwoon lah yang saat itu datang bersama gwiboon.

 

“hey.. Kau melamun, hyung?” jonghyun menepuk pundak jinki tiba-tiba dan sukses membuat namja itu terkejut

 

“ishhh.. Bisakah kau tidak datang tiba-tiba.. Kau seperti hantu!”

 

“ya! Siapa yang kau sebut hantu? Aku? Hah bahkan tidak ada hantu yang tampan seperti aku!” gerutu jonghyun

 

sekarang adalah waktu untuk restoran tutup, semua pekerja pun sudah bersiap untuk pulang, begitu juga dengan jinki dan jonghyun. Jinki mengambil tas punggung miliknya yang tersimpan di dalam loker kerjanya, sementara jonghyun sudah bersiap untuk keluar dari restoran, tapi sebelum benar-benar keluar dari restoran, namja tampan itu lagi-lagi mengucapkan kata maaf pada jinki karna untuk hari ini jonghyun tidak bisa mengantar jinki pulang dengan motornya seperti biasa.

 

“maaf hyung, kau tidak apa-apa kan ku tinggal?” tanya jonghyun.

 

“hey! Aku bukan anak kecil berumur 5 tahun yang akan tersesat karna lupa jalan pulang! Sudahlah, kau cepat pergi! Bersenang-senanglah hari ini dengan jiyon” seru jinki

 

“baiklah… Bye hyung”

 

jinki hanya berdengung menjawab perkataan jonghyun, sahabatnya itu pun pergi dengan motornya menuju tempat jiyon berada.

 

Setelah selesai membereskan semua tugasnya, jinki pun memakai tas punggungnya dan bergegas pulang. Berjalan menuju halte yang letaknya tidak terlalu jauh dengan restoran tempat dia berkerja, sesekali bersenandung kecil untuk menghilangkan rasa bosan yang dirasakannya. Tapi, langkahnya terhenti sebelum jinki sampai pada tempat yang ditujunya. Seorang yeoja cantik berumur sekitar 45 tahun berada beberapa langkah dihadapannya, yeoja itu tersenyum lembut kearah jinki seakan memberitahu bahwa ia sangat rindu pada namja tampan itu.

 

“umma…” gumam jinki pelan

 

seakan mendengar panggilan halus dari jinki, yeoja yang dipanggilnya dengan sebutan umma pun perlahan mendekat ke arahnya berada. Jinki pun hanya bisa diam ditempat setelah kedua matanya benar-benar melihat sang umma berada dihadapannya.

 

Jinki dapat merasakan kedua tangan lembut ummanya yang saat ini sedang menyentuh kedua sisi pipi miliknya, sedikit dia merasa tangan sang umma gemetar namun kehangatan tangan tersebut membuat jinki merasa nyaman.

 

“pipimu semakin chubby, apa kau makan dengan baik tiga tahun terakhir ini?” tanya sang umma sambil sedikit mencubit pipi anaknya.

 

“anak umma jadi semakin tampan…”

 

tanpa menjawab perkataan ummanya, jinki memeluk erat tubuh wanita yang telah melahirkannya itu. Sungguh, dia sangat merindukan sang umma.

 

“umma.. ” panggil jinki lembut dalam pelukan ibunya

 

“ne, sayang..”

 

“aku merindukanmu”

 

“kalau begitu pulanglah, pulanglah kerumah jinki..”

 

.

.

.

.

.

 

T B C

 

.

.

.

bagaimana??? pendek banget ya? hahaha MAAF..

tapi tetep tunggu kelanjutannya yaa~